Ikuti Kami

Kajian

Tata Cara Menghantarkan Jenazah ke Kuburan

tata cara menghantarkan jenazah

BincangMuslimah.Com – Semua makhluk yang diciptakan Allah akan kembali pada-Nya, tak terkecuali manusia. Ketika di dunia, Allah memberikan kenikmatan kepada semua manusia untuk beribadah kepada-Nya sampai waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 185, 

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan

Pada dasarnya, setiap orang muslim yang meninggal, mendapatkan empat hak yang diterimanya.  Sebagai muslim di sekitarnya mendapatkan beban untuk menjalankan kewajiban tersebut, di antaranya yaitu memandikan, mengkafani, menshalati dan mengubur. 

Pokok wajib terhadap jenazah tersebut tidak termasuk menghantarkan jenazah. Namun, Rasulullah memberikan kabar gembira kepada umatnya. Barangsiapa yang mengantarkan jenazah sampai pemakaman mendapatkan pahala sebesar dua qiradh, yang mana satu qiradh setara dengan Gunung Uhud. 

مَنِ اتَّبَعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا، فَإِنَّهُ يَرْجِعُ مِنَ الأَجْرِ بِقِيرَاطَيْنِ، كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ، وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أَنْ تُدْفَنَ، فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيرَاطٍ

Artinya: Barangsiapa yang mengiringi jenazah seorang Muslim dengan keimanan dan keikhlasan. Yang mana mengiringi jenazah sampai usai sholat dan dimakamkan, maka ia mendapatkan dua qiradh. Setiap qiradh sama dengan Gunung Uhud. Dan apabila kalian mengiringi shalat dan pulang sebelum dimakamkan, maka mendapatkan satu qiradh. 

Berikut ini penulis akan ulas tata cara dan penjelasannya dalam menghantarkan jenazah ke pemakaman serta hal-hal yang harus diperhatikan selama prosesi pengantaran jenazah.

Baca Juga:  Pandangan Kiai Hussein Muhammad Tentang Hak Reproduksi Perempuan

Pertama, pengantar jenazah berjalan di depan jenazah

Sebagaimana dilakukan oleh Nabi ketika mengantar jenazah, beliau selalu berjalan di depan (mendahului) lebih utama daripada berada di belakang jenazah. Hal tersebut berlaku untuk semuanya, baik pejalan kaki atau dengan kendaraan. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Syihab. 

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَبَا بَكْرٍ وعُمَرَ، كَانُوا يَمْشُونَ أَمَامَ الْجَنَازَةِ. وَالْخُلَفَاءُ هَلُمَّ جَرّاً وَعَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ

Artinya: Sesungguhnya Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar berjalan di depan jenazah. Hal tersebut juga dilakukan para khalifah setelahnya dan Abdullah bin Umar. 

Kedua, menghantarkan jenazah dengan berjalan kaki 

Di zaman Rasulullah, saat mengantarkan jenazah dengan berjalan kaki, Rasulullah memikul jenazah di keranda dan diutamakan para muslim laki-laki. Akan tetapi, ada hal ini akan berbeda ketika tempat jenazah jauh dari tempat pemakaman. 

Pada zaman Nabi, tentu belum muncul kendaraan beroda empat atau sejenisnya, yang ada pada masa tersebut adalah unta sebagai akomodasi masyarakat. Untuk itu, alangkah baiknya mengantarkan jenazah dengan berjalan kaki daripada berkendara unta. 

Artinya, ketika jarak antara tempat jenazah dan tempat pemakaman dekat dan dirasa mampu untuk berjalan kaki, maka sunnah hukumnya berjalan kaki. 

Ketiga, menghindari bercakap-cakap

Ketika mengantarkan jenazah menuju pemakaman, harus diiringi dengan suasana khusyu dan penuh khidmat. Bagi para pelayat dilarang membicarakan percakapan-percakapan yang tidak seharusnya. Untuk menghindari hal-hal tersebut, para pelayat dianjurkan membaca kalimah tayyibah لا إله إلا الله محمد رسول الله. 

Keempat, bergegas dalam perjalanan

Ketika jenazah termasuk orang yang shalih atau shalihah, mereka berharap diantarkan dengan cepat ke tempat pemakaman. 

Sebagaimana dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Said al-Khudri, “Bila jenazah diangkat dan orang-orang mengusungnya di atas pundak, maka bila jenazah itu baik, dia berkata, “Percepatlah perjalananku.” Sebaliknya, bila jenazah itu tidak baik, dia akan berkata,”Celaka!, mau dibawa ke mana aku?” Semua makhluk mendengar suaranya kecuali manusia. Bila manusia mendengarnya, pasti pingsan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca Juga:  Kisah Imam Malik dan Jenazah Perempuan yang Dituduh Berzina

Akan tetapi, bergegas dalam pengantaran jenazah juga harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bergegas dalam perjalanan bukan berarti tidak mengindahkan keselamatan ketika membawa kendaraan. Demikianlah empat tata cara dalam menghantarkan jenazah menuju tempat pemakaman. 

Editor: Zahrotun Nafisah

Rekomendasi

al-Mulk meringankan siksa kubur al-Mulk meringankan siksa kubur

Hukum Menginjak Makam Orang Lain

adab mengantarkan jenazah ambulan adab mengantarkan jenazah ambulan

Hukum Mengiring Ambulan dengan Motor

imam malik jenazah perempuan imam malik jenazah perempuan

Kisah Imam Malik dan Jenazah Perempuan yang Dituduh Berzina

tata cara menghantarkan jenazah tata cara menghantarkan jenazah

Bolehkah Mengubur Dua Jenazah Berlainan Jenis Kelamin dalam Satu Kubur?

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Al-Azhar, Kairo jurusan Akidah dan Filsafat.

Komentari

Komentari

Terbaru

Kenaikan Suhu Udara Ekstrem Kenaikan Suhu Udara Ekstrem

Waspada Dampak Kenaikan Suhu Udara Ekstrem bagi Perempuan

Muslimah Daily

Nyai Nafiqah ulama perempuan Nyai Nafiqah ulama perempuan

Nyai Nafiqah: Sosok Ulama Perempuan dan Istri Kyai Hasyim

Khazanah

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Fatimah as-Samarqandi, Sang Ahli Fikih Perempuan dari Uzbekistan

Khazanah

Raden Dewi Sartika Penggagas Sekolah Perempuan di Tanah Sunda

Khazanah

Islam kebebasan syeikh mutawalli Islam kebebasan syeikh mutawalli

Antara Islam dan Kebebasan Menurut Syeikh Mutawalli al-Sya’rawi

Kajian

korban kdrt dapat perlindungan korban kdrt dapat perlindungan

Di Zaman Rasulullah, Korban KDRT yang Melapor Langsung Dapat Perlindungan

Kajian

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Connect