Ikuti Kami

Muslimah Talk

Kaum Santri; Ashabul Kahfi Masa Kini

Ashabul Kahfi Masa Kini
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Sudah tidak asing lagi terdengar kisah tentang 7 orang pemuda beserta seekor anjingnya yang mengasingkan diri di gua karena ingin menjaga akidah yang mereka anut. Karena persembunyian mereka di dalam gua ini, akhirnya mereka dijuluki sebagai Ashabul Kahfi (penghuni gua). 

Pengasingan ini berlangsung dalam tidur panjang mereka selama sekitar 309 tahun. Namun karena kuasa Allah Swt. mereka hanya merasa tidur selama sehari atau setengah hari saja. Tatkala mereka keluar dari gua, mereka malah mendapati banyak perubahan yang terjadi yang membuktikan betapa lamanya mereka berada di dalam gua. 

Kisah fenomenal ini telah terjadi berabad-abad yang lalu dan diabadikan di dalam Alquran tepatnya di dalam Qs Al-Kahfi [18]: 22-26. Kisah ini adalah sebuah kisah yang diceritakan di dalam Alquran sebagai pelajaran bagi umat Nabi Muhammad saw. Di dalam kisah ini, kita akan melihat bagaimana para pemuda tersebut memilih untuk mengasingkan diri dan bersembunyi di dalam gua untuk mempertahankan keimanan mereka. 

Jika kita perhatikan lebih dekat, di zaman dengan kemajuan teknologi ini pun bisa jadi masih ada orang-orang yang pantas diberi julukan Ashabul Kahfi masa kini. Mereka adalah kaum sarungan bergelar santri. Gelar ini tidak akan lekang oleh waktu, tidak akan pupus ditelan zaman, ia akan tertaut selamanya di jiwa pemiliknya. 

Ini adalah gelar seumur hidup yang diberikan untuk para penuntut ilmu yang tinggal di pesantren untuk mengaji dan mengabdi. Santri memang sangat relevan dengan Ashabul Kahfi karena santri adalah orang-orang yang memiliki keterbatasan dengan dunia luar. Tidak mengenal dunia maya, tidak mengenal hiruk pikuk dunia, semua hening dalam pengembaraan untuk mengaji dan mengabdi. 

Mencari bekal untuk menguatkan akidah dan iman. Menguatkan jiwa dan hati untuk bekal menghadapi dunia yang semakin berkembang. Perbedaannya, santri bukan orang-orang yang hanya memejamkan mata di pesantren lalu keluar dan mendapati dunia yang sudah berkembang. Santri tidak boleh hanya tidur di pesantren untuk mempertahankan akidah mereka, justru para santri harus lebih giat untuk belajar agar bisa menyongsong kehidupan dan menjadi generasi yang bisa memajukan islam.

Sebagaimana pepatah Arab mengatakan:

شُبّاَنُ الْيَوْمِ رِجَالُ الغَدِّ

Pemuda masa kini adalah pemimpin di masa depan

Meski santri adalah Ashabul Kahfi yang memiliki akses sangat terbatas dengan dunia luar bukan berarti santri adalah komunitas kudet (kurang update) yang hanya mengetahui dunia pesantren saja. Karena sejatinya pesantren adalah miniatur kehidupan masyarakat. 

Di pesantren, santri belajar bagaimana cara bersosialisasi melalui komunikasi mereka dengan teman-teman mereka yang berasal dari berbagai daerah, santri belajar tentang kesabaran melalui budaya mengantri, santri belajar menghargai, tolong menolong, gotong royong dan sebagainya. Sehingga menjadi santri adalah proses mematangkan diri agar bisa hidup bermasyarakat dengan baik, menjadi yang berpengaruh bukan terpengaruh, bisa memberikan tuntunan bukan hanya sekedar tontonan, yang bisa selalu bermanfaat bukan hanya sesaat. 

Sebagaimana Ashabul Kahfi yang mempertahankan akidah dengan mengasingkan diri dan bersembunyi di gua, santri juga mengasingkan diri di dalam pesantren untuk menguatkan akidah dan mempersiapkan diri untuk menyebarkan akidah. 

Dengan demikian sah-sah saja mengatakan bahwa santri adalah para Ashabul Kahfi masa kini yang mengasingkan diri di dalam pesantren untuk bisa menjadi Ashabul Kahfi di luar pesantren. 

Rekomendasi

peran santri moderasi beragama peran santri moderasi beragama

Peran Santri dalam Merealisasikan Moderasi Beragama

kekerasan seksual UU TPKS kekerasan seksual UU TPKS

Penerapan UU TPKS Perlu Sampai ke Pesantren

Adab Santri Yang Mengagungkan Guru, Apakah Bid’ah?

peran santri moderasi beragama peran santri moderasi beragama

Tradisi Ngalap Berkah Kiai di Kalangan Santri

Ditulis oleh

Alumni Pesantren As'ad Jambi dan Ma'had Aly Situbondo. Tertarik pada Kajian Perempuan dan Keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Tampil Menarik dengan Memanjangkan Kuku, Bolehkah? Tampil Menarik dengan Memanjangkan Kuku, Bolehkah?

Tampil Menarik dengan Memanjangkan Kuku, Bolehkah?

Muslimah Daily

shalat bersuci diulang tayamum shalat bersuci diulang tayamum

Tiga Hal yang Membatalkan Tayamum

Ibadah

Bacaan Wudhu Lengkap Arab, Latin, dan Artinya Bacaan Wudhu Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan Wudhu Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

Ibadah

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam Hukum Saweran Shalawat dalam Islam

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam, Bolehkah?

Kajian

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Ini Syarat Qira’ah Sab’ah Dijadikan Hujjah dan Diamalkan

Kajian

Perempuan dalam Pergulatan Masyarakat Arab Perempuan dalam Pergulatan Masyarakat Arab

Perempuan dalam Pergulatan Masyarakat Arab

Muslimah Talk

Youth Camp “Muda Toleran” 2023: Siapkan Pemuda Agen Kedamaian Youth Camp “Muda Toleran” 2023: Siapkan Pemuda Agen Kedamaian

Youth Camp “Muda Toleran” 2023: Siapkan Pemuda Agen Perdamaian

Berita

Islam Ajarkan Bersikap Ramah dan Sambut Perempuan dengan Ceria Islam Ajarkan Bersikap Ramah dan Sambut Perempuan dengan Ceria

Islam Ajarkan Bersikap Ramah dan Sambut Perempuan dengan Ceria

Muslimah Talk

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

Muslimah Talk

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Kajian

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

Muslimah Talk

3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

Ibadah

menolak dijodohkan menolak dijodohkan

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keluarga

Jati Diri Perempuan dalam Islam Jati Diri Perempuan dalam Islam

Resensi Buku Jati Diri Perempuan dalam Islam

Kajian

Connect