Ikuti Kami

Kajian

Tafsir Al-Waqiah Ayat 7-10: Tiga Golongan Manusia di Hari Kiamat

foto: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Tafsir surah al-Waqiah ayat 7-10 menerangkan bahwa pada di hari kiamat kelak, manusia akan terbagi menjadi tiga kelompok. Yang pertama disebut ashab al-maimanah, kelompok kedua dinamakan ashab al-masy’amah, dan kelompok ketiga as-sabiqun. Sebagaimana dalam firman-Nya:

وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً (7) فَأَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ (8) وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (9) وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (10) 

Artinya: “Kamu menjadi tiga golongan, yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu, dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu, dan orang-orang yang paling dahulu (beriman).” (QS. al-Waqiah [56]: 7-10)

Tiga Kelompok Manusia

Ashab al-maimanah atau golongan kanan, Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir al Munir (14/275) mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang dibawa ke kanan menuju ke surga. Mereka menerima buku catatan amal dengan tangan kanan mereka.

Sedangkan ashab al-masy’amah (kelompok kiri) adalah orang-orang yang dibawa menuju ke neraka dan mereka menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kiri mereka. 

Penggunaan kanan dan kiri dalam ayat 7-8 surah al-Waqiah tidak lain mengambil dari bagian yang sudah familiar dengan kehidupan manusia, yaitu sisi kanan dan kiri. Dalam tradisi masyarakat, menurut Ibnu Asyur sisi kanan biasa diidentikkan dengan kebaikan, kemuliaan, dan keberkahan. Sebaliknya, sisi kiri diasosiasikan dengan keburukan, kemudharatan, dan semacamnya.

Kelompok terakhir; as-sabiqun, mereka adalah orang-orang yang terdepan dari setiap umat dalam keimanan, ketaatan, jihad, taubat, dan amal-amal salih. Mereka adalah para nabi, rasul, mujahid, dan hakim adil yang memberikan putusan hukum dengan benar dan adil. Mereka adalah orang-orang yang didekatkan kedudukannya di sisi Allah.

Pengertian Setiap Golongan

Setelah menerangkan pembagian tiga golongan manusia pada hari kiamat, dijelaskan di bagian selanjutnya tentang kriteria masing-masing kelompok tersebut. 

Baca Juga:  Hukum Buzzer Politik dalam Islam

As-Saabiquun sebagaimana dikabarkan dalam ayat 13-14, jumlah mereka terbatas dan benar-benar disaring. Mayoritas berasal dari kalangan umat terdahulu (al-awwalun) dan sebagian saja dari umat ini (al-akhirun).

Mengenai al-awwalun dan al-akhirun ini ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan bahwa mereka ialah dari kalangan umat Rasulullah saw. Pendapat lain bahwa orang-orang yang paling dahulu beriman mulai sejak Nabi Adam hingga sebelum Islam dan orang-orang kemudian adalah umat Rasulullah (Tafsir Fi Zhilalil Quran 11/138).

Dalil bahwa yang dimaksud dengan ayat “Sedikit dari orang-orang kemudian” menurut al-Zuhaili, mereka adalah umat Nabi Muhammad. Hal ini berdasarkan hadis, “Kita adalah umat yang terakhir dan yang terdepan pada hari Kiamat.” (Muttafaqun ‘alaih)

Golongan as-Sabiqun yang berasal dari umat ini disebut sedikit dibandingkan dengan umat yang berasal dari umat terdahulu, meskipun sebenarnya jumlah mereka juga banyak. Itu karena jumlah para nabi pada umat-umat terdahulu banyak, begitu juga umat yang menerima seruan mereka. 

Oleh karena itu, tidaklah masalah jika jumlah golongan as-sabiqun yang berasal dari umat ini kalah banyak daripada orang-orang yang berasal dari umat-umat terdahulu. Jumlah yang banyak itu digabungkan dan diakumulasikan dengan jumlah para nabi terdahulu. (Tafsir al-Alusi 27/134)

Adapun golongan kanan adalah setiap orang yang beriman kepada  Allah dan Rasul-Nya serta beramal salih. Ashab al-maimanah berasal dari segolongan besar dari umat terdahulu dan sekelompok yang lain dari umat yang kemudian (Al-Waqiah: 39-40). Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan golongan kanan yang berasal dari umat ini adalah lebih banyak dari golongan kanan yang berasal dari umat-umat yang lain. 

Sedangkan golongan kiri,  mereka dulunya ketika di dunia hidup berkelimpahan nikmat namun hanya berorientasi pada kesenangan diri sendiri tanpa mau memedulikan apa yang dibawa oleh para rasul. Mereka juga terus konsisten dalam berbuat dosa besar tanpa mau bertaubat darinya. (Tafsir Ibnu Athiyah 5/246)

Baca Juga:  Aksi Bunuh Diri Kembali Terjadi, Ini Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Mereka juga mengingkari dan tidak memercayai adanya kebangkitan setelah kematian dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Mereka berkata, “Apakah setelah kami mati, setelah kami berbaur menjadi debu di dalam kuburan kami, setelah tulang-tulang kami hancur, kami akan dibangkitkan kembali menjadi hidup seperti sedia kala,  seperti sebelum kami mati?” 

Selain beberapa pengertian di atas, ada keterangan tambahan dari As-Suyuthi dalam Tafsir ad-Dhur al-Manshur (8/6) yang sedikit berbeda dalam mendefinisikan tiga kelompok di atas. Pengertian ini dikaitkan dengan ilmu dan hawa nafsu. 

Ia mengutip Ibnu Zaid bahwa orang-orang yang memenangkan ilmunya daripada hawa nafsunya adalah as-sabiqun. Mereka yang bisa menyeimbangkan antara ilmu dan hawa nafsunya ialah ashab al-maimanah. Mereka yang hawa nafsunya lebih dominan dan mengendalikan ilmunya disebut dengan ashab al-masy’amah.

Mengkaji tafsir surah Al-Waqiah ayat 7-10 secara tidak langsung mengajak kita untuk mengevaluasi amal perbuatan selagi masih di dunia. Wallah a’lam.[]

Rekomendasi

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Muslimah Talk

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Muslimah Talk

Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan

Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan

Muslimah Talk

Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja

Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja

Kajian

Amalan tahun baru Islam Amalan tahun baru Islam

Amalan yang Dianjurkan Sambut Tahun Baru Islam

Ibadah

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

Depresi Tidak Punya Anak, Baca Doa Ini agar Cepat Diberi Keturunan Depresi Tidak Punya Anak, Baca Doa Ini agar Cepat Diberi Keturunan

Depresi Tidak Punya Anak, Baca Doa Ini agar Cepat Diberi Keturunan

Ibadah

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Zainab binti Khuzaimah Zainab binti Khuzaimah

Ummu Kultsum; Putri Rasulullah yang Diperistri Utsman bin Affan

Muslimah Talk

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Kajian

Cerita Para Selebgram Muslimah yang Inspiratif

Muslimah Daily

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

Connect