Ikuti Kami

Muslimah Talk

Nilai Penting dan Sejarah Moderasi Beragama di Indonesia

Nilai Penting dan Sejarah Moderasi Beragama di Indonesia
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai negara multikultur, yaitu kaya akan keberagaman budaya dan agama. Demi menjaga keutuhan dalam bernegara, Indonesia telah  memegang teguh satu prinsip yaitu ‘Bhinneka Tunggal Ika’, yang bermakna ‘walau berbeda, tapi tetap satu.’

Masih terkait dengan keberagaman, selain semboyan nasional di atas, kesatuan bernegara diperkuat dengan keberadaan moderasi beragama. Kedudukannya di negeri ini punya kekuatan yang sama, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Regulasi ini mengartikan moderasi beragama sebagai Islam yang dijalankan secara moderat. Dengan tujuan, dapat mempererat hubungan persaudaraan, merawat kerukunan, meningkatkan kualitas pelayanan beragama, sekaligus pengembangan ekonomi antar umat beragama.

Pada praktiknya, Islam moderat adalah paham Islam yang mengedepankan nilai-nilai keseimbangan, keadilan, toleransi, dan anti kekerasan. Selain itu memaknai Islam moderat juga dengan memahami agama dengan bijak dan tidak berlebihan

Penerapan Islam moderat ini menjadi strategi menangkal adanya pemahaman ekstremisme atau radikal. Di mana keduanya kerap mengancam kebhinekaan Indonesia seperti melahirkan praktik intoleransi yang bersifat merusak.

Faktanya, memang tidak dapat ditampik, masih dapat ditemukan beberapa kasus intoleransi di beberapa wilayah Indonesia. Misalnya, penolakan pendirian rumah ibadah atau kehadiran umat beragama tertentu dari pihak mayoritas. Ada pula penolakan tradisi adat oleh kelompok tertentu.

Kehadiran moderasi beragama ini pun seakan menjadi pagar keutuhan negara Indonesia dari berbagai ancaman seperti di atas. Prinsipnya, moderasi beragama menjadi acuan untuk bersikap adil dan berimbang dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Khususnya dalam praktik ibadah, bersifat tidak berlebihan dan mengesampingkan upaya untuk memuliakan manusia lain.

Moderasi Beragama Bukan Persoalan Baru

Praktik yang Islam moderat ini sesungguhnya bukanlah konsep baru. Prinsip moderasi sendiri telah dikenal cukup lama. Di Indonesia sendiri, moderasi beragama telah diterapkan jauh-jauh hari, bahkan sejak kedatangan Islam ke Indonesia, yaitu pada abad ke-13.

Baca Juga:  Permen PPKS, Langkah Maju Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi

Kala itu, moderasi beragama sudah ada, utamanya dalam adaptasi Islam dengan budaya lokal. Ini terlihat dengan bagaimana Islam masuk ke Indonesia, tidak dipaksakan dengan cara yang keras.

Ajaran Islam masuk dengan menyesuaikan tradisi dan nilai-nilai masyarakat setempat. Sehingga, terbentuk pengamalan agama yang lebih moderat dan terbuka terhadap berbagai budaya lokal.

Perlu diketahui, pada masa ini juga banyak pengaruh agama-agama lain yang turut berkembang, seperti Hindu-Buddha dan kepercayaan animisme. Keberagaman agama dan budaya di Indonesia sejak awal sudah menciptakan sebuah dinamika yang memungkinkan toleransi dan moderasi dalam beragama.

Salah satu tokoh yang berperan dalam moderasi beragama di Indonesia adalah Wali Songo. Wali Songo, yang terdiri dari sembilan orang wali penyebar agama Islam di Jawa ini menyeimbangkan antara nilai-nilai agama dengan budaya lokal.

Para wali memainkan peran penting dalam proses akulturasi Islam dengan budaya Jawa yang sudah ada sebelumnya. Pendekatan terhadap dakwah yang dilakukan tidak hanya mengutamakan aspek keagamaan saja.

Tapi juga memperhatikan kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat setempat, sehingga Islam dapat diterima dengan baik tanpa harus menghilangkan identitas lokal. Ada beberapa bentuk ciri moderasi beragama yang diterapkan oleh Wali Songo dan masih relevan diterapkan sampai sekarang.

Pertama, Wali Songo menggabungkan ajaran Islam dengan tradisi-tradisi lokal dan tidak memaksakan perubahan secara drastis terhadap kebiasaan masyarakat. Mereka mencari titik temu antara nilai-nilai Islam dengan kebiasaan yang sudah ada.

Kedua, menekankan pentingnya toleransi antar umat beragama. Wali Songo memperkenalkan prinsip saling menghormati antar agama dan aliran kepercayaan yang berbeda. Selain itu, Wali Songo juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat yang plural.

Ketiga, pemahaman Islam yang moderat dan aplikatif. Moderasi beragama yang diajarkan oleh Wali Songo terbuka terhadap perbedaan dan tidak memaksakan satu pandangan atau tafsir tertentu. Mereka menunjukkan bahwa Islam dapat mengakomodasi keberagaman dan perubahan zaman.

Baca Juga:  Tidak Perlu Jadi Super Mom untuk Jadi Ibu yang Baik

Selain itu, Wali Songo juga terkenal dengan penyampaian ajaran Islam secara mudah dipahami dan dapat diterima oleh masyarakat. Mereka menggunakan pendekatan yang lebih seperti melalui seni, budaya, dan cerita rakyat yang menyesuaikan dengan nilai-nilai Islam.

Pendekatan Wali Songo ini masih sangat relevan dengan konsep moderasi beragama di Indonesia saat ini. Yang mana menekankan pentingnya keseimbangan antara menjaga nilai-nilai agama dengan menerima perbedaan budaya dan tradisi lokal.

Saat ini, moderasi beragama pun telah menjadi program prioritas pemerintah di bawah Kementerian Agama sejak 2018. Lalu pada tahun 2019 moderasi beragama menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Diatur dalam Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

air ketuban air ketuban

Keluar Darah saat Hamil, Termasuk Darah Haid atau Istihadhah?

Ibadah

mandi idul fitri perempuan mandi idul fitri perempuan

Niat Mandi Wajib Setelah Haid

Ibadah

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan? Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Kajian

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh? Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Kajian

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Keluarga

hukum menggagalkan pertunangan haram hukum menggagalkan pertunangan haram

Bolehkah Istri Menjual Mahar Nikah dari Suami?

Kajian

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect