BincangMuslimah.Com – Korban anak-anak dan perempuan akibat pengeboman Israel di Gaza, Palestina mencapai 60%. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada Rabu (11/10/2023).
Wakil Menteri Yusuf Abu al-Reesh mengonfirmasi hal ini.
“60 persen dari cedera yang disebabkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza berdampak pada perempuan dan anak-anak,” ujar al-Reesh dikutip dari dari aljazeera.net.
Secara keseluruhan, warga Palestina tewas sebanyak 1.055 dan 5.184 lainnya mengalami luka-luka. Kemungkinan jumlah korban akan terus bertambah jika perang terus berkecamuk.
Kondisi ini semakin parah dari hari ke hari. Selain korban nyawa yang berjatuhan, penduduk Palestina juga terbatas untuk mengakses aliran listrik, makanan, hingga obat-obatan. Kondisi membuat penduduk kesulitan bertahan di pengungsian. Stok makanan yang kurang dari kata cukup juga membuat jeritan anak-anak menyelimuti peperangan kali ini.
Dampak pembatasan akses obat-obatan membuat tim medis berputar otak keras. Persediaan semakin menipis dari hari ke hari. Padahal, korban yang datang tak terkontrol. Hal ini membuat keadaan rumah sakit kebingungan. Kamar pasien sudah tidak bisa menerima pasien baru lagi.
“Semua tempat tidur rumah sakit telah habis. Obat-obatan serta pasokan media berada di ambang kehabisan,” ujarnya.
Tim medis yang bekerja di Kompleks Medis Al-Shifa di Gaza mengumumkan bahwa sebagian besar korban luka yang datang adalah luka bakar parah.
Jumlah tenaga medis yang sedikit kewalahan menangani korban yang teris menerus berjatuhan. Menanggapi hal ini, otoritas medis di Gaza menghimbau siapapun yang pernah mempelajari keperawatan atau spesialisasi layanan medis untuk ke rumah sakit dan menjadi sukarelawan mengingat jumlah korban terluka yang semakin menumpah ruah.
Saat fajar hari Sabtu, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan faksi Palestina lainnya di Gaza melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa, sebagai tanggapan atas serangan pendudukan dan pemukim Israel terhadap rakyat Palestina.
Di sisi lain, tentara Israel melancarkan Operasi Pedang Besi dan terus-menerus melancarkan serangan senjata, baik dari jalur darat maupun jalur udara. Korban yang berjatuhan tak pandang bulu. Militer dan warga sipil menjadi korban yang terus menerus berjatuhan.