Ikuti Kami

Muslimah Talk

Selain Humaira, Ini Panggilan Rasulullah untuk Sayyidah Aisyah

sayyidah aisyah

BincangMuslimah.Com- Beberapa waktu lalu, Indonesia diviralkan dengan lagu Aisyah Istri Rasulullah yang ditulis oleh Mr. Bie dan Razif sebagai pencipta komposisi lagunya yang berasal dari negeri jiran; Malaysia. Lagu yang telah dicover banyak musisi ini dalam salah satu liriknya disebutkan bahwa Sayyidah Aisyah r.a. memiliki panggilan Humaira’ . Selain Humaira’, panggilan untuk Sayyidah Aisyah r.a. lainnya adalah sebagai berikut.

1. ‘Aisya (tanpa ha’).

Rasulullah saw. telah memberikan nama julukan/laqab kepada sayyidah Aisyah r.a. dengan panggilan yang lembut, yakni “ ‘Aisya (tanpa ha’)”. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw. sebagai berikut.

إِنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا يَا عَائِشَ هَذَا جِبْرِيلُ يُقْرِئُكِ السَّلَامَ فَقُلْتُ وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ…. (رواه البخاري)

Sesungguhnya Aisyah r.a. berkata, suatu hari Rasulullah saw. bersabda, “Ya ‘Aisya/Wahai Aisya, Ini jibril mengucapkan salam kepadamu.” Aku berkata, “Atasnya keselamatan, rahmat Allah dan keberkahannya….” (H.R. Al-Bukhari)

Panggilan ‘Aisya ini di dalam ilmu Nahwu disebut dengan tarkhim, yaitu memanggil nama orang dengan membuang huruf akhirnya. Misalnya Ya Aisyatu menjadi Ya Aisyu atau Ya Aisya.

2. Muwaffaqah

Rasulullah saw. juga telah memberi Sayyidah Aisyah r.a. panggilan Muwaffaqah sebagaimana terekspos dalam hadis sebagai berikut.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ كَانَ لَهُ فَرَطَانِ مِنْ أُمَّتِي أَدْخَلَهُ اللَّهُ بِهِمَا الجَنَّةَ فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَمَنْ كَانَ لَهُ فَرَطٌ مِنْ أُمَّتِكَ؟ قَالَ : وَمَنْ كَانَ لَهُ فَرَطٌ يَا مُوَفَّقَةُ قَالَتْ : فَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ فَرَطٌ مِنْ أُمَّتِكَ؟ قَالَ: فَأَنَا فَرَطُ أُمَّتِي لَنْ يُصَابُوا بِمِثْلِي. (رواه الترمذي)

Dari Ibnu Abbas r.a., ia menceritakan bahwasannya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang memiliki dua anak yang belum balig dan meninggal, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga.” Aisyah bertanya, “Bagaimana kalau hanya satu anak saja dari umatmu?’ Beliau menjawab, “Walau hanya satu anak saja, wahai muwaffaqah (orang yang semoga diberi petunjuk Allah).” (Aisyah) bertanya, “Bagaimana jika ada dari umatmu yang tidak mempunyai anak yang meninggal.” Beliau menjawab, “Maka, sayalah orang yang akan meninggal lebih dulu dan mendahului kalian. Mereka tidak akan tertimpa sebagaimana yang aku rasakan.” (H.R. At-Tirmidzi)

Baca Juga:  Hari Anak Sedunia, Momentum Untuk Mempedulikan Anak-anak dari Kekerasan

3. Humaira’

Adapun hadis yang menunjukkan bahwa Nabi saw. memberi nama panggilan “Humaira’” kepada Sayyidah Aisyah r.a. adalah sebagai berikut.

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: دَخَلَ الْحَبَشَةُ الْمَسْجِدَ يَلْعَبُونَ فَقَالَ لِي: يَا حُمَيْرَاءُ أَتُحِبِّينَ أَنْ تَنْظُرِي إِلَيْهِمْ فَقُلْتُ: نَعَمْ ، فَقَامَ بِالْبَابِ وَجِئْتُهُ فَوَضَعْتُ ذَقَنِي عَلَى عَاتِقَهُ فَأَسْنَدْتُ وَجْهِي إِلَى خَدِّهِ قَالَتْ: وَمِنْ قَوْلِهِمْ يَوْمَئِذٍ أَبَا الْقَاسِمِ طَيِّبًا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: حَسْبُكِ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ لاَ تَعْجَلْ، فَقَامَ لِي ثُمَّ قَالَ: حَسْبُكِ فَقُلْتُ: لاَ تَعْجَلْ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَتْ: وَمَا لِي حُبُّ النَّظَرِ إِلَيْهِمْ، وَلَكِنِّي أَحْبَبْتُ أَنْ يَبْلُغَ النِّسَاءَ مَقَامُهُ لِي وَمَكَانِي مِنْهُ. (رواه النسائي)

Dari Aisyah r.a.; istri Nabi saw., ia berkata, “Orang-orang Habasyah masuk masjid dan menunjukkan atraksi permainan, lalu Rasulullah saw. bersabda kepadaku, “Wahai Humaira’, apakah engkau mau melihat mereka?” Aisyah menjawab, “Iya.” Maka Nabi saw. berdiri di depan pintu, lalu aku datang dan aku letakkan daguku pada pundak Rasulullah saw. dan aku tempelkan wajahku pada pipi beliau.” Lalu ia mengatakan, “Di antara perkataan mereka tatkala itu adalah, Abul Qasim lakukanlah kebaikan kepada kami.” Lalu Rasulullah saw. mengatakan, “Apakah sudah cukup wahai Aisyah?. Ia menjawab, “Jangan terburu-buru wahai Rasulullah.” Maka beliau pun tetap berdiri, Lalu Nabi saw. mengulangi pertanyaannya., “Apakah sudah cukup wahai Aisyah?”Namun Aisyah tetap menjawab, “Jangan terburu-buru wahai Rasulullah saw.,” Aisyah mengatakan, “Sebenarnya bukan karena aku senang melihat permainan mereka, tetapi aku hanya ingin memperlihatkan kepada para wanita bagaimana kedudukan Nabi saw. terhadapku dan kedudukanku terhadapnya. (H.R. An-Nasa’i)

Imam Adz-Dzahabi mengatakan bahwa sayyidah Aisyah r.a. merupakan sosok wanita berkulit putih dan cantik jelita, oleh sebab itu maka ia dipanggil Humaira’. Humaira’ sendiri berasal dari kata hamra’u yang berarti merah (untuk jenis perempuan, sedangkan untuk jenis laki-laki adalah ahmar), dan ketika berubah menjadi humaira’ berarti kemerah-merahan. Yakni gadis yang berkulit putih ketika tersipu malu, maka biasanya pipinya akan berubah menjadi kemerah-merahan. Namun ada yang mengatakan bahwa humaira’ atau warna merah itu adalah warna putih yang tinggi sekali levelnya.

Baca Juga:  Tips agar Tidak Loyo selama Berpuasa

Menurut imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani di dalam kitab Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari menyebutkan bahwa beliau tidak mendapati hadis lain yang menyebutkan Al-Humaira’, kecuali dalam hadis tersebut di atas, yakni hadis riwayat imam An-Nasa’i dalam Sunan An-Nasa’i Al-Kubra.

4. As-Shiddiqah

Nama panggilan atau laqab/gelar Ash-Shiddiqah ini masyhur dikalangan ulama’ ketika menyebutkan nama sayyidah Aisyah r.a. Salah satunya adalah Masruq di dalam periwayatannya ia menyebutkan sebagai berikut.

عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ حَدَّثَتْنِي الصِّدِّيقَةُ بِنْتُ الصِّدِّيقِ….(رواه أحمد)

Dari Masruq, ia berkata, Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq telah menceritakan kepadaku ….. (H.R. Ahmad)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari dan imam Al-Mubarakfuri di dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi ketika mensyarah hadis tentang keutamaan sayyidah Aisyah r.a. juga menyebutkan dengan panggilan Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq/ perempuan jujur putrinya seorang yang jujur.

Imam Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadraknya dan imam Abu Nuaim di dalam kitab Hilyatul Auliya’nya pun menyebutkan dengan panggilan Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq ketika mencantumkan hadis riwayat sayyidah Aisyah r.a.

Panggilan atau gelar Ash-Shiddiqah yang berarti perempuan yang jujur/benar mungkin dinisbatkan oleh para ulama’ kepada sayyidah Aisyah r.a. sebagaimana gelar yang disematkan kepada ayahnya; Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Demikianlah panggilan-panggilan atau nama laqab/gelar yang diberikan kepada sayyidah Aisyah r.a. Tiga di antaranya tersebut diberikan langsung oleh Rasulullah saw. Hal ini menunjukkan bahwa sayyidah Aisyah r.a. memiliki tempat yang spesial di hati Rasulullah saw. Sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa harmonisasi dalam rumah tangga itu bisa ditunjukkan dengan menyebut nama panggilan khusus atau ‘sayang’ kepada pasangan masing-masing. Sehingga, pasangan merasa dihargai dan dicintai oleh pasangannya. Wa Allahu A’lam bis shawab.

Rekomendasi

Tafsir Surah At-Tahrim Ayat 11: Teladan Perempuan Salihah

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

Belajar dari Fitnah yang Menimpa Sayyidah Aisyah  

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Shafiyyah binti Huyay, Perempuan Yahudi yang Masuk Islam dan Jadi Istri Nabi

Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

Komentari

Komentari

Terbaru

Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi? Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi?

Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi?

Keluarga

Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi’i

Muslimah Daily

Menilik Hak Politik Penyandang Disabilitas dalam Pemilu

Kajian

Na’ilah Hasyim Sabri, Mufassir Perempuan Asal Palestina

Muslimah Talk

Pernikahan Mencegah Zina Pernikahan Mencegah Zina

Quraish Shihab: Pernikahan Anak Usia Dini Bukan Cara Bijak Mencegah Zina

Khazanah

Surah an-Najm Ayat 45-46: Penentuan Jenis Kelamin pada Bayi Surah an-Najm Ayat 45-46: Penentuan Jenis Kelamin pada Bayi

Surah an-Najm Ayat 45-46: Penentuan Jenis Kelamin pada Bayi

Kajian

Pentingnya Bermazhab dalam Islam

Ibadah

Antara Jamaah dan Khusu’, Mana yang Lebih Diutamakan? Antara Jamaah dan Khusu’, Mana yang Lebih Diutamakan?

Antara Jamaah dan Khusu’, Mana yang Lebih Utama?

Ibadah

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi’i

Muslimah Daily

Menilik Hak Politik Penyandang Disabilitas dalam Pemilu

Kajian

Connect