Ikuti Kami

Kajian

Bolehkah Perempuan Ceramah di Depan Lelaki?

perempuan ceramah depan lelaki
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Sebagaimana kita ketahui, akhir-akhir ini banyak sekali para perempuan yang menjadi seorang penceramah. Mereka menyampaikan pidato keagaamaan di depan masyarakat yang tak hanya jamaah perempuan, melainkan juga lelaki. Bagaimanakah Islam mengatur hal tersebut? Bolehkah perempuan ceramah di depan lelaki?

Dakwah dalam arti luas menjadi kewajiban lelaki dan perempuan. Seperti yang dijelaskan pada firman Allah Swt. yang artinya: “orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah: Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S At-Taubah:71).

Karena hal tersebut, maka istri-istri Nabi dan perempuan mukminah pada masa itu juga menyampaikan pesan-pesan dakwah. Para sahabat Nabi pun juga datang kepada Nabi, terutama kepada Aisyah ra. untuk mendapatkan informasi dan pengajaran tentang kehidupan Rasulullah Saw. Para sahabat pun bertemu dan bertanya langsung kepada Aisyah ra.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa perempuan boleh saja menyampaikan nilai-nilai kebenaran kepada laki-laki dengan syarat menerapkan adab yang sesuai nilai-nilai Islam, seperti menutup aurat dan menyampaikan pesan dengan suara yang lantang.

Adapun larangan perempuan menyampaikan khutbah Jumat atau khutbah Idul Fitri dan Idul Adha kepada jamaah laki-laki bukan karena tidak boleh dakwah, tetapi menjadi khatib dihadapan jamaah laki-laki bukanlah tugas perempuan sehingga hal tersebut tidak boleh dikerjakan oleh perempuan.

Muktamar memutuskan bahwa orang perempuan berdiri di tengah laki-laki itu haram. Kecuali dapat memenuhi ketentuan agama Islam yakni seperti menutup aurat dan selamat dari segala fitnah, maka  hukumnya boleh (jaiz).  Sedangkan adanya anggapan bahwa suara perempuan itu adalah aurat, menurut para ahli hadis sendiri itu didasarkan atas hadis yang tidak shahih.

Baca Juga:  Rawannya Pelecehan Seksual di Transportasi Umum dan Urgensitas RUU PKS

Bila suara perempuan adalah aurat, maka perempuan tidak bisa bicara dengan laki-laki. Padahal seperti dijelaskan di atas bahwa para sahabat mendatangi istri-istri Nabi untuk meminta keterangan tentang berbagai masalah yang perlu mereka ketahui. Hal tersebut, karena suara orang perempuan itu tidak termasuk aurat, menurut pendapat yang ashah.

Keterangan pertama dijelaskan dalam Ittihaf al-Sadah al Muttaqin karya Muhammad Murtadha al Zabidi, tahun 1422 H/2002 M, Jilid VI, halaman 495.

اَنَّ رَسُوْلَ االلهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقْرَعُ سَمْعَهُ صَوْتُ الْجَارِيَتَيْنِ وَهُوَمُضْطَجِعٌ عَلَى الْفِرَاشِ وَلَوْكَانَ يُضْرَبُ بِالَأوْتَارِفِي مَوْضِعٍ لَمَّا جَوَّزَالْجُلٌوْسَ ثَمَّ لقْرِعِ صَوْتِ الْأَوْتَارِسَمْعَهُ. فَيَدُلُّ هَذَا عَلىَ أَنَّ صَوْتَ النِّسَاءِ غَيْرَ مُحَرَّمٍ تَحْرِيْمَ الْمَزَامِيْرِ بَلْ إِنَّمَا يَحْرُمُ عِنْدَ خَوْفِ الْفِتْنَةِ قَطْعًا

Artinya: “Sesungguhnya telinga Rasulullah Saw. Pernah mendengar suara dua gadis (jariyah) pembantu wanita ketika beliau sedang tiduran di atas pembaringan.” Seandainya andaikan dibunyikan gitar disuatu tempat, niscaya beliau beranjak dari duduk dari tempat itu karena suara gitar yang terdengar ditelinganya. Hal itu menunjukkan bahwa suara wanita (perempuan) tidak diharamkan seperti keharaman seruling. Namun suara wanita (perempuan) hanya haram ketika khawatir adanya fitnah secara pasti (tanpa khilafiyah).

Keterangan kedua dijelaskan dalam Syarah al-Sittin karya Abdul Karim al-Mathari al-Dimyathi, halaman 109.

وَلَا تَجْهَرُ الْمَرْأَةُ بِالْقِرَاءَةِ أَيْ دَفْعًا لِلْفِتْنَةِ وَإِنْ كَانَ الْأَصَحُّ أَنَّ صَوْتَهَا لَيْسَ بِعَوْرَةٍ

Artinya: “Wanita tidak boleh mengeraskan suara membaca Al-Quran demi menghindari timbulnya fitnah. Walaupun pendapat yang lebih benar menyatakan bahwa suara wanita itu bukan aurat.”

Keterangan ketiga dijelaskan dalam Al-Fawa al-Kubra al-Fiqhiyah karya Ibn Hajar al-Haitami, tahun 1493 H/1984 M, Jilid I, halaman 203.

وَالْمُرَادُ بِالْفِتْنَةِ الزَّنَا وَمُقَدَّ مَاتِهِ.

Baca Juga:  Hukum Praktik Aborsi Karena Alasan Darurat Medis

Artinya: “yang dimaksud fitnah tersebut adalah perzinaan dan muqaddimah-Nya.”

Dengan demikian, jelas bagi kita bahwa perempuan muslimah boleh (jaiz) menyampaikan pesan dakwah atau pidato keagamaan kepada para jama’ah laki-laki, apalagi jika ilmu tersebut amat dibutuhkan. Meskipun demikian, lebih baiknya para da’iyah atau muballighah berdakwah dikalangan perempuan, karena jumlah para da’iyah atau muballighah sangat kurang. Sehingga kelak akan tercipta para perempuan yang memiliki kepribadian sholihah, wawasan yang luas dan kemampuan dakwah yang baik dan menarik.

Sumber: Ahkamul Fuqaha no. 161, Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-10 di Surakarta pada Tanggal 10 Muharram 1354 H/ April 1935 H.

Rekomendasi

mamah dedeh pendakwah perempuan mamah dedeh pendakwah perempuan

Mamah Dedeh, Pendakwah Legendaris Perempuan

organisasi muslim perempuan indonesia organisasi muslim perempuan indonesia

Apakah Dakwah Wajib bagi Setiap Muslim?

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

poligami poligami

Narasi Poligami, di Mana Suara Perempuan?

Ditulis oleh

Alumni MA Salafiyah Kajen yang menamatkan kuliah di Program Jurusan Fisika Univesitas Diponegoro. Saat ini sedang merintis perpustakaan dan hobi menulis. Pernah menyabet juara 1 lomba puisi nasional dan menjuarai beberapa Lomba Karya Tulis Ilmiah.

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Beauty Previllege terobsesi kecantikan Beauty Previllege terobsesi kecantikan

Beauty Previllege akan Menjadi Masalah Ketika Terobsesi dengan Kecantikan

Diari

Perilaku Rendah Hati alquran Perilaku Rendah Hati alquran

Tiga Contoh Perilaku Rendah Hati yang Diajarkan dalam Alquran

Muslimah Daily

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

puasa syawal senilai setahun puasa syawal senilai setahun

Alasan Mengapa Puasa Syawal Senilai Puasa Setahun

Kajian

Metode Nabi Muhammad Metode Nabi Muhammad

Tiga Langkah Membina Generasi Berkualitas bagi Perempuan Karir

Keluarga

Tiga Hal Ini Perlu Ditekankan agar Pernikahan Menjadi Sakinah

Keluarga

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah agar Terhindar Keburukan

Ibadah

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Perilaku Rendah Hati alquran Perilaku Rendah Hati alquran

Tiga Contoh Perilaku Rendah Hati yang Diajarkan dalam Alquran

Muslimah Daily

Connect