BincangMuslimah.Com – Telah purna sudah bulan Ramadhan, berpuasa 30 hari, menahan lapar dan dahaga serta nafsu lainnya. Kemudian kita akan sampai pada 1 Syawal untuk menyambut hari raya Idul Fitri, menuju hari kemenangan. Pada pagi hari kita akan melaksanakan shalat Id, melaksanakannya dengan 7 takbir di rakaat pertama dan 5 takbir pada rakaat kedua. Shalat Idul Fitri di masjid juga bisa di mushalla, atau lapangan. Tapi di antara itu, mana yang lebih utama?
Syekh Wahbah Zuhaili dalam Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, mencatat pendapat para ulama mengenai tempat pelaksanaan shalat idul fitri. Ulama mazhab Syafii mengemukakan bahwa shalat Idul Fitri lebih utama dilakukan di masjid daripada di mushalla atau di lapangan. Begini alasannya:
قال الشافعية: فعل صلاة العيد في المسجد أفضل وأنظف من غيره إلا إذا كان مسجد البلد ضيقا فالسنة أن تصلي في المصلى لما روي أن النبي كان يخرج إلى المصلى ولأن الناس يكثرون في صلاة العيد وإذا كان المسحد ضيقا تأذى الناس. قال الشافعية رحمه الله: فإن كان المسجد واسعا، فصلى في الصحراء فلا بأس وإن كان ضيقا فصلى فيه ولم يخرج إلى المصلى كرهت
Artinya: Ulama mazhab Syafi’i berkata: pelaksanaan shalat Idul Fitri di masjid lebih utama, lebih bersih daripada lainnya (lapangan dan mushalla), kecuali jika masjid di suatu wilayah itu sempit maka sunnah untuk melaksanakan di mushalla. Hal tersebut berdasarkan suatu riwayat bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad pernah keluar (untuk melaksanakan shalat Id) ke mushalla (baca i’tikaf harus di masjid, apa bedanya dengan mushalla? )karena populasi manusia saat itu banyak. Apabila masjid berukuran sempit maka manusia akan cenderung merasa kesakitan (sesak). Mereka berkata, jika masjid berukuran luas maka shalat di mushalla tidak dipermasalahkan. Jika masjid berukuran sempit maka shalat di dalamnya dan tidak keluar untuk shalat di mushalla maka dimakruhkan.
Ulama mazhab Syafi’i lebih mengutamakan untuk melaksanakan shalat di masjid daripada di tempat lain seperti lapangan dan mushalla. Tapi itu pun melihat beberapa pertimbangan yang lain. Terutama melihat populasi manusia yang padat. Jika tetap dipaksakan untuk melaksanakan hanya di masjid tanpa menggunakan fasilitas mushalla atau lapangan, hal tersebut justru dimakruhkan.
Di manapun di shalat Idul Fitri dilaksanakan, semoga Allah tetap menerimanya dan memberi ganjaran kepada kita. Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Taqabbal Yaa Kariim.
2 Comments