BincangMuslimah – Menjelang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, biasanya kita akan mendapati masjid-masjid dipenuhi oleh jamaah yang akan melaksanakan i’tikaf. Ketika ditanya alasan mereka untuk apa? rata-rata akan menjawab bahwa mereka ingin mendapati malam lailatul qadar. Membincang lailatul qadar pastinya tidak akan lepas dari pembahasan mengenai surah al-Qadr. Sebenarnya apa yang menjadi sebab turunnya surah al-Qadr tersebut?
Sebagaimana penjelasan yang disampaikan oleh al-Imam al-‘Iraqi dalam karyanya Laila al-Qadr Ma’naha Waqtuha wa al-Dua’ fiiha, setidaknya ada dua pendapat tentang sebab turunnya surah al-Qadr.
Pendapat Pertama Tentang Penyebab Turunnya Surah al-Qadr
Pendapat pertama adalah dari Mujahid, yaitu salah seorang tabiin: surah ini diturunkan lantaran dulu terdapat seorang dari Bani Israil yang menghabiskan hari-harinya untuk beribadah kepada Allah swt, hal ini ia lakukan sampai kurang lebih 1000 tahun.
Rasulullah saw ta’jub ketika mengetahui apa yang dilakukan oleh laki-laki tersebut, sehingga Allah swt menurunkan surah al Qadar yang menjelaskan bahwa bagi umat Muhammad akan diberikan satu malam yang memiliki kemuliaan lebih dari 1000 bulan masa ibadah yang dilakukan oleh laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Pendapat Kedua Tentang Sebab Turunnya Surah al-Qadr
Pendapat kedua dari sahabat Anas ibn Malik, bahwa kala itu diperlihatkan kepada Rasulullah saw akan usia umatnya, dan ternyata rata-rata usia umat Nabi saw terbilang pendek dibanding usia umat-umat terdahulu. Hal ini membuat Rasulullah saw khawatir akan amal kebaikan umatnya yang tidak akan menyamai amal kebaikan yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu.
Kemudian Allah swt memberikan kabar gembira akan adanya lailatul qadar, yang merupakan malam istimewa. Siapapun umat Nabi saw yang melakukan kebaikan pada malam ini, maka akan dicatat melakukan kebaikan selama 1000 bulan.
Wallahu a’lam