Ikuti Kami

Muslimah Talk

Jiwa Kartini Ada di Setiap Diri Perempuan

jiwa kartini setiap perempuan
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Bulan April merupakan harinya Kartini, momentum ini tepatnya pada 21 April menjadi ajang untuk kembali melihat perjuangan dan semangat yang dipelopori oleh Kartini. Kartini merupakan sosok perempuan yang memiliki kiprah khususnya pemberdayaan perempuan pribumi di masa penjajahan kolonial Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda, perempuan termarginalkan yang menduduki kasta terendah dalam strata sosial. Bahkan, kedudukan perempuan tidak lebih dari budak seks bagi para penjajah Belanda. 

Keresahan terhadap terhadap keadaan sosial inilah yang mendorong Kartini untuk menuliskan surat terhadap temannya seorang berkebangsaan Belanda. Dari buku-buku, koran dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Dari situlah timbul keinginan untuk memajukan perempuan pribumi untuk keluar dari kungkungan penjajah Belanda. 

Tentunya sosok Kartini inilah yang membawa semangat juang perempuan. Kartini melihat bahwasannya perempuan berhak mendapatkan ruang, hak dan waktu terhadap dirinya sendiri. Semangat juang Kartini inilah yang membangkitkan gairah kehidupan yang ada dalam diri perempuan. Meskipun sosok Kartini sudah berpulang kepada Tuhan, akan tetapi semangat juang yang ada dalam diri dan jiwa Kartini harus diabadikan oleh setiap perempuan masa kini. 

Di masa sekarang, sosok Kartini tertanam dalam setiap diri perempuan. Konsep bahwasannya perempuan mampu, unggul dan berdaya adalah tujuan dari semangat juang Kartini dalam memperjuangkan nasib perempuan. Lantas, bagaimana melihat jiwa Kartini di setiap diri perempuan?

Tentunya ada beberapa hal yang harus di garis bawahi. Pertama, bahwasannya perempuan harus mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia atau makhluk Allah yang mempunyai hak dan kewajiban yang utuh atas dirinya sendiri. Sebagaimana dalam firman Allah berikut.

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا

Baca Juga:  Nyai Djuaesih, Perintis Muslimat NU

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(Q..S An-Nisa: 58). 

Ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah memerintahkan umatnya untuk berbuat adil terhadap makhluknya, bak laki-laki maupun perempuan. Allah juga tidak pernah membedakan kasta antara laki-laki dan perempuan terkecuali dalam masalah ibadah. Untuk itu, selain lingkungan yang mendukung, sosok diri perempuan juga harus meyakinkan dirinya agar keluar dari lingkungan tersebut. Bahkan para perempuan memulai memotong rantai patriarki dari lingkup keluarga. 

Kedua, semua perempuan adalah Kartini. Perempuan tentunya memiliki pengalaman biologis yang berbeda dengan laki-laki, salah satunya yaitu mengandung dan melahirkan. Pengalaman tersebut tentunya tidak bisa jika dibayar dengan murah. Mereka membayar dengan nyawa untuk melahirkan anak yang dikandung. Mereka menjadi Kartini bagi keluarganya dengan mengandung dan melahirkan buah hati.

Setelah menjadi seorang ibu, perempuan akan dihadapkan dengan berbagai gejolak terhadap dirinya sendiri. Banyak dari mereka mengorbankan mimpinya untuk melihat pertumbuhan anak, maupun meninggalkan anak demi mendapat kehidupan yang lebih baik. Apapun hasil dari yang mereka putuskan, bahwasannya tujuan mereka adalah demi kebahagiaan anak. Dengan begitu, sosok pejuang yang ada di dalam jiwa Kartini juga ada di dalam jiwa seluruh perempuan. 

Dari dua poin di atas, bahwasannya terdapat jiwa Kartini dalam diri setiap perempuan. Semoga, dengan adanya peringatan Kartini kita bisa membaca, meraba dan melihat lebih dalam mengenai perempuan. Semangat-semangat inilah yang harus diperjuangkan dan dijaga oleh setiap perempuan.

Rekomendasi

kartini sikap kritis beragama kartini sikap kritis beragama

Raden Ajeng Kartini dan Sikap Kritis dalam Beragama

kartini sikap kritis beragama kartini sikap kritis beragama

Kartini dan Upaya Memperjuangkan Emansipasi

Nyai Djuaesih Nyai Djuaesih

Nyai Djuaesih, Perintis Muslimat NU

kartini sikap kritis beragama kartini sikap kritis beragama

Islam, Kartini dan Emansipasi Perempuan

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Al-Azhar, Kairo jurusan Akidah dan Filsafat.

Komentari

Komentari

Terbaru

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

rasulullah melarang ali poligami rasulullah melarang ali poligami

Kala Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib untuk Poligami

Khazanah

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Khazanah

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Connect