Ikuti Kami

Kajian

Pembelaan dan Kritik Khaled Abou El Fadl Terhadap Ketimpangan Gender di Era Kontemporer

kritik khaled ketimpangan gender

BincangMuslimah.Com – Di dalam agama Islam, terdapat dua hal yang menjadi acuan dalam hukum-hukum kehidupan penganutnya. Pertama, Al-Qur’an yang menjadi sumber utama dan pegangan hidup umat muslim dan kedua hadits ucapan Nabi Saw. Ternyata banyak mengandung ayat-ayat yang mengatur tentang kehidupan hubungan antara perempuan dan laki-laki. Dan terdapat juga pembahasan tentang perempuan memiliki kedudukan sama dengan laki-laki.

Tetapi setelah berjalannya waktu ketidakseimbangan terjadi antara kedudukan laki-laki dan perempuan yang mengakibatkan pada ketidakseimbangan kesetaraan gender, apalagi di masa kontemporer dengan beberapa pihak yang masih mengikuti patriarki. Hal ini yang menjadikan Khaled Abou El Fadl melakukan kritik akan ketimpangan gender dan penindasan serta memberikan pembelaan pada apa yang terjadi terhadap perempuan. 

Khaled Abou El Fadl ini lahir pada tahun 1963 di Kuwait yang termasuk negara dengan kompleks permasalahan agama yang begitu mendalam. Dalam buku karya Abdul Majid dijelaskan bahwa sejak kecil Abou El Fadl telah mempelajari banyak keilmuan seputar keislaman seperti Al-Qur’an, tasawuf, hadits, bahasa Arab dan tafsir. Ia juga tumbuh dari masyarakat yang berpaham Wahabi tetapi di waktu kemudian ia berbalik mengkritik Wahabi yang dianggapnya kurang terbuka soal pemikiran dan dianggap semena-mena. Hingga saat ini Abou El Fadl telah menjabat sebagai profesor hukum Islam pada School of Law, University of California, Los Angeles (UCLA).

Di era kontemporer ini telah terjadi banyak sekali segala perubahan baik dari segi sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dari beberapa bentuk perubahan tersebut perempuan yang menjadi perhatian lebih di seluruh dunia termasuk dalam agama Islam. Dalam agama Islam pembahasan tentang fiqih perempuan terus bersinggungan dengan kondisi dan konteks pada masyarakat yang berbeda dengan sebelumnya. 

Baca Juga:  Haruskah Laki-Laki Memberikan Kursi pada Perempuan di dalam Transportasi Umum?

Bukan hal yang mengejutkan apabila masyarakat kontemporer saat ini mulai kritis terhadap perkembangan fiqih yang dirasa mulai ada kepelikan untuk terus beradaptasi dengan situasi dan kondisi zaman yang terus menerus mengalami kemajuan. Maka dari itu, tokoh kontemporer Islam Khaled Abou El Fadl memberikan pembelaan serta kritiknya terhadap perkembangan fiqih perempuan yang dianggap tidak sesuai dengan penafsiran dan situasi kondisi masyarakat kontemporer saat ini.

Dalam kritiknya, Abou El Fadl mengaitkan gagasan-gagasan tentang perempuan dengan konsep otoritas dalam Islam. Dalam salah satu karyanya yang berjudul The Great Theft: Wrestling Islam from The Extremists (2005) ia mengkritik tentang kelompok puritan yang masih memandang rendah perempuan dan tidak menerapkan kesetaraan gender. Beberapa tindakan kritik oleh Abou El Fadl dalam kritiknya adalah dengan beberapa metodologi penafsiran yaitu melalui Al-Qur’an dan hadist Nabi Saw. Penafsiran yang dilakukan oleh Khaled Abou El Fadl ini sangat berbeda dengan penafsiran kelompok puritan, karena dalam penafsirannya lebih arif dan rasional dengan memikirkan dari segi konteks ayat dan hadist serta konteks situasi dan kondisi kontemporer saat ini. Pada kritik penafsiran oleh Abou El Fadl menunjukkan bukti bahwa Al-Qur’an menekankan tidak adanya perbedaan gender, kasta, ras ataupun yang lainnya di antara sesama manusia dimata Allah SWT. 

Abou El Fadl menjelaskan bahwa terhadap penafsiran terhadap teks-teks keagamaan menjelaskan adanya kebebasan perempuan untuk melakukan kegiatan seperti yang diinginkan. Kenyataannya, dalam catatan sejarah kaum perempuan pun juga aktif dalam kehidupan sosial dan politik ketika masa Nabi Saw. Dalam buku Abou El Fadl yang lainnya yaitu, Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority, and Women (2003), yang mengkritik bahwa dalam hubungan pernikahan laki-laki dan perempuan bukanlah  yang harus sujud dan tunduk terhadap suami, tetapi pernikahan adalah hubungan yang didalamnya ada kasih dan sayang serta kesetaraan antara satu dan lainnya. 

Baca Juga:  Kartini dan Upaya Memperjuangkan Emansipasi

Penafsiran lainnya pada Q.S. At-Taubah: 71 memberikan penegasan bahwa laki-laki dan perempuan adalah mitra yang setara dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan harus bekerjasama dan saling mendukung baik dalam kehidupan pernikahan maupun publik. Abou El Fadl menyadari bahwa Islam agama yang rahmat bagi seluruh umat dan alam semesta yang sangat menghargai hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan untuk terhindar dari ketidakseimbangan dan ketidaksetaraan gender. Upaya pembelaan dan kritik oleh Khaled Abou El Fadl terhadap ketimpangan gender ini dapat merubah mindset masyarakat terhadap ketidakseimbangan kesetaraan gender itu sendiri.  Serta menjadikan berjalannya kesetaraan gender tanpa ada pihak manapun yang merasa dirugikan apalagi untuk kaum perempuan.

 

Rekomendasi

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

zainab al-ghazali zainab al-ghazali

Zainab Al-Ghazali; Mufassir Perempuan Pelopor Feminisme Islam

Resensi Buku Feminisme Muslim di Indonesia

meneladani rasulullah anti rasisme meneladani rasulullah anti rasisme

Meneladani Rasulullah yang Mengajarkan Sikap Anti Rasisme

Ditulis oleh

Penulis merupakan Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Sunan Ampel, Surabaya.

Komentari

Komentari

Terbaru

Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang! Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang!

Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang!

Berita

Menelisik dan Menyikapi Pembubaran Jamaah Islamiyah

Berita

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Kajian

Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah

Aqiqah: Salah Satu Cara Islam Membawa Keadilan Untuk Perempuan

Kajian

Berbuat Baik terhadap Non-Muslim dalam Prinsip al-Quran

Muslimah Daily

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Muslimah Daily

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi? Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi?

Ngidam, Haruskah Selalu Dipenuhi?

Keluarga

Trending

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Kajian

Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi’i

Muslimah Daily

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Muslimah Daily

Connect