Ikuti Kami

Muslimah Talk

Mengenal Nyai Hj Chamnah; Tokoh Sufi Perempuan Tarekat Tijaniyah

sikap rasulullah perempuan yahudi

BincangMuslimah.Com – Selama ini kita mengenal Rabiah al-‘Adawiyah sebagai sufi perempuan yang kealimannya menjadi buah bibir sepanjang zaman. Kereligiusannya membius banyak tokoh dunia spiritual, di antaranya; Abdul Wahid ibn Zayd, Malik bin Dinar, Rabah al-Kaysi, Sufyan Tsauri, dan Shakik al-Balkh. Tapi di Indonesia, kita mengenal Nyai Hj Chamnah, seorang pembimbing (muqaddam) Tarekat Tijaniyah.

Nyai Hj Chamnah lahir di Buntet, Cirebon, pada 2 Maret 1943, ia anak dari enak bersaudara. Kedua orang tuanya adalah seorang pemuka agama terkemuka yakni Kiai Imam dan Bunyai Maryam. Mereka orangtua yang berpikiran terbuka serta membebaskan anak-anaknya menentukan jalan pendidikan masing-masing. Tak heran saudara-saudara Nyai Chamnah ada yang sekolah di Arab Saudi hingga London.

Tarekat Tijaniah

Syarkawi B. Husen menuliskan dalam buku Sejarah Masyarakat Islam Indonesia bahwa sejak dulu Pesantren Butet banyak pengamat mengakuinya sebagai salah satu titik penting dalam proses perkembangan tarekat di Indonesia. Salah satunya tarekat Tijaniah yang masuk ke Cirebon pada tahun 1928 dari sebuah kitab kecil berbahasa Arab berjudul Munyat a-Murid. Pendiri tarekat ini adalah seorang Arab Madinah yang bertempat tinggal di Tasikmalaya bernama Ali Bin Abd Allah al-Tayyib al-Azhari.

Versi lain mengatakan bahwa pembawa tarekat ini masuk ke Indonesia adalah Syeikh Ali Tayib al-Madani dan Abdul Hamid al-Futi. Masing-masing dari keduanya menyebarkan di Jawa Barat dan Jawa Timur pada pertengahan abad 20. Titik awal perkembangan Tarekat Tijaniyah di Cerebon adalah di Buntet dengan tanda pengangkatan tiga ulama sebagai perintis dan pelopor ulama tarekat di Indonesia, yaitu Kiai Abbas, Kiai Anas dan Kiai Akyas.

Sementara itu, proses Nyai Hj Chamnah menjadi pembimbing (muqaddam) tarekat Tijaniah bukanlah mudah. Ia harus memiliki spiritualitas yang lebih tinggi dibanding jamaahnya. Sebab tugas seorang muqaddam harus membimbing para jamaah dalam lingkup ‘kekuasaannya’.

Baca Juga:  Sayyidah Nushrat al-Amin: Mufassir Perempuan Pertama dengan Karya 30 Juz

Yang menarik, pengangkatan Nyai Hj Chamnah sebagai muqaddam tarekat Tijaniah datang dari Kiai Hawi. Yakni melalui Kiai Baidlowi Sumenep, bukan dari Pesantren Buntet. Ini mengindikasikan bahwa Nyai Hj Chamnah mempunyai hubungan luas di kalangan tarekat Tijaniah. Pengangkatannya bukan karena faktor turunan tapi sebagai hasil dari proses pencarian spiritualnya.

Tugas utama Nyai Chamnah sebagai muqaddam Tarekat Tijaniah mewujudkannya dengan intensitas beliau membimbing jamaah di Pesantren di bawah pimpinannya di Desa Perakan, Lebak Wangi, Kuningan. Selain itu dia juga memimpin pertemuan rutin di beberapa desa dan kecamatan serta membina jamaah di perkotaan melalui kantor-kantor pemerintah dan organisasi keagamaan di wilayah kuningan.

Jajat Burhanuddin dalam buku Ulama Perempuan Indonesia menyatakan bahwa keterlibatan Nyai Hj Chamnah yang intensif dalam gerakan tarekat Tijaniah meski dalam lingkup lokal. Hal ini memunculkannya sebagai satu-satunya muqaddam perempuan tarekat Tijaniah. Hal ini membuktikan keberhasilannya menembuh tradisi serba laki-laki dan sekaligus menunjukkan perenimaan dunia tarekat terhadap kepemimpinan perempuan.

Rekomendasi

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Benazir Buttho: Perdana Menteri Muslimah Pertama di Dunia

Lies Marcoes Natsir: Cita-cita Islam Adalah Kesetaraan

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Peneliti el-Bukhari Institute

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Suami Istri Bercerai Anak Suami Istri Bercerai Anak

Suami Istri Bercerai, Anak Harus Memilih Siapa?

Keluarga

Momentum Hari Santri: Refleksi Kehadiran Santri di Ruang Publik Momentum Hari Santri: Refleksi Kehadiran Santri di Ruang Publik

Momentum Hari Santri: Refleksi Kehadiran Santri di Ruang Publik

Muslimah Talk

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern

Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern

Muslimah Talk

Bullying Pada Anak Usia Sekolah: Antara Tanggung Jawab Moral dan Hukum Bullying Pada Anak Usia Sekolah: Antara Tanggung Jawab Moral dan Hukum

Bullying Pada Anak Usia Sekolah: Antara Tanggung Jawab Moral dan Hukum

Muslimah Talk

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Oprah Winfrey: "Ratu Segala Media" yang Mendedikasikan Hidup untuk Kemanusiaan Oprah Winfrey: "Ratu Segala Media" yang Mendedikasikan Hidup untuk Kemanusiaan

Oprah Winfrey: “Ratu Segala Media” yang Mendedikasikan Hidup untuk Kemanusiaan

Muslimah Talk

Trending

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Suami Istri Bercerai Anak Suami Istri Bercerai Anak

Suami Istri Bercerai, Anak Harus Memilih Siapa?

Keluarga

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Kajian

Refleksi Al-Qur’an Surah Yusuf Ayat 51: Pelajaran Penting Dari Kisah Pengakuan Zulaikha Refleksi Al-Qur’an Surah Yusuf Ayat 51: Pelajaran Penting Dari Kisah Pengakuan Zulaikha

Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan

Kajian

Connect