BincangMuslimah.Com – Setiap agama yang ada di dunia tentunya mempunyai pemimpin guna mengatur problematika duniawi serta menjaga masalah baik internal maupun eksternal masyarakat. Untuk itu, posisi pemimpin agama menjadi sebuah kebutuhan primer.
Di agama Islam, Syekh Ahmad Thayyib adalah salah satu role mode dalam keberagamaan. Beliau juga sering menyuarakan mengenai problematika yang sedang terjadi. Seperti aksi membela Palestina dengan cara memboikot produk-produk yang mendukung Israel. Beliau juga mendukung adanya kesetaraan terhadap perempuan dan masih banyak lagi kiprahnya.
Di agama Katolik, Paus Fransiskus adalah Imam yang telah ditunjuk sebagai imam Katolik dunia pada 2013 dan menjadi imam ke-266. Beliau juga salah satu tokoh yang menjadi role model dalam beragama yang sering menyuarakan permasalahan yang menjadi keresahan masyarakat.
Sama halnya dengan Syekh Ahmad Thayyib, Paus juga tidak setuju dengan adanya penindasan oleh Israel terhadap Palestina. Selain itu, Paus juga salah satu tokoh Vatikan yang menyetujui adanya persamaan terhadap perempuan.
Dua tokoh di atas adalah tokoh yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberagamaan masyarakat dunia, bukan hanya Islam dan Vatikan. Sebagai tokoh yang agung di setiap agamanya, mereka selalu menjunjung nilai-nilai agama bahwa semua umat manusia itu harus berdasarkan kasih sayang dan toleran.
Kita tidak bisa menolak bahwasannya terdapat beragam agama selain yang kita anut. Setiap manusia berhak dan mempunyai wewenang untuk memilih agama yang mereka peluk. Maka dari itu, kita juga harus menghormati setiap keputusan yang diambil.
Toleransi dalam Beragama
Pada 11 Juli 2024 lalu, Syekh Ahmad Thayyib mendatangi wilayah Asia yang mayoritas beragama Islam seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Dalam sebuah pertemuan tersebut, khususnya di Indonesia, beliau menyampaikan pentingnya toleransi di sebuah negara, karena Indonesia salah satu negara dengan berlatar belakang penduduknya pemeluk agama yang berbeda.
Dalam pidatonya, beliau menjelaskan mengenai toleransi ini sebagai dasar dalam kehidupan bermasyarakat yang harus ada di Indonesia, salah satunya dengan kasih sayang. Karena dengan adanya kasih-sayang antar umat inilah yang akan meredam adanya ketegangan antar umat beragama.
Sebagaimana Syekh Ahmad Thayyib, Paus Fransiskus juga menyampaikan hal yang serupa. Pada tanggal 3-6 September 2024 lalu, Paus tiba di Indonesia dan mulai mengadakan kunjungan ke beberapa tempat di Indonesia. Seperti kunjungan beliau ke gereja-gereja, Istana Negara, bahkan ke Masjid Istiqlal.
Dalam setiap pidatonya, beliau menyampaikan bahwa kasih-sayang antar umat beragama di Indonesia harus selalu di jaga dan di rawat. Hal ini sebenarnya tanpa sebab, setelah melihat bahwa Indonesia dari berbagai macam agama yang diyakini dan diakui oleh negara.
Kasih Sayang dalam Perbedaan
Dari dua tokoh agama tersebut, meskipun mempunyai latar belakang yang berbeda, Syekh Ahmad Thayyib dan Paus selalu menanamkan dalam diri setiap manusia rasa kasih sayang. Karena, salah satu beragama dengan baik adalah menciptakan kasih sayang antar umat dan tetap menghormati agama manapun tanpa menimbulkan kerusuhan.
Sebagaimana dalam ajaran Islam, bahwa seseorang tidak bisa memaksakan kehendak beragama orang lan. Hal tersebut tertulis dalam surah Al-Kafirun ayat 6,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
Ayat di atas juga menjelaskan, bahwa setiap orang menganut agama harus murni dari pilihan dan ketetapan hatinya sendiri, bukan paksaan dari orang lain.
Hal inilah yang mendasari pemikiran syekh Ahmad Thayyibb dan Paus. Bahwa setiap agama yang murni dengan pilihannya masing-masing. Maka dari itu, ketegangann beragama ini bisa hilang.
3 Comments