Ikuti Kami

Kajian

Tafsir al-Mulk ayat 15; Anjuran untuk Merantau

fatimah ahli fikih uzbekistan
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Aktivitas merantau hingga kini masih dipercaya oleh banyak orang untuk membentuk karakter seseorang menjadi dewasa. Beberapa keluarga memiliki prinsip bahwa beberapa anaknya harus merantau, mencari pengalaman yang lebih jauh dan lebih luas. Sebagian orang merantau untuk bersekolah atau mesantren, sebagian lainnya untuk bekerja.

Ternyata dalam surat al-Mulk, Allah memberi anjuran kepada manusia untuk merantau, menggali rezeki – yang tidak hanya dimaknai sebagai materi – di penjuru bumi manapun. Perintah tersebut terdapat pada ayat 15,

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Dalam Jami’ al-Bayan fii Ta`wil al-Qur`an karya Imam at-Thabari, lafaz ذلول bermakna سهل yang artinya mudah. Allah menjadi bumi mudah untuk dijelajahi oleh manusia, maka Allah perintahkan manusia untuk menelusuri setiap sudut penjuru bumi.

Tafsir al-Qur`an al-‘Adzim karya Ibnu Katsir, ayat ini memerintahkan manusia untuk pergi ke berbagai tempat di bumi dan mencari rezeki dengan berusaha semaksimal mungkin entah apapun profesi dan aktivitasnya selama hal itu halal. Dan tentunya usaha manusia tidak akan berhasil tanpa kehendak Allah.

Ibnu Katsir juga menyebutkan, perintah untuk berusaha adalah perantara manusia mendapatkan rezeki, tapi bukan berarti manusia bisa menafikan tawakkal karena usaha yang ia lakukan. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad,

 حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي بَكْرُ بْنُ عَمْرٍو أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ هُبَيْرَةَ يَقُولُ إِنَّهُ سَمِعَ أَبَا تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيَّ يَقُولُ سَمِعَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ إِنَّهُ سَمِعَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا (رواه أحمد)

Baca Juga:  Tafsir Surah At-Thalaq Ayat 2-3; Konsep Rezeki yang Tidak Bisa Dihitung Manusia

Artinya: Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah Subhanahu Wata’ala), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)

Dalam hadis ini, seekor burung yang berusaha mencari rezeki dengan keluar pada pagi hari lalu kembali, ia pun mendapatkan rezekinya. Begitulah konsep usaha dan tawakkal yang mestinya dipegang oleh setiap manusia.

Aktivitas merantau juga sudah dilakukan oleh para ulama terdahulu. Mereka mengunjungi berbagai tempat untuk berguru pada ulama sebelumnya, mengkaji ilmu, mengambil sanad, dan mempelajari banyak bidang ilmu lainnya. Para ulama tersebut juga melahirkan banyak karya yang bahkan melebihi usianya. Dari kisah para ulama tersebut, merantau bisa membentuk karakter seseorang menjadi lebih tangguh dan sungguh-sungguh mencapai sesuatu.

Ayat ini tegas menghendaki manusia agar tidak berdiam di satu tempat dan diminta untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya karena Allah telah menjadikan bumi ini mudah untuk ditelusuri. Anjuran untuk merantau hendak memberikan pelajaran pada manusia dan melihat nilai kehidupan dari banyak sisi.

 

Rekomendasi

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

Tafsir Surah al-Mumtahanah Ayat 8: Menghormati Pemeluk Agama Lain

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Hubungan Gender dan Tafsir Agama Menurut Quraish Shihab

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

Tafsir Surah al-Ahzab Ayat 21: Rasulullah Teladan Bagi Manusia

Khazanah

Etika Mengadakan Acara di dalam Masjid

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Ibu Sempurna dalam Pandangan Masyarakat

Diari

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Keluarga

Hukum Menguntit dalam Islam dan Undang-Undang

Kajian

Bolehkah Menjamak Shalat Bukan Karena Uzur Syar’i?

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Maulid Nabi dan Revolusi Kemanusiaan Perempuan

Khazanah

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

doa baru masuk islam doa baru masuk islam

Doa yang Diajarkan Rasulullah pada Seseorang yang Baru Masuk Islam

Ibadah

Doa Nabi Adam dan Siti Hawa saat Meminta Ampunan kepada Allah

Ibadah

Doa menyembelih hewan akikah Doa menyembelih hewan akikah

Doa yang Diucapkan Ketika Menyembelih Hewan Akikah

Ibadah

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Mengeraskan Bacaan Niat Puasa Mengeraskan Bacaan Niat Puasa

Doa Qunut: Bacaan dan Waktu Pelaksanaannya

Ibadah

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

mona haedari pernikahan anak kdrt mona haedari pernikahan anak kdrt

Suami Boleh Saja Memukul Istri, Tapi Perhatikan Syaratnya!

Kajian

Connect