BincangMuslimah.Com – Dalam Al-Qur’an, Allah telah memberikan contoh tentang pola pendidikan Islam yang harus dilaksanakan oleh orang tua terhadap anak-anak mereka, sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Luqman Hakim terhadap anaknya. Pokok-pokok yang dikemukakan oleh Luqman Hakim dalam nasihat kepada anaknya itu, dalam garis besarnya terdiri dari lima aspek, yaitu:
1. Pendidikan Aqidah (Tauhid)
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Hai anakku, Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sebab perilaku syirik itu adalah satu aniaya (dosa) yang besar. (Q.S. Luqman: 13)
Persoalan jangan mempersekutukan Allah (syirik) itu dalam ajaran Islam termasuk dalam bidang tauhid/aqidah. Aqidah merupakan landasan pokok dalam kehidupan manusia. Tidak heran apabila masalah tersebut diletakkan pada nomor satu dalam urutan rangkaian nasehat tersebut.
Tauhid membentuk jiwa dan sikap hidup manusia hanya percaya kepada Allah semata-mata, kepercayaan yang murni. Dengan pendidikan tauhid anak-anak akan mempunyai pegangan, tidak kehilangan kompas dalam situasi yang bagaimanapun, baik di waktu lapang, maupun di waktu sempit. Sebab mereka percaya sepenuhnya, bahwa segala sesuatu yang ditemui dalam kehidupan ini, datangnya dari Yang Maha Kuasa dan akan kembali kepada-Nya pula.
2. Pendidikan Berbakti (Ubudiyyah)
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ
Hai anakku! Tegakkanlah sembahyang (shalat).… (Q.S. Luqman: 17)
Dari urutan ini dapat dipahami, bahwa setelah seorang anak mempunyai landasan yang kuat dalam kehidupannya, haruslah dididik supaya dia berbakti kepada Tuhan dengan mengerjakan shalat. Sebab shalat itu, selain sebagai tatacara ubudiyah dan berbakti kepada Allah, menunjukkan syukur atas nikmat-nikmat yang dikaruniakan-Nya, pengaruh shalat itu juga membawa nilai-nilai yang menguntungkan kepada manusia sendiri dalam kehidupan ini, baik menyangkut dengan soal-soal jasmaniyah maupun rohaniyah. Umpamanya, melatih kebersihan, kesehatan, disiplin, konsentrasi, dan lain sebagainya.
Disebutkan shalat saja hanyalah sebagai contoh, sedang ibadah-ibadah lainnya seperti puasa, zakat, haji, dan lain-lain tidaklah dapat dipisahkan dari rangkaian ubudiyah pokok.
3. Pendidikan Kemasyarakatan (Amar Ma’ruf Nahi Munkar)
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
“…. Suruhlah mengerjakan (perbuatan) yang ma’ruf (baik-baik), dan larangan dari (perbuatan) yang munkar (buruk)…. (Q.S. Luqman: 17)”
Hendaklah orang tua mendidik anak-anaknya supaya membiasakan diri mengerjakan kebajikan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain atau masyarakat. Juga supaya menjauhi perbuatan-perbuatan yang buruk yang merugikan kepada orang lain.
Dididik sedemikian rupa, sehingga anak-anak betul-betul merasakan sebagai makhluk sosial yang gemar melakukan usaha-usaha yang bersifat sosial.
4. Pendidikan Mental (Nafsiyah)
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
….Dan berlaku sabarlah (teguh hati) menghadapi peristiwa (musibah) yang menimpa engkau. Sesungguhnya (sikap) yang demikian itu, termasuk perintah yang sungguh-sungguh. (Q.S. Luqman: 17)
Sikap sabar dan teguh hati mengarungi gelombang hidup, terutama menghadapi musim pancaroba, adalah satu sikap mental yang diperlukan untuk mencapai sukses dan kemenangan dalam setiap usaha dan perjuangan. Keteguhan hati dapat membentuk kemauan yang keras, membajakan cita-cita, mengalirkan aktivitas dan dinamika, menghilangkan semangat lesu dan pesimisme, dan lain sebagainya.
5. Pendidikan Budi Pekerti (Akhlaq
ولَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاس وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Janganlah engkau memalingkan muka dari manusia karena kesombongan. Janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Tuhan tidak cinta kepada orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S. Luqman: 18)”
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِير
Dan berlaku sederhanalah dalam melangkah (berjalan). Dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya suara yang amat buruk ialah suara himar.” (Q.S. Luqman: 19)
Pada rangkaian ayat-ayat di atas, orang tua diperintah supaya mendidik anak menjadi orang yang rendah hati, jangan sombong, over acting, dalam segala hal bersikap sederhana, lemah lembut dalam pergaulan, dan jangan mengeluarkan ucapan-ucapan yang kasar.
Kelima pokok-pokok pendidikan yang diajarkan oleh Luqman Hakim pada anaknya. Inilah yang harus disemaikan oleh setiap orang tua ke dalam jiwa putra-putri mereka sejak anak kecil sampai zaman pemuda dan dewasa, sehingga mereka sudah terlatih dengan syarat-syarat yang diperlukan dalam mengarungi samudera hayat ini.
Sumber bacaan: Kaifa Nurabbi Abnaa’ana: Pengantar Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Religi oleh Drs. Moch. Ishom Achmadi ZE.