BincangMuslimah.com-Pada 2-3 November 2022 lalu, berlangsungnya perkumpulan penting dunia yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Indonesia. Forum R20 atau Religion 20 merupakan pertama kalinya dalam sejarah perkumpulan yang diikuti oleh pemimpin lintas agama yang tergabung dalam G20. Dalam G20, selain mengatasi problematika krisis ekonomi, setiap negara juga mempunyai problematika yang tidak kalah pentingnya, yaitu agama.
Dalam suatu negara, konflik agama memang suatu hal yang tak terhindarkan. Seperti yang terjadi di negara kita, masih hangat di ingatan kita, konflik Papua yang terjadi 2018 silam, tuntutan persekutuan Gereja-gereja di Jayapura (PGGJ) menuntut untuk membongkar menara Masjid Al-Aqsa. Hal tersebut dikarenakan menara tersebut menghalangi pemandangan gereja di sampingnya.
Pada akhir Juni 2022, India dihebohkan oleh mantan juru bicara Perdana Menteri (PM) yang diduga telah melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad. Kejadian tersebut yang mengakibatkan berbuntut panjang. Beberapa oknum tidak terima akan hal tersebut berakhir untuk menghabisi nyawa orang-orang yang tak bersalah. Hal tersebut berakibat memicu amarah banyak orang. Ratusan orang berkumpul memprotes, meneriakkan slogan-slogan Hindu dan mengibarkan bendera saffron -warna agama Hindu- sebagai tanggapan atas pembunuhan tersebut.
Di Amerika, 58% Masyarakat Amerika meyakini bahwa Muslim menghadapi banyak diskriminasi oleh lingkungan. Seperti yang kita lihat, para Muslimah sulit untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dengan alasan menutup kepalanya dengan hijab. Masyarakat percaya bahwasannya hal tersebut akibat dari serangan teroris yang terjadi pada 2001.
Konflik-konflik yang terjadi di atas adalah secuil gambaran dari beberapa konflik yang tersebab oleh agama. Konflik ini tentu tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, mereka harus menggandeng kaum agamawan yang berpengaruh besar terhadap masyarakat mereka. Dalam komunitas muslim, NU (Nahdlatul Ulama) adalah representasi organisasi keagamaan yang memiliki anggota sekitar 120 juta jiwa atau lebih dari 40% populasi Indonesia. Selain itu, di komunitas Katolik terdapat Sri Paus Fransiskus yang menjadi pimpinan pusat gereja Katolik di dunia. Aliansi Evangelis Protestan sebagai perwakilan dari komunitas Kristen sebanyak 600 juta jiwa di 143 negara. Keberadaan mereka tentu sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan problematika deharmonisasi agama yang terjadi di masyarakat.
Sebagai agama yang rahmah lil alamin, Islam mengajarkan umatnya untuk memberi rahmat bagi seluruh manusia. Baik berupa kedamaian dan kasih sayang terhadap umat manusia. Hal ini tertera dalam surah Al-Anbiya ayat 107. Dari penggalan ayat tersebut, bahwasannya ajaran Islam jika dipahami dengan benar mendatangkan rahmat untuk umat manusia, baik Muslim maupun non-Muslim. Islam sangat keras melarang adanya diskriminasi, baik perbedaan agama, ras, suku dan bangsa. Dari perbedaan tersebut, Allah menciptakan manusia berbeda-beda, akan tetapi perbedaan bukan berarti sesuatu hal yang harus dihindari. Karena perbedaan adalah karunia.
Tidak berbeda jauh dengan agama Islam, agama-agama lain juga mengajarkan kasih sayang terhadap umat manusia. Agama dibangun berdasarkan asas kasih sayang dan keharmonisan. Untuk R20 digadang sebagai jawaban atas problematika agama yang terjadi di dunia.
Peran Islam Moderat
Kontribusi R20 dalam pertemuan ini sangat dinanti masyarakat dunia. Peran agama dalam masyarakat yaitu untuk meyakinkan kepada dunia bahwa agama berfungsi sebagai solusi sejati dan dinamis, bukan menjadi problematika di suatu negara. Perkumpulan R20 merupakan bentuk konkrit bagaimana dialog lintas agama dibangun untuk menjawab konflik global.
Yahya Cholil Staquf, sebagai perwakilan dari NU mengatakan, bahwasannya dunia harus ada aliansi global untuk menampung aspirasi dari masyarakat dunia, karena pada dasarnya setiap orang mempunyai hak untuk mengutarakan pendapatnya. R20 juga diharapkan sebagai jembatan lintas agama untuk saling berbagi keluh kesah baik sosial, politik dan khususnya agama di berbagai negara. Dengan begitu diharapkan terciptanya tatanan agama yang harmonis dan dan mulia di setiap negara. Juga meminimalisir pertumpah darahan setiap umat manusia.
Terakhir, Yahya Cholil berharap bahwasannya forum R20 yang melibatkan para pemimpin lintas agama adalah langkah baru untuk tatanan dunia yang lebih terkendali. Untuk itu, R20 diharapkan akan terus berlanjut untuk menjawab problematika keagamaan.
3 Comments