Ikuti Kami

Subscribe

Diari

Mempertanyakan ‘Makanya Nikah’: Bukan Ending Cerita

perkawinan anak

BincangMuslimah.Com – “Kesel aku, rasanya pingin banget keluar dari grup wa temen-temen SMA,” celetuk salah satu temenku yang datang tiba-tiba dan langsung marah-marah. Ia tersinggung dengan statement temannya hanya karena dia termasuk satu dari dua orang penghuni grup yang belum menikah. “Makanya nikah, kenapa gak nikah? Gak laku ya?,” begitulah kira-kira “kalimat jahat” yang membuatnya kesal setengah mati.

Di lain waktu, kawan saya yang lain bercerita, ketika dia mengeluh kecapean karena naik motor dari kosan ke tempat kerja melawan kemacetan, teman sekantornya, yang lagi-lagi sudah berumah tangga nyeletuk “Makanya nikah biar ada yang antar jemput.”

Lucunya lagi pas saya pribadi iseng-iseng update status karena kesepian di kos, lagi-lagi solusinya selalu sama, “makanya nikah, biar ada yang nemenin,” “makanya nikah biar ada yang bantuin,” “makanya nikah biar ada yang ngasih uang,” dan makanya nikah dengan biar yang lain-lain…

Dari sini, saya merenung dan berfikir, sebegitu enaknya kah menikah? Tapi kenapa ibuku harus banting tulang membantu bapak mencari nafkah agar semua anaknya bisa bersekolah? Kenapa ibu tidak duduk manis saja seperti kata mereka dan menunggu hasil nafkah dari bapak?.

Benarkah yang tidak menikah sampai akhir hidupnya itu karena tidak laku? Bukankah Allah sudah menetapkan rizki dan jodoh seseorang sejak ia berusia 4 bulan dalam kandungan? Jadi dia belum menikah dan bahkan tidak menikah itu salah siapa?

Lalu benarkah kalau sudah menikah kita tidak merasa kesepian lagi? Selalu ada suami yang menemani, atau minimal anak-anaknyalah yang menemaninya? Tapi kenapa ada yang mengeluh rindu dengan suaminya yang bekerja di luar kota? Kenapa tetanggaku datang bercerita pada ibuku tentang anak-anaknya yang tak datang berkunjung ke rumah, sekalipun ibunya tinggal sebatang kara?

Mengeluh, sedih, kecewa, marah dll itu sifat alamiah manusia. Tanpa menikah, setiap orang pasti pernah mengalami warna-warni hidup yang kadang sedih, kadang bahagia, sesekali rame, sesekali sendiri. Pun begitu dengan masalah dan problematika hidup. Layaknya permainan roller coster, hidup itu naik turun.

Gak ada hubungannya sama sekali menikah dengan masalah, mau menikah ataupun belum, bersuami ataupun belum itu tidak menjadikan manusia lepas dari beban hidup. Lagian pendamping kita itu kan bukan Tuhan yang selalu ada di saat kita butuh, bukan mesin ATM yang selalu mengeluarkan uang disaat kita membutuhkan uang. Bukan juga bahan lelucon yang selalu membahagiakan.

Menikah adalah fase di mana dua insan yang dipertemukan itu saling bekerja sama. Saling membahagiakan, saling menemani, saling membantu dalam kebaikan. Bukan satu menjadi tuan dan satu menjadi pelayan, bukan satu menjadi supir dan satu menjadi penumpang.

Jadi, berkatalah yang baik kepada temanmu yang belum dikehendaki jodohnya oleh Tuhan. Doakanlah dengan kata-kata yang baik, santun, dan bijak agar ia bisa melewati masa-masa sulitnya. Ajaklah ia keluar jika merasa sendirian atau sekedar butuh teman, bukan dengan cacian ataupun jurus ampuh “makanya menikah” “kapan nikah”. Yuk, menjadi pribadi-pribadi yang lebih menyenangkan dengan ucapan dan perkataan yang menyejukkan.

Rekomendasi

Maudy Ayunda Pernikahan Campur Maudy Ayunda Pernikahan Campur

Maudy Ayunda Menikah; Telaah Tafsir “Perempuan yang Baik untuk Lelaki yang Baik”

Bagaimana Islam Memandang Konsep Childfree?

makna sekufu dalam pernikahan makna sekufu dalam pernikahan

Memilih Pasangan; Ikhtiar Menuju Pernikahan

makna sekufu dalam pernikahan makna sekufu dalam pernikahan

Benarkah Dianjurkan Melaksanakan Pernikahan di Bulan Dzulhijjah?

Qurrota A'yuni
Ditulis oleh

Penulis adalah konten writer program Cariustadz.id Pusat Studi Al-Quran, dan kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang dakwah dan komunikasi UIN Jakarta. Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.

Komentari

Komentari

Terbaru

Doa Nabi Ibrahim Keturunannya Doa Nabi Ibrahim Keturunannya

Doa Nabi Ibrahim untuk Keturunannya

Keluarga

Keraguan tentang Keaslian Alquran Keraguan tentang Keaslian Alquran

Menjawab Keraguan tentang Keaslian Alquran

Khazanah

Pengharaman Bangkai Daging Babi Pengharaman Bangkai Daging Babi

Hikmah Pengharaman Bangkai dan Daging Babi

Kajian

perempuan shalat tarawih rumah perempuan shalat tarawih rumah

Perempuan Lebih Baik Shalat Tarawih di Masjid atau di Rumah?

Ibadah

saras dewi gender lingkungan saras dewi gender lingkungan

Saras Dewi, Penulis Kesetaran Gender dan Lingkungan

Khazanah

puasa sunnah hari jumat puasa sunnah hari jumat

Bagaimana Hukum Puasa Sunnah pada Hari Jumat?

Ibadah

muslimah zuhur shalat jumat muslimah zuhur shalat jumat

Benarkah Muslimah Tidak Boleh Shalat Zuhur hingga Selesai Shalat Jumat?

Ibadah

suami istri mengakhiri pernikahan suami istri mengakhiri pernikahan

Suami dan Istri Punya Hak untuk Mengajukan Cerai

Keluarga

Trending

nama anak kakek buyutnya nama anak kakek buyutnya

Apakah Anak Rambut yang Tumbuh di Dahi Termasuk Aurat Shalat?

Berita

Pandangan Islam Tentang Perempuan yang Bekerja

Muslimah Daily

Keutamaan Menikahi Seorang Janda

Ibadah

Hukum Berdandan Sebelum Shalat

Ibadah

muslimah zuhur shalat jumat muslimah zuhur shalat jumat

Benarkah Muslimah Tidak Boleh Shalat Zuhur hingga Selesai Shalat Jumat?

Ibadah

puasa sunnah hari jumat puasa sunnah hari jumat

Bagaimana Hukum Puasa Sunnah pada Hari Jumat?

Ibadah

Pro Kontra Feminisme dalam Islam Pro Kontra Feminisme dalam Islam

Pro Kontra Feminisme dalam Islam

Muslimah Talk

memilih pasangan baik mendidik memilih pasangan baik mendidik

Pentingnya Memilih Pasangan yang Baik dalam Mendidik Anak

Kajian

Connect