BincangMuslimah.Com – Saur Marlina Manurung atau akrab disapa Butet Manurung merupakan perempuan berdarah Batak kelahiran 21 Februari 1972. Ia adalah pendiri Sokola Rimba, atau yang kini bernama Sokola Institute pada tahun 2003. Perempuan berkulit sawo matang ini menempuh pendidikan di Universitas Padjajaran dengan mengambil dua program studi, yaitu Antropologi dan Sastra Indonesia. Tak berhenti sampai di situ, ia melanjutkan kembali pendidikannya di bidang Pembangunan Partisipatif di Australian National University. Ia Juga mengikuti Global Leadership and Public Policy di Universitas Harvard.
Selama menempuh pendidikan di Universitas Padjajaran, Butet aktif di UKM Pecinta Alam Palawa Unpad. Melansir dari laman Unpad.ac.id, Butet mengatakan bahwa sejak kecil ia bercita-cita ingin bekerja di tengah alam. Ia banyak mengikuti kegiatan ekspedisi di alam bebas mulai dari mendaki gunung hingga aktivitas alam bebas lainnya. Bercita-cita untuk bekerja di tengah rimba, tokoh Indiana Jones merupakan inspirasinya.
Berawal dari lowongan yang terdapat di surat kabar salah satu LSM bidang konservasi di Jambi, ia akhirnya memutuskan untuk menjadi bagian dalam fasilitator pendidikan Suku Anak Dalam. Memulai prosesnya pun tak mudah, Butet memerlukan waktu yang cukup lama hingga akhirnya ia bisa berbaur pada masyarakat mulai dari belajar bahasa, ikut berburu, dan hidup layaknya Orang Rimba di hutan Bukit Duabelas Jambi.
Semangat dan kecintaannya terhadap alam bebas membuatnya tak patah arang meski menerima berbagai penolakan. Setelah kurang lebih tujuh bulan, ia berhasil mendekati Orang Rimba dan mulai mengajarkan baca tulis hitung (calistung) kepada anak-anak Suku Anak Dalam. Ia mendirikan Sokola Rimba bersama empat koleganya pada tahun 2003. Saat ini, Sokola Rimba sudah menjangkau beberapa titik mulai dari Aceh hingga Halmahera. Kisahnya pun sempat diangkat ke layar lebar pada tahun 2013 dengan judul Sekolah Rimba.
Berbagai perjuangannya mengantar Butet meraih berbagai penghargaan internasional diantaranya Man and Biosphere, Hero of Asia, Asian Young Leader, Young Global Reader, Ashoka Fellow, Asia Nobel Prize, Ramon Magsaysay Award, dan Ernst and Young Indonesian Social Entrepeneur of The Year.
Perempuan berusia 50 tahun tersebut terpilih sebagai salah satu sosok Global Role Model Barbie dalam rangka perayaan Hari Perempuan Internasional. Ia bersanding dengan 11 Barbie’s Role Model lainnya dari berbagai bidang seperti fashion designer, dokter, pengarang, dan lainnya.
Melalui media sosial Instagram, Butet mengucapkan rasa syukurnya dan berharap agar perempuan bisa lebih percaya diri dan membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi apapun yang diimpikan. Dalam Global Role Model Barbie, Butet Manurung digambarkan menggunakan atasan batik berwarna merah dan rok batik hitam serta menggunakan kalung. Perempuan Role Model yang dipilih oleh Barbie adalah perempuan yang dianggap membawa perubahan di era modern.
Semangatnya dalam menuntut ilmu masih terus berkobar, terbukti di usianya yang mulai separuh abad, Ibu dari dua orang anak tersebut masih melanjutkan studinya pada jenjang S3 di jurusan Antropologi Pendidikan di Universitas Amsterdam. Selamat Butet, semoga kisahmu bisa memberikan inspirasi bagi banyak perempuan.
1 Comment