Ikuti Kami

Kajian

Adab Bercanda Sehat Ala Rasulullah

Adab Bercanda Sehat Rasulullah
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Bercanda merupakan hal yang dibutuhkan dalam hidup untuk menyegarkan otak agar jangan terus-menerus memikirkan hal serius. Islam, sebagai ajaran yang komplit telah mengatur batasan-batasan yang diperbolehkan dalam bercanda. Islam telah mengajarkan adab bercanda yang sehat melalui sikap-sikap dan aktivitas Rasulullah.

Di dalam sebuah hadis, Rasulullah mencela mereka yang melakukan kebohongan demi membuat orang lain tertawa.

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Artinya: “Celakalah bagi orang yang bercerita lalu berkata dusta demi membuat orang lain tertawa, celakalah dia celakalah dia.” (HR. Abu Daud No.4990).

Hal lain yang harus dihindari dalam bercanda adalah tidak melakukannya secara terus-menerus karena hal itu dapat menyebabkan hati menjadi keras sebab terlalu banyak tertawa. Rasulullah bersabda,

لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ

Artinya: “Janganlah kalian perbanyak tertawa! karena banyak tertawa dapat mematikan hati”. (HR. Ibnu Majah No.4193).

Imam Nawawi juga menjelaskan,

المزاح المنهي عنه هو الذي فيه إفراط ويداوم عليه ، فإنه يورث الضحك وقسوة القلب ، ويشغل عن ذكر الله تعالى ، ويؤول في كثير من الأوقات إلى الإيذاء ، ويورث الأحقاد ، ويسقط المهابة والوقار ، فأما من سلم من هذه الأمور فهو المباح الذي كان رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ يفعل

Artinya: “Bercanda yang diharamkan adalah yang berlebihan dan dilakukan secara  terus-menerus, karena hal itu mewarisi gelak tawa dan kekerasan hati, mengalihkan perhatian dari mengingat Allah, dan berkali-kali berubah menjadi mudharat, dan mewarisi dendam, serta menurunkan martabat dan kewibawaan. Adapun bercanda yang tidak ada unsur-unsur di atas maka boleh dilakukan (dan itu pernah dilakukan oleh Rasulullah.”

Baca Juga:  Kisah Rasulullah yang Terbuka Menerima Pendapat Sahabat Muda

Dari perkataan Imam Nawawi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bercanda boleh dilakukan selama tidak ada unsur berlebihan, karena hal itu dapat menyebabkan orang bisa berbohong dan saling mencaci demi meneruskan bercandanya. Di dalam Alquran, Allah berfirman:  

وَقُل لِّعِبَادِى يَقُولُوا۟ ٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ كَانَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوًّا مُّبِينًا

Artinya: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (QS. Al-Isra: 53).

Pada ayat di atas, Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk mengucapkan perkataan yang benar yang mana itu merupakan bagian dari Akhlak yang mulia.

Bercanda dengan menghindari unsur-unsur di atas diperbolehkan dalam Islam, bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Rasulullah pernah melakukan candaan yang memiliki nilai atau pelajaran bisa diambil dan candaannya. Di antara hadis-hadis tersebut adalah candaan yang dilakukan Rasulullah kepada seorang sahabat bernama Zahir (dalam suatu keterangan disebutkan bahwa Zahir ini adalah sahabat yang tinggal di pedalaman dan memiliki wajah yang jelek). 

Diceritakan bahwa sahabat yang bernama Zahir ini ingin memberikan hadiah kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah mendatanginya ketika dia sedang menjual barang dagangannya, lalu kemudian Rasulullah memeluknya dari belakang sementara Zahir tidak menyadari kalau yang sedang memeluknya adalah Rasulullah. Dan dia pun berkata: “lepaskan saya”, kemudian dia melihat kebelakang dan mengetahui bahwa yang memeluknya adalah Rasullah, maka Zahir pun tidak menyia-nyiakan kesempatan dan menempelkan pundaknya ke dada Rasulullah. Lalu Rasulullah pun berkata sambil bercanda: “siapakah yang mau membeli budak ini?”, mendengar itu, Zahir pun menjawab: “Wahai Rasulullah, Demi Allah, aku ini tidak berarti di pandangan mereka”, dan Rasulullah menjawabnya lagi dengan:

Baca Juga:  Apakah Orang Miskin Tetap Wajib Bayar Zakat?

بل أنت عند الله غال

Artinya: “Justru di sisi Allah engkau sangat mahal nilainya”. (HR. Ibnu Hibban No.5790).

Dari candaan yang dilakukan Rasulullah tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa ketika itu Rasulullah ingin memberi tahu bahwasanya penilaian di mata manusia sangat berbeda dengan penilaian di sisi Allah, karena yang Allah nilai dari seorang hamba-Nya adalah kualitas ketakwaannya bukan bentuk fisiknya.

Begitulah adab bercanda sehat yang dilakukan Rasulullah, terhindar dari unsur yang dapat menyakiti orang-orang yang berada bersamanya, serta di setiap candaan yang beliau lakukan pasti terdapat pelajaran yang bisa dijadikan sebagai teladan. Sesuai dengan firman Allah,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Editor: Zahrotun Nafisah

Rekomendasi

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

peran tionghoa dalam menyebarkan islam peran tionghoa dalam menyebarkan islam

Imlek: Refleksi Peran Tionghoa dalam Menyebarkan Islam di Banten

Benarkah Dosa pada Bulan Rajab Dilipatgandakan? Benarkah Dosa pada Bulan Rajab Dilipatgandakan?

Kisah Kesabaran Rasulullah dan Nenek Pambawa Kayu

rasulullah terbuka sahabat muda rasulullah terbuka sahabat muda

Kisah Rasulullah yang Terbuka Menerima Pendapat Sahabat Muda

Ditulis oleh

Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Situbondo (Pegiat kajian Qashashul Quran dan Gender)

Komentari

Komentari

Terbaru

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Muslimah Talk

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Khazanah

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Muslimah Daily

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kajian

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri? Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Kajian

Parenting Islami : Ini Enam Keunggulan Mendidik Anak dengan Dongeng dan Cerita

Keluarga

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1 Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Muslimah Daily

Trending

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Connect