Ikuti Kami

Khazanah

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

BincangMuslimah.Com – Jasa Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan di Indonesia memang besar. Hari lahirnya, tanggal 2 Mei, dijadikan sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional. Perjuangan Ki Hadjar sejatinya tak lepas dari dukungan istrinya, R.A. Sutartinah atau yang lebih dikenal dengan Nyi Hadjar Dewantara juga memiliki peran tak kalah penting dalam pendidikan Indonesia.

Perjuangan Pendidikan Melalui Sekolah Taman Siswa

Sama seperti suaminya, R.A Sutartinah juga memiliki kepedulian yang sangat tinggi di bidang pendidikan. Pada Juli 1922, ia bersama Ki Hadjar mendirikan sekolah untuk kaum pribumi di Yogyakarta, yakni Taman Siswa. Ia yang memimpin gerakan wanita melalui Organisasi Wanita Taman Siswa. 

Organisasi yang di mana ia menjabat sebagai ketua sekaligus anggota badan penasehat pemimpin umum tersebut bertugas untuk membantu Taman Siswa, khususnya dalam bidang pendidikan untuk perempuan. 

Pendirian organisasi itu dikarenakan R.A Sutartinah merasa kaum perempuan kurang dihormati dalam masyarakat. Kemudian juga sebab munculnya politik etis yang hanya memberi kesempatan pendidikan untuk kaum laki-laki saja.

Dalam menjalankan tugasnya, R.A Sutartinah dibantu oleh para pamong (guru) perempuan dan istri dari pamong laki-laki. Beberapa di antaranya, Nyi Surip, Nyi Sudarminto, Nyi Mangunsarkoro, dan Nyi Sunaryati Sukemi.

Seiring berjalannya waktu, jumlah perempuan yang datang untuk mengemban ilmu maupun menjadi pamong terhitung kian banyak. Hal tersebut membuat satu-persatu masalah-masalah terkait dunia perempuan terselesaikan, kaitannya dengan pendidikan anak perempuan, pemeliharaan gadis, masalah adab dan kesopanan oleh atau terhadap perempuan, juga cerita atau buku bacaan yang baik dan sesuai untuk anak perempuan.

Dengan beragam permasalahan tersebut, Sekolah Taman Siswa awalnya tidak sanggup untuk memfasilitasi ajaran seputar perempuan. Oleh karenanya, para anggota perempuan di Taman Siswa dapat diberdayakan untuk mengatasi hal itu.

Baca Juga:  Mengambil Pelajaran dari Seorang Murid

Alhasil, Organisasi Wanita Taman Siswa didirikan menjadi bagian dari Taman Siswa. Meski secara lembaga belum terwujud, tetapi tanggung jawabnya tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Bahkan sampai tahun 1928, Wanita Taman Siswa bergerak dengan struktur organisasi yang masih sederhana. Meskipun demikian, gerakannya memiliki peran besar dalam memberi pendidikan dan membina adab untuk kaum perempuan.

Di samping membina organisasi perempuan, R.A Sutartinah juga membina Taman Indria (Taman Kanak-kanak) dan Taman Muda sekolah dasar dalam perguruan Taman Siswa.

Perlawanan Terhadap Kebijakan Undang-undang Sekolah Liar

Perjuangan pendidikan melalui Taman Siswa tak berjalan dengan mudah. Salah satu masalah yang dihadapi ialah pemberlakuan Wilde Schoolen Ordonantie atau Ordonansi (undang-undang) Sekolah Liar oleh pemerintah Belanda.

Isi Undang-Undang Sekolah Liar pada intinya adalah kewajiban seluruh sekolah swasta untuk meminta perizinan kepada pemerintah Belanda. Ordonansi tersebut sebenarnya hanya siasat dari pemerintah kolonial untuk mencegah Taman Siswa berkembang lebih pesat.

Ki Hadjar Dewantara pun memutuskan untuk bersikap tegas dengan melawan pemberlakuan Ordonansi Sekolah Liar. Pemerintah Belanda lantas membalas perlawanan tersebut dengan menutup dan menyegel Taman Siswa secara paksa. Dengan alasan, Taman Siswa dianggap sebagai sekolah liar yang ilegal karena tidak sesuai ketetapan undang-undang.

Kebijakan Ordonansi Sekolah Liar telah merampas kemerdekaan Taman Siswa dan Organisasi Wanita Taman Siswa sebagai lembaga pendidikan dan kebudayaan nasional. Beberapa guru yang nekat mengajar dirumahkan secara paksa, bahkan ada yang sampai ditangkap karena dianggap melawan secara terang-terangan.

Tindakan pemerintah kolonial tersebut, tak menyurutkan semangat juang Ki dan Nyi Hadjar Dewantara. Keduanya justru mengadakan perlawanan yang begitu gigih. Ki Hadjar mengadakan kampanye terbuka atas larangan sekolah liar di Jakarta dan Bogor. 

Baca Juga:  Fatimah al-Fihri, Pendiri Kampus Pertama di Maroko

Sementara Nyi Hadjar dan pemimpin Taman Siswa lain di Yogyakarta mengadakan gerilya pendidikan. Di bawah arahan Nyi Hadjar Dewantara, ketika sekolah-sekolah Taman Siswa ditutup dan disegel paksa, guru-guru Taman Siswa mendatangi rumah-rumah murid untuk mengajar. 

Apabila ada guru tertangkap karena aksi itu, sukarelawan akan datang menggantikan tugas guru yang tertangkap. Sehingga kegiatan belajar-mengajar tak pernah berhenti atau terputus. Perjuangan melawan penjajah dilakukan dengan sangat gigih. R.A Sutartinah bersama Wanita Taman Siswa selalu memantau dan melakukan berbagai hal demi mempertahankan Taman Siswa tanpa mengenal kata lelah.

Aksi heroik tersebut tentunya mendapat simpati dari berbagai organisasi pergerakan. Hingga berpuluh-puluh orang mendaftar sebagai sukarelawan yang siap menggantikan guru yang tertangkap dengan konsekuensi siap pula untuk ditangkap.

Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Pemerintah Belanda akhirnya menyerah dan mencabut pemberlakuan Undang-Undang Sekolah Liar pada 1933. Peristiwa pencabutan Ordonansi Sekolah Liar begitu penting. Pasalnya, hal itu menjadi pertama kalinya pemerintah kolonial mencabut produk hukum buatannya yang telah ditetapkan sejak pendudukannya di indonesia pada awal abad ke-17.

Demikianlah peran R.A Sutartinah atau yang dikenal dengan Nyi Hadjar Dewantara dalam perjuangannya yang cukup besar terhadap pendidikan, terutama di dalam Taman Siswa. Atas jasa-jasa perjuangannya bagi bangsa Indonesia tersebut, ia ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan Kebangsaan dan Kemerdekaan RI serta mendapatkan anugerah Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebudayaan.[]

Rekomendasi

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

murid melanggar peraturan dihukum murid melanggar peraturan dihukum

Mengapa Murid yang Melanggar Peraturan Selalu Dihukum?

regulasi busana lingkungan pendidikan regulasi busana lingkungan pendidikan

Komnas Perempuan: Regulasi Busana Berdasar Ajaran Salah Satu Agama di Lingkungan Pendidikan

Fatimah Al Fihri maroko Fatimah Al Fihri maroko

Fatimah al-Fihri, Pendiri Kampus Pertama di Maroko

Komentari

Komentari

Terbaru

Makna Tawakkal atau Berserah Diri kepada Allah

Ibadah

18 Rukun yang Wajib Dipenuhi dalam Shalat

Ibadah

Umar perhatian kaum perempuan Umar perhatian kaum perempuan

Kisah Umar bin Khattab yang Sangat Perhatian kepada Kaum Perempuan

Khazanah

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Parenting Islami: Mendidik Generasi Tauhid di Era Modern

Keluarga

sahabat tabi'in memperbolehkan musik sahabat tabi'in memperbolehkan musik

Beberapa Nama Sahabat Nabi dan Tabi’in yang Memperbolehkan Musik

Khazanah

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Alasan Fatimah Mendapat Julukan az-Zahra

Khazanah

Tiga Macam Pernikahan yang Dilarang, Meski dengan Motif untuk Menghindari Zina

Kajian

sayyidah nafisah guru syafi'i sayyidah nafisah guru syafi'i

Biografi Singkat Sayyidah Nafisah, Cicit Rasulullah yang menjadi Guru Imam Syafi’i

Khazanah

Trending

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Yoga gerakan ibadah hindu Yoga gerakan ibadah hindu

Yoga Dianggap Menyerupai Gerakan Ibadah Hindu, Haramkah Menurut Islam?

Kajian

malaikat melaknat istri menolak malaikat melaknat istri menolak

Benarkah Malaikat Melaknat Istri yang Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Connect