Ikuti Kami

Khazanah

Kisah Cinta Perempuan Cerdas dan Pemuda Takwa

ulama besar istrinya wafat
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Inilah kisah cinta perempuan cerdas dan pemuda takwa. Kisah ini sangat menarik, dan penuh inspirasi. Tak bisa dipungkiri, cinta merupakan fitrah manusia. Meskipun agama tidak melarang cinta namun agama seringkali memberikan warning agar tidak diperdaya oleh cinta dan lebih hati-hati menyikapinya. (Baca:Memburu Cinta Allah Melalui Ibadah Zakat)

Ada banyak kisah tentang insan yang menyikapi cinta dengan penuh bijaksana. Di antaranya adalah kisah yang dituturkan oleh Ahmad bin Said al-Abid dari Ayahnya sebagaimana dinukil oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin [103/3].

Kisah Cinta Perempuan Cerdas dan Pemuda Takwa

Konon, di kota Kufah, kota yang juga melahirkan banyak para ulama, ada seorang pemuda yang tampan dan bertakwa. Kesehariannya dihabiskan untuk mengabdi kepada Allah sebagai tujuan diciptakannya insan. Pemuda tampan itu sering pergi ke masjid guna menggelar shalat sambil lalu berjamaah. Selama tidak ada halangan, ia terus melakukan aktivitasnya dengan konsisten.

Di sisi lain, secara diam-diam ada seorang perempuan cantik nan cerdik yang memerhatikan pemuda tersebut. Lama-kelamaan tumbuhlah benih-benih cinta dalam hati perempuan yang seringkali memerhatikannya. Benih cinta itu terus tumbuh berkembang menjadi besar membuat tidak kuasa menahannya. Padahal sudah sekuat tenaga dan akalnya menahan dorongan cinta itu.

Akan tetapi, usaha itu sia-sia sebab tidak bisa membendung rasa cinta yang terus menggolara. Perempuan cerdik itu tak tahan terus di dorong kekuatan cintanya untuk mengungkapkannya pada pemuda yang membuatnya tergila-gila.

Hingga pada suatu hari, ketika pemuda sedang menuju ke masjid, dengan sekuat tenaga perempuan itu memberanikan diri untuk menampakkan dirinya ke hadapan pemuda yang dicintai sejak lama.

Tatkala sudah berhadapan, langsung saja perempuan itu menyapa pemuda yang telah ditunggu. Ia melontarkan kata yang diplomatis.

Baca Juga:  Fitham Binti Syajnah : Otak dari Pembunuhan Ali Ibn Abi Thalib

يَا فَتَى، اسْمَعْ مِنِّي كَلِمَاتٍ أُكَلِّمُكَ بِهَا، ثُمَّ اعْمَلْ مَا شِئْتَ .

“wahai pemuda! Dengarkanlah kata-kataku sejenak yang bisa membuat kita berbincang. Kemudian terserah engkau ingin bereaksi seperti apa.”

Dalam ucapan perempuan itu seolah ingin mengungkapkan rasa yang telah lama dipendam dan memasrahkan segalanya kepada pemuda tersebut. Apakah rasanya mendapat balasan atau tidak.

namun sebagai pemuda yang bertakwa, jangankan mendengarkan ungkapan cinta, disapa saja membuatnya kaget ketakutan. Sontak saja pemuda itu tidak menggubrisnya bahkan mempercepat langkahnya menuju masjid dan meninggalkan perempuan cantik dan cerdik tetap di tengah jalan.

Atas nama cinta, perempuan yang sempat diabaikan tidak pernah hilang semangatnya untuk mengungkapkan rasa yang terus menjeratnya selama ini.

Maka dia tetap menunggu pemuda hingga pulang dari masjid. Setelah beberapa lama pemuda itu pun muncul dari kejauhan hendak pulang. Tanpa menunda lagi, perempuan itu langsung menyapanya lagi. Karena merasa tidak enak, dengan terpaksa pemuda itu berhenti sambal menundukkan pandangannya dan langsung berkata kepada perempuan yang sudah menerornya itu.

“Peristiwa di tempat umum ini adalah tempat kecurigaan dan aku tak suka” tandas sang pemuda. Kemudian di balas oleh perempuannya, “Demi Allah, aku rela berdiri di sini bukan tidak tahu terhadap kondisimu. Akan tetapi, aku berlindung kepada Allah untuk tidak menjerumuskanmu pada perkara sensitif ini.

Dan akupun tahu bahwa motifku untuk memberanikan diri menemui seorang pemuda adala diluar kewajaran sebab tak sepantasnya perempuan yang melakukan terlebih dahulu. Ini tidak sesuai seperti kebanyakan. Sementara itu, engkau akan dicap buruk sebab keburukan yang sepele” setelah menyelesaikan perkataan yang terbata-bata, akhirnya ia masuk pada intinya.

Katanya, “Intinya, seluruh tubuhku telah terfokuskan kepada mu (aku mencintaimu) dan aku berlindung kepada Allah tentang rasa yang terjadi di antara kita” pungkas perempuan.

Baca Juga:  Menyambut 1 Abad Nahdlatul Ulama, Perempuan NU Ciptakan NU Women

Setelah mendengarnya, pemuda itu pun langsung pulang tanpa membalas apa-apa terhadap ucapan perempuan yang telah diketahui bahwa selama ini mencintai dirinya secara diam-diam.

Setelah sampai di rumahnya ia ingin langsung melaksanakan shalat namun terganggu dengan bayangan perempuan yang terus menghantuinya. Maka pemuda itu pun berinisiatif menuliskan surat untuk diberikan kepada perempuan yang sempat ditinggal di tengah jalan.

Selesai menulis langsung diantarkan yang kebetulan ternyata perempuan itu masih mematung di tempat perjumpaan sebelumnya. Dalam suratnya, pemuda tersebut mengungkapkan bahwa jika perasaan cinta yang dilontarkan perempuan itu palsu maka sudah seharusnya untuk bertaubat karena suatu saat kiamat pasti tiba. Sedangkan pemuda itu lemah memperbaiki dirinya apalagi memperbaiki orang lain.

Sebaliknya, jika cinta nya tulus dan jujur maka agar Kembali kepada si empunya cinta yaitu Allah sebab pemuda itu tidak sempat memikirkan cinta karena besarnya kekekhatiran terhadap hari yang tiada penyelamat kecuali amal baik.

Berlalulah perjumpaan antara sejoli yang terikat dengan cinta suci itu dan tidak ingin dinodai oleh syahwat birahi dengan tetap menjaga kehormatannya.

Sekian lama, akhirnya perempuan itu terlihat Kembali dan tanpa sengaja berjumpa dengan pemuda yang dicintai. Akan tetapi, pemuda itu juga melihatnya dan berniat untuk balik pulang agar terhindar dari pertemuan.

Hanya saja, perempuan itu langsung menghadang dan melarangnya balik. Bahkan ia mengatakan, “Tolong jangan balik. Karena setelah pertemuan ini tidak akan ada perjumpaan lagi” air mata pun ikut menetes dalam berkata-kata akan cinta yang bertepuk sebelah tangan.

“Aku memohon padamu demi Allah yang memegang kunci hatimu untuk memudahkan rasa yang terus membelengguku ini. Berlah aku ini nasehat yang bisa ku pegang darimu dan berwasiatlah kepadaku dengan suatu perbuatan yang akan kulakukan”.

Baca Juga:  Sultanah Nahrisyah, Pemimpin Perempuan dari Samudera Pasai

Maka pemuda itupun memberi wasiat kepada perempuan yang mencintai dirinya;

أُوصِيكِ بِحِفْظِ نَفْسِكِ مِنْ نَفْسِكِ وَأُذَكِّرُكِ قَوْلَهُ تَعَالَى : وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ،

“Aku berwasiat padamu untuk menjaga diri dari dirimu sendiri dan aku ingatlah ayat ini…”

Menurut penuturan Ahmad bin Said al-Abid, setelah mendapatkan wasiat dari pemuda yang lama dirindukan perempuan itu tambah parah dan menangis sejadi-jadinya. Namun waktu yang terus bergulir silih berganti, akhirnya perempuan itu sembuh dan terus menetap di rumah serta beribadah kepada Allah hingga Allah menjeputnya terlebih dahulu.

Setelah masa-masa sulit itu berhasil dilalui perempuan hingga ajal menjemputnya, pemuda yang dulu akhirnya terus teringat kepada perempuan tersebut dan bahkan menangis Ketika mengingatnya. Setelah ditanyakan sebabnya, ia menjawab kesalahannya karena telah menyia-nyiakan cinta perempuan cantik nan cerdik itu.

Begitulah akhir kisah cinta perempuan cerdas dan pemuda takwa, yang tidak happy ending tersebut namun memiliki yang banyak yaitu agar lebih waspada menghadapi cinta.

*Tulisan ini pernah diterbitkan di Bincangsyariah.com

Rekomendasi

mamah dedeh pendakwah perempuan mamah dedeh pendakwah perempuan

Mamah Dedeh, Pendakwah Legendaris Perempuan

Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan

Zainab Fawwaz, Penggerak Pembebasan Perempuan Mesir

single mom ulama besar single mom ulama besar

Kisah Ibu dari Rabi’ah Ar-Ra’yi, Single Mom yang Didik Anaknya Jadi Ulama Besar

islam kenyamanan perempuan pendapat Kepemimpinan Perempuan keadilan gender islam kenyamanan perempuan pendapat Kepemimpinan Perempuan keadilan gender

Islam Menyediakan Kenyamanan pada Perempuan untuk Mengemukakan Pendapat

Ditulis oleh

Redaksi bincangmuslimah.com

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

rasulullah melarang ali poligami rasulullah melarang ali poligami

Kala Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib untuk Poligami

Khazanah

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Khazanah

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Connect