BincangMuslimah.Com – Haji wada, atau yang kita kenal sebagai haji perpisahan, merupakan haji pertama bagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sekaligus yang terakhir karena tidak lama setelah itu Rasulullah pergi menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan terdapat pesan yang ternyata menjadi pesan terakhir dari Rasulullah pada saat haji wada.
Berdasarkan kitab Manasik Al-Haji wa Al-Umrah fi Dhaui Al-Kitab wa Al-Sunnah karya Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani, ketika pelaksanaan haji wada berlangsung Rasulullah memberikan pesan-pesan kepada umatnya di beberapa kesempatan yaitu pada saat di arafah, saat hari qurban atau hari Id dan saat pertengahan hari tasyrik.
Pesan Rasulullah Saat di Arafah
قال جابر – رضي الله عنه -: حتى إذا زاغت الشمس أمر بالقصواء فرحلت له فأتى بطن الوادي فخطب الناس وقال: “إن دمائكم وأموالكم حرام عليكم كحرمة يومكم هذا، في شهركم هذا، في بلدكم هذا، ألا كل شيء من أمر الجاهلية تحت قدمي موضوع ودماء الجاهلية موضوعة، وإن أول دمٍ أضع من دمائنا دم ابن ربيعة بن الحارث، وربا الجاهلية موضوع، وأول رباً أضع ربانا ربا عباس بن عبد المطلب فإنه موضوع كله.
Jabir r.a berkata: setelah matahari terbenam Nabi memerintahkan agar Al-Qashwa atau unta beliau di persiapkan, lalu pergi untuk mendatangi Lembah Uranah. Kemudian Nabi menyampaikan khutbah kepada jamaah dan berkata: Sesungguhnya darah dan harta kalian suci seperti sucinya hari ini, pada bulan ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah bahwa segala perkara jahiliyah sudah batal, begitu pula tuntutan darah pada masa jahiliyah sudah dihapuskan dan tuntutan darah pertama yang Rasulullah batalkan adalah darah Ibnu Rabi’ah ibnul Harits, riba jahiliyah sudah tidak berlaku sekarang dan riba pertama yang dihapuskan adalah riba Abbas bin Abdul Muththalib; semua ribanya batal.
فاتقوا اللَّه في النساء فإنكم أخذتموهن بأمان اللَّه، واستحللتم فروجهن بكلمة اللَّه ولكم عليهن أن لا يوطئن فرشكم أحداً تكرهونه فإن فعلن ذلك فاضربوهُنَّ ضرباً غير مبرِّح، ولهُنَّ عليكم رزقهنَّ وكُسوتهنَّ بالمعروف.
Bertakwalah kepada Allah terhadap istri-istri kalian karena sesungguhnya kalian telah menikahi mereka dengan amanah Allah, dan kalian telah menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Adapun hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh memasukkan siapapun yang kamu tidak sukai kedalam rumah kalian. Jikalau mereka , melakukannya, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. Sedangkan hak mereka atas kalian adalah memberi nafkah dan pakaian yang baik.
وقد تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به كتاب اللَّه، وأنتم تسألون عني فما أنتم قائلون؟، قالوا: نشهد أنك قد بلغت، وأديت، ونصحت، فقال بإصبعه السبَّابة يرفعها إلى السماء وينكتها إلى الناس: (اللَّهم اشهد، اللَّهم اشهد) ثلاث مرات.
Sesungguhnya aku (Rasulullah) telah meninggalkan Kitabullah yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan pernah tersesat. Dan kalian akan ditanya mengenai diriku, apa yang akan kalian katakan? Para jamaah pun menjawab: kami bersaksi bahwa Anda telah menyampaikan risalah kerasulan, melaksanakan amanah dan menyampaikan nasihat. Lalu Nabi memberikan isyarat menggunakan jari telunjuknya dan mengarahkannya ke langit dan para hadirin, seraya mengatakan: Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah.
وأُنزل على النبي – صلى الله عليه وسلم – في يوم عرفة يوم الجمعة قوله تعالى: ﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْأِسْلامَ دِيناً﴾.
Selepas itu, diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam wahyu pada surat Al-Maidah ayat tiga pada hari arafah yang bertepatan pada hari jum’at. Yang artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu”.
Hal ini merupakan nikmat terbesar dari Allah kepada umat ini, yang telah menyempurnakan agama bagi umat Muhammad sehingga tidak membutuhkan agama yang lain, tidak ada nabi selain Nabi Muhammad dan Allah menjadikannya sebagai Khatamul Anbiya yang diutus kepada jin dan manusia. Maka tidak ada yang halal kecuali apa yang telah dihalalkan oleh Rasulullah, tidak ada yang haram kecuali apa yang telah Nabi haramkan dan tidak ada agama kecuali apa yang telah disyariatkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, setiap khabar yang telah disampaikannya merupakan benar (shidiq) bukan suatu kebohongan (kidzib).
Setelah mendengar ayat ini turun, Abu Bakar Assidiq r.a meneteskan air mata dan mengira dengan sempurnanya syariat yang telah Nabi sampaikan, itu berarti masa kenabian akan berakhir dan maut akan datang menjemput Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ternyata itu menjadi pesan terakhir dari Rasulullah saat haji wada.
1 Comment