BincangMuslimah.Com – Pada bulan mulia ini, mari kita membahas kekasih tercinta, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallama. Beliau adalah utusan Allah terakhir yang membawa ajaran mulia dan di antaranya adalah perbaikan akhlak. Ada satu hadis dari Aisyah yang menjelaskan bahwa akhlak Nabi adalah Alquran.
Alquran adalah salah satu mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi. Di dalamnya tidak hanya berisi tentang surga atau neraka saja, ataupun bicara soal balasan-balasan orang beriman da kafir, tapi juga berisi ajaran-ajaran kebaikan, isu sosial, dan kesamaan status manusia di mata Allah. Semua ajarannya tercermin pada diri Rasulullah.
Sebagaimana sebuah hadis panjang yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin, Aisyah Radhiyallahu ‘anha saat Sa’d bin Hisyam bin Amir ketika mengunjungi Madinah,
أتى عائشة رضي الله عنها يسألها عن بعض المسائل ، فقال : فَقُلتُ : يَا أُمَّ المُؤمِنِينَ ! أَنبئِينِي عَن خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ ؟
قَالَت : أَلَستَ تَقرَأُ القُرآنَ ؟
قُلتُ : بَلَى .
قَالَت : فَإِنَّ خُلُقَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَانَ القُرآنَ .
قَالَ : فَهَمَمْتُ أَن أَقُومَ وَلَا أَسأَلَ أَحَدًا عَن شَيْءٍ حَتَّى أَمُوتَ …الخ (رواه مسلم)
Datanglah Sa’ad bin Hisyam bin Amir kepada Aisyah Radhiyallahu ‘anhha, ia berkata, “aku berkata, Wahai Ummul Mukminin! Beritahu aku tentang akhlak Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wa Sallam. Lalu Aisyah menjawab, ‘tidakkah engkau membaca Alquran?’ Aku menjawab, ya, aku menjawab. Ia menjawab, ‘sesungguhnya akhlak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah Alquran.’ Maka aku lalu bermaksud berdiri dan tidak bertanya apapun hingga aku mati….” (HR. Muslim)
Dalam Syarh Shahih Muslim karya Imam Nawawi, maksud dari hadis akhlak Nabi adalah Alquran ini berkaitan dengan apa yang diajarkan oleh Alquran.
معناه : العمل به ، والوقوف عند حدوده ، والتأدب بآدابه ، والاعتبار بأمثاله وقصصه ، وتدبره ، وحسن تلاوته
Artinya, Nabi Muhammad beramal dengan ajarannya: berpedoman pada aturan-aturannya, berperilaku dengan adab yang diajarkan oleh Alquran, mengambil ibrah dengan kisah-kisah di dalamnya, dan bagus bacaannya.
Sedangkan Ibnu Rajab dalam Jami’ al-Ulum wa al-Hikam menyebutkan,
يعني أنه كان يتأدب بآدابه ويتخلق بأخلاقه ، فما مدحه القرآن كان فيه رضاه ، وما ذمه القرآن كان فيه سخطه ، وجاء في رواية عنها قالت : ( كَانَ خُلُقُهُ القُرآنُ ، يَرضَى لِرِضَاه ، وَيَسخَطُ لِسَخَطِهِ )
Maksudnya adalah bahwa perilakua sesuai dengan isi Alquran, berakhlak seperti Alquran (sesuai yang diajarkan oleh Alquran). Maka apapun yang dipuji oleh Allah Nabi ridho dan apa yang dibenci/dicaci oleh Alquran Nabi pun tidak suka, berdasarkan riwayat dari Aisyah, “Akhlaknya adalah Alquran, apa yang diridhoi oleh Alquran Nabi ridho dan apa yang dibenci oleh Alquran Nabi pun benci.
Allah juga berfirman yang termaktub dalam surat al-Qolam ayat 4,
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.
Maksudnya, segala hal yang Allah larang Nabi jauhi dan hal yang Allah perintahkan Nabi lakukan. Ajaran Alquran adalah ajaran yang mulia. Firman-firman Allah yang termaktub di dalamnya berupa perintah berbakti pada orang tua, berbicara lemah lembut, menyayangi anak yatim, melakukan klarifikasi saat menerima berita dilaksanakan oleh beliau.
Begitu juga cerita para nabi beserta kaumnya beliau ambil hikmah dan pelajarannya. Seperti ajaran dakwah yang harus mengedepankan kelemahlembutan dan kasih sayang melalui nasihat yang baik. Juga tentang menghadapi orang yang tidak mau mengikut ajarannya, Nabi tetap bersikap baik tapi tegas.
Nabi Muhammad adalah sosok yang paling adil, paling sabar, paling pemaaf, dan paling mulia di antara manusia yang lain. Itulah sebabnya, Aisyah menyebutkan bahwa akhlak Nabi adalah Alquran karena pada dirinya, semua nilai dan ajarannya dibumikan dalam kehidupannya sehari-hari.
Maka pentinglah kita meneladani Nabi Muhammad yang memiliki akhlak seperti Alquran. Dengan meneladaninya pula kita mendapat ridho Allah dan cintaNya. Allahumm Shalli ‘ala Sayyidinaa Muhammad!