BincangMuslimah.Com – Siapa yang tidak mengenal novel yang berjudul Hati Suhita yang kemudian diadopsi menjadi film layar lebar dengan ratusan ribu penonton. Kisah cinta dan kehidupan pesantren di dalam novel tersebut membuat banyak orang, terutama kalangan muda pesantren menanti penayangan filmnya. Hingga pada pada akhirnya film yang bergenre romansa dan religi ini ditayangkan pada tanggal 25 Mei 2023 lalu. Di balik keteneran itu semua, ada sosok Ning Khilma Anis sebagai sang penulis yang aktif berdakwah melalui karya sastranya.
Biografi dan Pendidikan Ning Khilma Anis
Novel legendaris ini adalah karangan seorang Bu Nyai asal Jember, Ning Khilma Anis, seorang pengasuh Pondok Pesantren Annur Kesilir Wuluhan, Jember. Perempuan kelahiran 4 Oktober 1986 ini adalah putri dari bapak KH. Lukman Yasir dan Ibu Hj. Hamidah Sri Winarni. Selain menjadi pengasuh pesantren, Ning Khilma juga aktif menulis dan menjadi pengusaha.
Saat ini Ning Khilma sudah menikah dengan laki-laki bernama Chazyal Mazda Choirozyad dan memiliki 2 anak yang bernama Nawaf Mazaya dan Rasyid Nibras. Hal ini menunjukkan bahwa di samping kesibukan Ning Khilma menjadi perempuan dengan karir yang sukses, ia juga tidak lupa untuk menjadi istri dan ibu yang baik.
Kesuksesan Ning Khilma ini tidak terlepas dari didikan orang tua, lingkungan dan pendidikan formalnya. Ning khilma adalah lulusan MTs Al Amien Sabrang Ambulu Jember yang kemudian melanjutkan madrasah Aliyahnya ke Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang. Untuk perguruan tingginya, perempuan yang sering disapa Ning Khilma ini menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga, tepatnya di Fakultas Dakwah jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Selain itu, ia juga mondok di pesantren Ali Maksum Kompleks Gedung Putih Krapyak Yogyakarta.
Berdakwah Melalui Karya Sastra
Kecenderungan dan keseriusan menjadi penulis sebenarnya sudah terlihat sejak Ning Khilma duduk di bangku sekolah menengah atas. Hal ini dibuktikan dengan tulisan pertamanya di majalah SUSANA (Suara Santri Assaidiyah) Tambakberas, Jombang. Kemudian ia juga pernah menjadi redaktur di Majalah ELITE (majalah siswa-siswi MAN Tambakberas, Jombang) dan pemimpin redaksi majalah KRESIBA (Kreativitas Siswa-siswi Jurusan Bahasa) di sekolah dan Pesantren Assaidiyah, Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang.
Tidak sampai di situ, pada tahun 2008 Ning Khilma merilis novel pertamanya berjudul Jadilah Purnamaku, Ning. Dilanjutkan novel kedua pada tahun 2018 yang berjudul Wigati: Lintang Manik Woro, yang menceritakan tentang keris, pesantren, dan dunia batin perempuan jawa.
Pada tahun 2019 barulah ia menerbitkan novel ketiganya yang fenomenal hingga dijadikan film, yaitu “Hati Suhita” yang menceritakan tentang cinta, kehidupan pesantren dan kemandirian seorang perempuan.
Mayoritas dari tulisan Ning Khilma ini memang tentang kehidupan pesantren. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut disebabkan oleh lingkungan hidup Ning Khilma yang sejak kecil hidup dan tinggal di pesantren. Namun, justru melalui tulisan-tulisan inilah Ning Khilma dapat menyampaikan dakwahnya kepada khalayak umum.
Di dalam novel Hati Suhita misalnya, melalui cerita tersebut Ning Khilma hendak memberi pesan kepada perempuan, baik remaja maupun dewasa untuk bisa bergerak membangun ekonomi kreatif, mandiri, percaya diri, berpendidikan serta terbiasa membaca dan menulis.
Demikianlah profil ning Khilma Anis, seorang Bu Nyai Muda yang sukses berdakwah melalui karya tulisnya. Dari ning Khilma kita belajar bahwa untuk menjadi perempuan sukses tidak perlu takut. Karena sejatinya perempuan juga memiliki kemampuan dan kesempatan untuk mencapai karir yang baik. Asalkan dia serius berusaha dan tidak lupa untuk tirakat dan berdoa.
5 Comments