BincangMuslimah.Com – Dalam istilah ulama ushul fikih, ada yang namanya ‘illat dan hikmah. ‘Illat merupakan latar belakang atau alasan keberadaan suatu hukum. Jika ‘illat tidak ada, maka hukum pun tidak ada. Berbeda dengan hikmah yang oleh para ulama ushul fikih didefinisikan sebagai maslahat yang ingin dicapai oleh Syari’ (pembuat syariat) dengan penentuan sebuah hukum.
Dalam ibadah puasa (yang merupakan ibadah mahdhah sebagaimana shalat dan haji), tidak ada satu pun yang mengetahui ‘illatnya kecuali Allah Swt. Di dalam Alquran sendiri, Allah Swt. tidak menyampaikannya secara terang-terangan. Akan tetapi, jika yang ditanyakan adalah hikmah pensyariatan puasa, maka akan ada banyak sekali riwayat-riwayat yang menjelaskan.
Berikut ini akan penulis jabarkan beberapa hikmah perintah puasa dalam Islam yang diriwayatkan oleh para ulama berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad saw.
Pertama, ibadah puasa dapat menyehatkan badan. Jika ditinjau dari sudut pandang medis, puasa memiliki banyak sekali manfaat bagi tubuh. Di antaranya, membakar lemak dalam tubuh, meningkatkan hormon pertumbuhan manusia, meningkatkan fungsi otak, mengurangi tekanan darah, mengatur trigliserida, mengatasi resistensi insulin, mengurangi risiko penuaan, dan lain-lain. Nabi Muhammad Saw. pun pernah bersabda,
صوموا تصحّوا
Artinya: “Berpuasalah, maka kamu akan sehat.” (HR. Baihaqi)
Kedua, dengan berpuasa umat muslim akan turut merasakan penderitaan yang dirasakan oleh saudara-saudara sesama manusia yang sering kelaparan karena kondisi ekonomi yang kurang baik.
Imam Ja’far Shadiq pernah berkata, “Sesungguhnya Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Agung yang memberlakukan puasa, agar si kaya dan si miskin setara dengannya, dan itu karena si kaya tidak akan merasakan lapar sehingga ia akan berbelas kasih kepada si miskin, karena bila si kaya menginginkan sesuatu, Dia berkuasa atasnya, maka Tuhan Yang Maha Esa ingin menyamakan ciptaan-Nya, dan agar yang kaya merasakan lapar dan sakit, menyayangi yang lemah, dan menyayangi yang lapar.”
Ketiga, ibadah puasa dapat melatih kesabaran orang yang menjalankannya. Sebagaimana yang tertuang di berbagai ayatnya, Allah Swt. menganjurkan setiap muslim melatih jiwanya untuk bersabar. Allah Swt. berfirman dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 45.
اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.”
Dengan berpuasa, minimal seseorang belajar bersabar menahan nafsu makan dan minum. Jika dia berhasil, di tahap selanjutnya dia akan belajar bersabar menahan hawa nafsunya dari segala macam perbuatan yang tidak disegani oleh Allah Swt. Menahan nafsu dari emosi-emosi yang merugikan, juga menahan nafsu dari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Keempat, dengan berpuasa seseorang akan berlatih menetapkan sikap ikhlas dalam hati ketika melakukan suatu kebaikan. Secara kasat mata, puasa memang ibadah jasad yang dilakukan dengan menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Akan tetapi, sebetulnya puasa juga merupakan ibadah ruh dimana seorang hamba sedang dalam upaya mendekati Allah Swt.
Sederhananya, ketika seseorang berniat menjalankan berpuasa, ia tak akan terpikirkan mencari keuntungan-keuntungan duniawi yang bisa ia raih lewat puasanya. Sebab puasa merupakan ibadah batin yang didasarkan atas hubungan makhluk dengan Allah semata, bukan digantungkan kepada sesama makhluk.
Sehingga, seseorang tidak dapat menjadikan ibadah puasa sebagai alat untuk mencapai kepentingan duniawi, dan niat puasanya tidak lain semata-mata untuk menjalankan perintah Allah Swt. Jika dibiasakan, seseorang akan menerapkan laku ikhlas dalam segala aspek kehidupannya. Baik itu perkara yang hukumnya mubah maupun sunnah, semua akan dilakukan semata-mata karena Allah Swt.
Itulah empat di antara beberapa hikmah dari perintah puasa dalam Islam. Karena sudah mengetahuinya, mari kita bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah puasa. Sehingga kita dapat meraih sebanyak-banyaknya hikmah.