BincangMuslimah.Com – Salah satu hal yang sunah ketika mendapat karunia seorang anak adalah mentahniknya. Lalu, apa itu tahnik? Dan bagaimana hukumnya?
Tahnik adalah kurma yang dikunyah dan dilumaskan di langit-langit mulut bayi sampai ia turun ke lambung bayi itu. Jika tidak terdapat kurma, maka bisa mengganti proses pentahnikan dengan sesuatu yang manis.
Tahnik sebagaimana penjelasan di dalam kitab Al-Fiqh Al-Manhaji Ala Madzhab Al-Imam Asy-Syafii dan kitab-kitab fikih lainnya adalah berhukum sunnah. Baik untuk bayi laki-laki maupun perempuan.
Dasar Hukum Tahnik
Adapun dasar hukum sunah tahnik pada bayi yang lahir adalah hadis-hadis Nabi saw. sebagaimana berikut.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ ذَهَبْتُ بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى طَلْحَةَ الأَنْصَارِىِّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حِينَ وُلِدَ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى عَبَاءَةٍ يَهْنَأُ بَعِيرًا لَهُ فَقَالَ « هَلْ مَعَكَ تَمْرٌ ». فَقُلْتُ نَعَمْ. فَنَاوَلْتُهُ تَمَرَاتٍ فَأَلْقَاهُنَّ فِى فِيهِ فَلاَكَهُنَّ ثُمَّ فَغَرَ فَا الصَّبِىِّ فَمَجَّهُ فِى فِيهِ فَجَعَلَ الصَّبِىُّ يَتَلَمَّظُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « حُبُّ الأَنْصَارِ التَّمْرَ ». وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللَّهِ. رواه مسلم.
Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, “Saya pergi bersama Abdullah bin Abu Thalhah Al-Anshari ketika ia baru dilahirkan menemui Rasulullah saw. Sedangkan Rasulullah saw. ketika itu sedang di ‘Aba’ah (kandang unta) memberi minum untanya. Lalu, beliau bertanya, “Apakah kamu membawa kurma?” Aku menjawab, “Iya”. Beliau kemudian mengambil beberapa kurma lalu memasukkan ke dalam mulut beliau dan melembutkannya. Setelah itu, beliau membuka mulut bayi dan menyuapkan padanya, bayi itu mulai menjilatinya. Maka, Rasulullah saw. bersabda, “Kesukaan orang Anshar adalah kurma.” Beliau pun memberinya nama Abdullah.” (H.R. Muslim)
Tujuan Melakukan Taknik pada Bayi
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ. رواه مسلم.
Dari Abu Musa, ia berkata, “Aku memiliki seorang anak, lalu aku menemui Rasulullah saw. bersamanya. Beliau pun menamainya Ibrahim dan mentahniknya dengan kurma.” (H.R. Muslim)
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ فَأُتِىَ بِصَبِىٍّ فَبَالَ عَلَيْهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ بَوْلَهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ. رواه مسلم.
Dari Aisyah; istri Rasulullah saw. bahwasannya Rasulullah saw. pernah didatangi orang-orang yang membawa beberapa bayi, kemudian beliau mendoakan keberkahan bagi mereka dan mentahnik mereka. Ketika menyerahkan seorang bayi, ternyata ia kencing dan mengenai beliau. Beliau pun meminta air dan menuangkannya pada air kencing tadi dan tidak mencucinya. (H.R. Muslim)
Berdasarkan hadis-hadis tersebut, para ulama menyunnahkan untuk membawa bayi setelah lahir kepada orang shalih dan bertaqwa untuk mentahniknya dan mendoakan kebaikan serta keberkahan untuknya. Wa Allahu a’lam bis shawab.
9 Comments