BincangMuslimah.Com – Semakin meningkatnya jumlah populasi manusia seiring dengan semakin meningkat pula eksploitasi alam akibat kepentingan pribadi. Hal tersebut menjadi penyebab kerusakan habitat asli baik tumbuhan maupun hewan dan mengancam populasi mereka di ambang kepunahan.
Data Populasi
Salah satu primata yang terancam punah akibat ulah manusia adalah owa jawa. Penelitian, M. Fadhil Randa Putra dkk, berjudul ‘Studi Populasi dan Habitat Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert 1797) di Kawasan Wana Wisata Kali Paingan Linggo Asri, Pekalongan, Jawa Tengah’ menyebutkan bahwa 12 individu owa jawa yang tersebar dalam 4 kelompok. Dengan kepadatan individu mencapai 13,75 individu per kilometer persegi dan kepadatan kelompok sebesar 4,39 kelompok per kilometer persegi.
Habitat representatif yang diperhitungkan memiliki luas sekitar 6,7 KM. Sehingga prediksi populasi owa jawa mencapai 92 individu yang terbagi dalam 29 kelompok. Owa jawa tersebar di kawasan dengan ketinggian antara 630 hingga 780 meter di atas permukaan laut, dengan ukuran kelompok yang bervariasi. Selain itu, penelitian mengidentifikasi 25 spesies vegetasi tingkat pohon yang termasuk dalam 21 famili, serta 4 spesies vegetasi tingkat tiang yang berasal dari 4 family. Dari berbagai jenis vegetasi yang ditemukan, bambu (Bambusa vulgaris) dan benda (Artocarpus elasticus) menjadi spesies yang paling dominan.
Rahayu Oktaviani, Raih Penghargaan Konservasi Lingkungan UK
Keberadaan owa jawa tersebut menarik minat para peneliti dan pengkaji, khususnya dari golongan perempuan. Terdapat tiga ahli primate perempuan yang terkenal dengan sebutan ‘The Trimates’ meliputi Birutė Galdikas, Dian Fossey, dan Jane Goodall. Ketiganya berfokus untuk meneliti primate, khususnya orang utan.
Dari tiga perempuan inspiratif tersebut menarik minat Rahayu Oktaviani untuk meneliti dan melestarikan owa jawa yang terancam punah. Ia mendedikasikan diri tidak hanya dalam pelestarian satwa, tetapi juga pemberdayaan perempuan di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Mengutip chanel youtube BBC News Indonesia, Rahayu Oktaviani merupakan salah satu mahasiswi di Intitut Pertanian Bogor. Ia masih berkecimpung dengan studi yang mengkaji konservasi sumber daya hutan. Sejak 2008 dan lebih dari 15 tahun waktu yang telah ia habiskan untuk meneliti dan melestarikan owa jawa.
Atas dedikasi melestarikan owa jawa, pada Rabu, 30 April 2025, Rahayu Oktaviani mendapat anugrah Whitley Award. Ia meraih sebuah penghargaan bergengsi di UK dalam bidang konservasi lingkungan dari organisasi amal, Whitley Fund for Nature.
Upaya Ayu dan Tim dalam Konservasi dan Pemberdayaan Perempuan
Dalam sambutannya Ayu (nama sapaannya), menyebutkan bahwa semakin banyak ia menghabiskan waktu, terutama dengan teman-teman asisten peneliti, masyarakat, dan sebagainya membuatnya menyadari ada celah yang cukup besar antara pengetahuan sebagai peneliti dan juga eksklusivitas sebagai peneliti dengan masyrakat lokal khususnya. Oleh karena itu, Ayu berinisiatif mendirikan Ambu Halimun, program pemberdayaan yang melibatkan 12 perempuan setempat. Dengan harapan dapat memberdayakan perempuan untuk mengembangkan diri dan menjadi salah satu ikon dalam konservasi juga.
Langkah Ayu tidak berhenti karena puas memperoleh penghargaan tersebut. Ke depan, Ayu dan tim berencana memperkuat upaya konservasi di lima permukiman yang tumpang tindih dengan habitat utama owa jawa. Terutama permukiman di sekitar wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Karena sejauh ini, ancaman yang mungkin bisa terindentifikasi adalah encroachment atau adanya gangguan dan ekspansi. Sebagai contoh ialah adanya ekspansi permukiman, perkebunan warga yang masuk ke dalam kawasan, dan perdagangan ilegal. Sehingga sebaiknya dapat mengambil langkah dalam upaya pencegahan hal-hal tersebut demi keberlangsungan populasi owa jawa.
Rekomendasi

1 Comment