Ikuti Kami

Muslimah Talk

Self Reward Menurut Pandangan Islam

Self Reward Menurut Pandangan Islam
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Saat merasa lelah dan sudah melakukan suatu hal, sering kali manusia memilih untuk memberikan dirinya penghargaan atau hadiah untuk dirinya sendiri yang dikenal sebagai self reward. Ada yang membahagiakan diri sendiri melalui traveling, memberi barang atau makanan yang ia inginkan ataupun sekedar beristirahat di kamar.

Namun, tidak jarang pula manusia yang memaksa tubuhnya untuk tetap bekerja tanpa memberikan reward apapun. Keberhasilan yang ia dapat hanya sebagai jalan untuk melanjutkan langkah selanjutnya. Menginvestasikan sebagian besar penghasilan dan sebagian yang lain untuk memenuhi kebutuhan pokok tanpa memikirkan untuk memberikan kebahagiaan kepada diri sendiri.

Hal ini menunjukkan terdapat 2 tipe manusia dalam melayani diri sendiri. Tipe pertama mereka yang selalu memberikan pernghargaan kepada dirinya melalui self reward. Sedangkan tipe kedua merupakan mereka yang tidak ingin memenuhi keinginan. Mereka hanya fokus kepada kebutuhan tanpa berpikir untuk memberikan diri sendiri penghargaan. Baik berupa barang ataupun sekedar waktu untuk beristirahat dan bersenang-senang. Lantas pada prinsipnya apakah self reward dibutuhkan?

Tubuh Manusia Memiliki Hak

Bekerja untuk penghidupan memang menjadi sebuah anjuran. Terlebih jika melakukan hal demi memenuhi kewajiban untuk memberikan nafkah. Namun, sejatinya tubuh manusia juga memiliki hak yang harus terpenuhi. Sebagaimana sabda Rasulullah saw kepada Utsman bin Mazh’un yang salah satunya riwayat Imam Ahmad di dalam Musnad Ahmad juz 43 halaman 335 Nomor 26309:

فَاتَّقِ اللهَ يَا عُثْمَانُ، فَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، ‌وَإِنَّ ‌لِنَفْسِكَ ‌عَلَيْكَ ‌حَقًّا، فَصُمْ وَأَفْطِرْ، وَصَلِّ وَنَمْ

“Bertakwalah kepada Allah wahai Utsman, sesungguhnya keluargamu memiliki hak, tamumu memiliki hak dan dirimu sendiri memiliki hak yang wajib kamu penuhi. Oleh karena itu, puasalah dan berbukalah, sholatlah dan tidurlah.”

Nasihat ini muncul karena Utsman bin Mazh’un terkenal sebagai sahabat yang cukup berlebihan di dalam hal ibadah. Di dalam al-Jami’ li Ahkam al-Quran juz 18 halaman 87, Imam al-Qurthubi mengkisahkan bahwa Utsman bin Maz’un pernah meminta izin kepada Rasulullah untuk menceraikan istrinya agar bisa fokus ibadah. Ia bertekad untuk menjadi rahib (orang yang tidak menikah), tidak makan daging, tidak tidur pada malam hari untuk beribadah dan berpuasa pada siang hari selamanya.

Baca Juga:  Amalan Rebo Wekasan Menurut Pandangan Islam

Mendengar hal ini, Rasulullah kemudian menasihati Utsman bin Mazh’un melalui sabdanya di atas. Di dalam hadits ini terlihat bahwa kendati ibadah merupakan keniscayaan bagi seorang hamba. Namun, Islam mengajarkan adanya keseimbangan dengan sifat kemanusiaan manusia. Manusia tetap harus tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya, manusia tetap harus makan untuk memberinya tenaga, dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya yang berhak terpenuhi.

Memberi Self Reward

Sebagaimana keterangan sebelumya bahwa tubuh manusia memiliki hak untuk beristirahat dan mendapatkan nutrisi. Akan tetapi, nyatanya yang menjadi hak tubuh bukan hanya sekedar istirahat dan makan. Istirahat dan makan memang perlu untuk menjaga kesehatan fisik. Namun manusia tidak boleh lupa bahwa juga ada kesehatan mental yang harus ia jaga. Untuk memperoleh kesehatan mental salah satunya bisa dengan membahagiakan diri sendiri melalui self reward.

Selaras dengan hal ini, Gus Nadir, salah satu ulama NU sekaligus akademisi di Fakultas Hukum Universitas Melbourne pernah menulis di dalam bukunya yang berjudul “Surat Cinta Gus Nadir” halaman 14, bahwa:

“Diri kita ini bukan cuma berhak untuk rehat dan sehat, tetapi juga berhak mendapat cinta, reward ataupun menikmati perawatan, keindahan, dan kesenangan.”

Dengan demikian, ketika kita sudah lelah bekerja, sudah melaksanakan ibadah sebaik mungkin jangan lupa untuk memberikan diri kita sendiri kebahagiaan. Berikan ruang untuk tubuh kita beristirahat dan berikan diri kita sendiri self reward agar kita mendapat kebahagiaan dan semakin bersemangat untuk mengerjakan sesuatu.

 

 

Rekomendasi

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan? Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh? Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

air ketuban air ketuban

Keluar Darah saat Hamil, Termasuk Darah Haid atau Istihadhah?

Ibadah

mandi idul fitri perempuan mandi idul fitri perempuan

Niat Mandi Wajib Setelah Haid

Ibadah

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan? Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Kajian

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh? Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Kajian

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Keluarga

hukum menggagalkan pertunangan haram hukum menggagalkan pertunangan haram

Bolehkah Istri Menjual Mahar Nikah dari Suami?

Kajian

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect