Ikuti Kami

Kajian

 Islam, Agama yang Melindungi Hak-hak Perempuan

islam melindungi hak-hak perempuan

BincangMuslimah.Com – Pada Awal abad ke-20, Qasim Amin, seorang tokoh pembaruan mesir, pernah melontarkan gagasan kontroversial tentang pembebasan perempuan melalui bukunya yang berjudul Tahrir al-Mar’ah (memerdekakan perempuan). Menurutnya, praktek poligami yang ada dalam agama Islam harus dihapus karena menyalahi norma keadilan manusia. Padahal, sejatinya Islam adalah agama yang melindungi hak-hak perempuan.

Gagasan tersebut langsung mendapat kecaman dari para ulama masa itu. Seperti biasa, Qasim Amin langsung dihukumi murtad dan kafir. Kasus Qasim Amin menunjukkan betapa riskannya diskursus perempuan di era modern. Gagasan Qasim yang jelas dilatarbelakangi pengalaman yang ia peroleh saat belajar di Prancis sebagai salah satu negara modern, masih dianggap barang “haram” oleh para ulama. (Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Dr. KH. Said Aqil Siroj, Mizan: 2006, Hal 243)

Sampai sekarang persoalan seperti ini kerap kali muncul dan menjadi perdebatan di berbagai kawasan dunia Islam, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu bertanya, sejauh mana sebenarnya Islam memandang posisi kaum perempuan? Bagaimana cara kita memahami kontroversi semacam Qasim Amin di atas?

Di dalam Alquran, perempuan (an-nisa’ atau al-unstsa) disebutkan sebanyak 67 kali, sama dengan laki- laki (rajul, rijal atau adz-dzakar). Perimbangan dalam penyebutan ini selintas mengindikasikan bahwa keduanya diperlakukan secara sama dan adil oleh Allah Swt. (Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Dr. KH. Said Aqil Siroj, Mizan: 2006, Hal 244)

Kemudian di dalam Hadis, Nabi Muhammad saw. justru lebih sering memuliakan perempuan ketimbang laki-laki. Semisal Pada saat Nabi ditanya oleh seorarang sahabat.Siapa di antara manusia yang paling utama untuk dihormati?” Beliau menjawab, “ibumu.” Sahabat kembali bertanya “siapa lagi?”. “Ibumu,” lanjut Nabi. “Siapa lagi?” tanya sahabat ketiga kali. “Ibumu” Jawab Nabi lagi. “Siapa lagi” baru kemudian Nabi menjawab “ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada Hadis lain, Nabi Muhammad bahkan mengaitkan surga dengan kaum feminim tersebut. Diriwayatkan dari Imam Hakim melalui sahabat Mu’awiyah Ibnu Jahimah Rasulullah bersabda:

أَنَّ جَاهِمَةَ ، أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ : أَلَكَ وَالِدَةٌ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، قَالَ : اذْهَبْ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلَيْهَا.

Artinya: Bahwasannya Jahimah datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata, “(Wahai Rasulullah) aku ingin berperang. Aku datang untuk meminta pendapatmu.” Kemudian Nabi bersabda, “Apakah engkau memiliki ibu?” “Iya,”  jawabnya. “Pulanglah dan tetaplah bersamanya karena sungguh surga di bawah kedua kakinya.” (Abu Abdillah Al-Hakim,  al-Mustadrak Ala al-Shahihain, Maktabah syamilah, Juz 4, Hal 151)

Dari sini jelas, perempuan dalam Islam benar-benar mendapat kedudukan yang tinggi dan mulia. Islam melindungi hak-hak perempuan. Islam bukanlah seperti tuduhan sebagian kalangan orientalis yang mengatakan Islam adalah agama yang mendiskriminasikan perempuan. Kenyataannya justru Islam datang untuk melindungi dan menjunjung martabat perempuan yang mana pada masa sebelumnya posisi perempuan hanyalah sebagai objek, bahkan tak jarang dari mereka dijadikan komoditas perbudakan dan sarana pelampiasan nafsu.

Pada zaman jahiliyah, kedudukan laki-laki sangat superior di atas perempuan, ini terbukti dengan jamak dari mereka yang menikahi perempuan tanpa batas, tidak peduli apakah mereka mampu adil atau tidak.

Kemudian Islam mengatur praktek poligami pada masa itu dengan diturunkannya surah al-Nisa ayat 3 :

فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا

Artinya: “Nikahilah wanita-wanita (lain) yang baik untukmu: dua, tiga atau empat. Namun jika kamu takut tidak bisa berlaku adil, maka (nikahilah) seorang wanita saja, atau (cukuplah) budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat untuk tidak berbuat aniyaya,” (QS: An-Nisa, Ayat 3).

Surah an-Nisa’ ayat 3 sebenarnya diturunkan bukan sebagai anjuran poligami, sebagaimana yang dipahami sebagian orang awam. Akan tetapi, isinya mengisyaratkan untuk membatasi dan meminimalisir budaya jahiliah, terbukti dengan perintah mencukupkan satu istri jika khawatir tidak mampu berbuat adil. (Prof Dr. Wahbah Ibnu Musthafa al-Zuhaily, al-Tafsir almunir, Maktabah Syamilah, Juz 4, Hal 233)

Alhasil, dari beberapa paparan di atas setidaknya ada dua poin penting yang dapat disimpulkan:

Pertama, Jika kita mengkaji secara mendalam, sebenarnya Islam datang untuk melindungi hak-hak perempuan. Islam secara historis telah melepaskan mereka dari jerat budaya jahiliyah yang mendiskriminasi menuju budaya syariat yang menjujung martabat.

Kedua, jika kita mecermati sejarah turunnya ayat poligami, seharusnya kita dapat menerima pemikiran Qasim Amin di atas. Sebab ayat ini semangatnya membatasi dan meminimalisir praktek yang sudah ada. Ditambah dengan alasan “dapat menyakiti hati” yang jelas dilarang di dalam agama, maka selayaknya poligami memang ditinggalkan Wallahu A’lam

Rekomendasi

khataman alquran sahabat khataman alquran sahabat

Khataman Alquran, Sahabat Nabi Lakukan Ini

Hak-hak Reproduksi Perempuan yang Sering Terabaikan

kesetaraan hak perempuan hadis kesetaraan hak perempuan hadis

Pengakuan Kesetaraan Hak Perempuan dalam Hadis

60 hadits hak-hak perempuan 60 hadits hak-hak perempuan

Review Buku 60 Hadits Shahih Hak-hak Perempuan dalam Islam

Ditulis oleh

Mahasiswa di Universitas Ibrahimy Situbondo Jawa Timur, Pengajar di SDN CILONGOK 01 tegal dan Aktivis IPPNU tegal Jawa tengah

Komentari

Komentari

Terbaru

Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu

Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu

Kajian

Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga

Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga

Muslimah Daily

Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

Berita

Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

Ibadah

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Kajian

Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

Kajian

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Muslimah Talk

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

Muslimah Talk

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Kajian

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

Muslimah Talk

3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

Ibadah

menolak dijodohkan menolak dijodohkan

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keluarga

Jati Diri Perempuan dalam Islam Jati Diri Perempuan dalam Islam

Resensi Buku Jati Diri Perempuan dalam Islam

Kajian

Connect