BincangMuslimah.Com – Perhelatan Piala Dunia FIFA 2022 akan segera dimulai. Lebih dari 30 negara akan menjadi peserta dalam perhelatan ini. Dalam setiap pertandingan bola, seringkali kita melihat seorang pemain bola yang melakukan sujud setelah mencetak gol. Bagaimana hukumnya dalam kajian fikih Islam?
Sujud yang boleh dilakukan oleh seorang muslim di luar shalat adalah sujud tilawah dan sujud syukur. Sujud tilawah dilakukan karena seseorang mendengar atau membaca ayat-ayat “sajdah” dalam Alquran. Sujud tilawah pun dilakukan dengan beberapa syarat. Begitu juga dengan sujud syukur, ada tata caranya.
Adapun sujud tilawah, mayoritas ulama, dalam kitab Asnal Mathalib dan Bidayatul Mujtahid, sujud tilawah harus dilakukan dalam keadaan suci. Beberapa ulama lain berpendapat tidak demikian.
Begitu juga sujud syukur, sebagian ulama berpendapat perlunya menjaga hadas, namun sebagian lain tidak. Dalil mengenai adanya sujud syukur adalah hadis Nabi yang disampaikan oleh Abu Bakrah,
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا أتاه أمر يسّره أو بشِّر به خرّ ساجدا شكرا لله تعالى (رواه أبو داود وابن ماجه والترمذي)
Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw apabila mendapatkan perkara yang membuatnya senang atau membuatnya bahagia maka ia menjatuhkan diri untuk bersujud, bersyukur kepada Allah. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi)
Dalam Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, beberapa ulama yang memperbolehkan sujud syukur tanpa harus berwudhu merujuk pada dalil-dalil umum tentang sujud syukur yang dilakukan oleh Nabi. Tidak ada petunjuk yang memberi informasi apakah Nabi memiliki hadas atau tidak, apakah Nabi dalam keadaan berwudhu atau tidak. Begitu juga hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abdurrahman,
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاتَّبَعْتُهُ حَتَّى دَخَلَ نَخْلًا فَسَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى خِفْتُ أَوْ خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ قَدْ تَوَفَّاهُ أَوْ قَبَضَهُ قَالَ فَجِئْتُ أَنْظُرُ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ مَا لَكَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ قَالَ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ لِي أَلَا أُبَشِّرُكَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ لَكَ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَسَجَدتُ لله شُكرًا (رواه أحمد)
Artinya: dari [Abdurrahman bin Auf] berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar kemudian aku mengikuti beliau, ketika beliau masuk ke kebun kurma, beliau bersujud dengan memanjangkannya sehingga membuatku takut atau khawatir jika Allah mewafatkan atau mencabut ruhnya. Maka aku mendekati beliau dan memperhatikannya, tiba-tiba beliau mengangkat kepalanya, lalu bertanya: “ada apa denganmu wahai Abdurrahman?” saya pun menerangkan hal itu kepada beliau, dan beliau menjawab; “Jibril ‘Alaihiis salam berkata kepadaku: ‘Apakah kamu mau aku sampaikan kabar gembira kepadamu, sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berfirman kepadamu: ‘Barangsiapa bershalawat kepadamu, niscaya Aku akan bershalawat kepadanya, dan barangsiapa yang mengucapkan salam kepadamu niscaya aku akan mengucapkan salam kepadanya. Maka aku bersujud untuk bersyukur kepada Allah.” (HR. Ahmad)
Beberapa hadis tentang aktivitas sujud syukur yang dilakukan oleh Nabi tidak menunjukkan adanya keharusan berwudhu, demikian yang disimpulkan oleh beberapa ulama. Maka jika merujuk pada ulama yang tidak mengharuskan berwudhu, sujud syukur yang dilakukan oleh seorang pemain bola setelah mencetak gol adalah boleh. Sujud yang mengekspresikan bahagia yang luar biasa lalu kemudian mengingat Allah. Wallahu a’lam.
3 Comments