Ikuti Kami

Diari

Bagaimana Jika Pagimu Diselimuti Kabut Asap, Bukan Lagi Embun Pagi?

kabut asap

BincangMuslimah.Com – Sebuah anugerah dan keniscayaan saat kita bisa bangun pagi dan menjalani hari dengan sehat walafiat. Pagi hari adalah waktu yang sangat tepat untuk mengumpulkan semua amunisi untuk mempersiapkan jiwa dan raga dalam mengarungi seharian aktivitas. Tapi mungkin itu tidak lagi dirasakan oleh kawan kita di sana yang saat ini diselimuti kabut asap, bukan lagi embun pagi.

Lewat media sosial saya membaca banyak sumpah serapah yang terlayangkan untuk pemangku kekuasaan dan pengusaha swasta pemilik lahan perkebunan yang katanya penyebab perusakan hutan. Hati saya nanar melihat asap menyelubungi pulau yang katanya paru-paru Indonesia itu. Tapi, melihat keadaan di lingkungan sekeliling saya juga tak lebih menyakitkan.

Seperti pagi ini, saya mengawali hari untuk bersepeda menapaki jalanan kampung. Sungguh nikmat, bisa melihat orang-orang beraktivitas dan memahami keadaan sekitar. Saya lahir dan besar di Cikarang Pusat, Bekasi, atau tepatnya di desa Cicau. Sebuah desa yang masih bertahan di kelilingi pabrik-pabrik bercerobong besar serta masuk dalam denah pembangunan mega proyek Meikarta yang saat ini sedang mangkrak karena ada dugaan korupsi yang sedang diusut.

Saya bersepeda ke Desa tetangga, Desa Cempaka. Jarak dari Cicau sampai Cempaka terbilang cukup dekat. Jika memakai kendaraan roda empat mungkin hanya memakan waktu sekitar 20 menit, dan jika menggunakan kendaraan roda dua bisa memakan waktu 15 menit. Kali ini saya menggunakan sepeda, belum sampai ke Cempaka, namun sampai Cilangkara saja sudah menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Sampai Cempaka katakanlah butuh tambahan waktu 20 menit, berarti sampai Cempaka memakan waktu 40 menit.

Apa yang membedakan dalam penggunaan kendaraan tersebut? Pertama jelas ialah waktu, yang kedua adalah perhatian kita pada alam sekitar. Kecepatan itu sangatlah bagus, tapi jika cepat tanpa kontrol itu yang bahaya. Di zaman era serba cepat ini, mungkin sebagian orang sudah paham akan kecepatan, maka mereka banyak yang menciptakan mesin yang bisa mempercepat pekerjaan mereka, bagusnya mereka bisa mengontrol atas keinginan diri yang tiada batas.

Baca Juga:  Merawat Lingkungan Adalah Salah Satu Tanggung Jawab Manusia

Menurut saya pada titik ini, terkadang kita perlu yang namanya sikap lambat. Dari sisi ini kita bisa menyelami dan mendalami lagi apa yang bisa kita ambil di perjalanan, lalu menikmati perjalanan. Lambat bukan berarti tertinggal. Tetapi melambat untuk lebih bisa melihat dan merenungi alam sekitar, berpikir ulang apakah sikap dan keputusan kita saat ini adalah yang terbaik untuk diri sendiri, orang sekitar dan masa depan anak cucu?

Bersepeda pagi ini, banyak yang bisa saya lihat dan saya baru menyadari banyak sekali objek yang baru saya tahu. Karena selama ini saya selalu memakai kendaraan roda dua atau pun roda empat yang menyebabkan pergerakan saya terlalu cepat, hingga saya lupa keadaan sekitar.

Padahal selama ini saya tahu, bahwa bahan bakar kendaraan kita (premium,pertalite, pertamax) dibuat dari minyak bumi yang tercipta dari sisa-sisa peninggalan zaman purba. Celakanya adalah bahan bakar ini tidak bisa diperbaharui di tambah efek samping dari bahan bakar ini adalah mencemari udara bumi yang sejuk ini. Saya tahu, tapi baru-baru ini saya sadar betul. Mungkin di antara kalian ada yang seperti saya?

Bahan bakar kendaran itu, saat ini bisa kita dapat dengan sangat mudah, tapi bagaimana dengan cucu kita 3000 tahun mendatang? Bagaimana dengan bumi yang selalu diambil manfaatnya tapi tidak dilestarikan atau dijaga? Kita harus sadar betul, bumi ini sedang menangis melihat tingakah laku kita yang sangat sombong.

Dengan kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) yang terjadi di salah satu wilayah Indonesia itu, saya sadar satu hal. Setiap dari kita memiliki peran untuk mencegah hal buruk itu terjadi. Di tempat saya ini, mungkin bisa dimulai dengan mengubah gaya hidup kita yang setiap hari memproduksi asap polusi. Polusi asap kendaraan yang kita ciptakan, sama saja dengan polusi kabut asap akibat karhutla, keduanya sama-sama mencemari udara, bukan?

Baca Juga:  Suami Meninggal, Apa yang Mesti Dilakukan agar Istri Mampu Bertahan?

Dengan naik kendaraan umum, setiap dari kita bisa berperan mengurangi asap polusi. Gunakan angkutan umum sebaik mungkin. Lalu jalan kaki dari stasiun MRT atau KRL ke tempat kerja. Jika masih bisa jalan kaki, jalan kaki saja. Anggap saja itu sebagai pengganti waktu olahraga kita yang selama ini (sok) sibuk kerja.

Jangan lupa selain bisa menyehatkan tubuh, jalan kaki juga suatu cara untuk mensyukuri nikmat Allah yang sangat luar biasa. Nikmat sehat, yang kata Rasulullah, sering kali dilupakan umat manusia. Mari merubah gaya hidup kita menjadi lebih baik, kita tidak bisa berbuat untuk perubahan iklim dan menjaga alam jika hanya sendiri, tapi kita bisa jika bersama.

Rekomendasi

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain dan Pesan Menjaga Bumi dalam Islam

pelestarian lingkungan alquran hadis pelestarian lingkungan alquran hadis

Upaya Pelestarian Lingkungan dalam Alquran dan Hadis

merawat lingkungan tanggung manusia merawat lingkungan tanggung manusia

Merawat Lingkungan Adalah Salah Satu Tanggung Jawab Manusia

Larangan Menebang Pohon Sembarangan dalam Hadis Nabi

Ditulis oleh

Peneliti el-Bukhari Institute dan alumni jurusan Sastra Arab UIN Jakarta

1 Komentar

1 Comment

  1. Pingback: Bagaimana Jika Pagimu Diselimuti Kabut Asap, Bukan Lagi Embun Pagi? | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net

Komentari

Terbaru

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Kesunnahan Iktikaf dan Ketentuan-Ketentuannya

Ibadah

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Muslimah Talk

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Ibadah

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan? Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Tanya Ustazah

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu? Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Tak Berkategori

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Kajian

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Parenting Islami : Peran Orangtua dalam Mendidik Anak yang Shalih dan Shalihah

Keluarga

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Connect