BincangMuslimah.Com – Akibat dari khawatir melewatkan pertandingan tim kesukaannya, membuat sebagian suami menolak ajakan berhubungan istrinya dan memilih untuk menonton bola. Lantas, bagaimanakah hukum menolak ajakan berhubungan istri karena menonton bola?
Dalam literatur kitab fikih, dijumpai beberapa keterangan yang menyatakan kewajiban suami untuk melakukan persetubuhan kepada istrinya disaat tidak ada udzur. Bahkan, menurut Imam Ibnu hambal dan Imam Al-jahwari, suami juga harus menggantinya ketika merasa dapat merugikan istrinya ketika tidak dilakukan.
Sebagaimana dalam keterangan Al-Fawakihu Al- Dawany, juz 5, halaman 131 berikut,
وأما الوطء فقد قال صاحب القبس : الوطء واجب على الزوج للمرأة عند مالك إذا انتفى العذر , وقال ابن حنبل والأجهوري : يجب على الرجل وطء زوجته ويقضى عليه به حيث تضررت المرأة بتركه
Artinya : “Adapun mengenai perihal persetubuhan menurut Sohibul Qabas suami wajib melakukan persetubuhan dengan istrinya menurut Imam Malik ketika tidak ada udzur, Imam Ibnu hambal dan Al-jahwari berpendapat bahwasanya suami diwajibkan melakukan persetubuhan dengan istrinya dan dia juga harus menggantinya ketika merasa dapat merugikan istrinya ketika tidak dilakukan.”
Namun demikian, masih terjadi perbedaan diantara ulama mengenai berapa kali suami wajib untuk melakukan persetubuhan dengan istrinya. Menurut pendapat yang mashur dari kalangan Syafi’i sesungguhnya tidak ada kewajiban bagi suami untuk melakukan persetubuhan dengan istrinya, sehingga diperbolehkan baginya untuk menolak ajakan berhubungan istri sekalipun dengan tujuan menonton bola.
Saebagaimana dalam keterangan kitab Fathul Bari, juz 6, halaman 373 berikut,
والمشهور عند الشافعية أنه لا يجب عليه وقيل يجب مرة وعن بعض السلف في أربع ليلة وعن بعضهم في كل طهر مرة
Artinya : “Pendapat yang masyhur dari kalangan Syafi’i sesungguhnya tidak ada kewajiban kepada suami untuk melakukan persetubuhan. Menurut satu pendapat wajib satu kali. Menurut sebagian ulama salaf wajib setiap empat malam. Menurut sebagian yang lain wajib satu kali disetiap sucian.”
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa masih terjadi perbedaan diantara ulama mengenai berapa kali suami wajib untuk melakukan persetubuhan dengan istrinya.
Menurut pendapat yang masyhur dari kalangan Syafi’i sesungguhnya tidak ada kewajiban bagi suami untuk melakukan persetubuhan dengan istrinya, sehingga diperbolehkan baginya untuk menolak ajakan berhubungan istri sekalipun dengan tujuan menonton bola.
Kalaupun misalkan mengambil pendapat yang paling berhati-hati, yakni melakukannya di setiap empat malam, maka apabila suami telah melakukannya dia diperbolehkan untuk menolak ajakan istri untuk melakukannya lagi.
Demikian penjelasan mengenai hukum suami menolak ajakan istri berhubungan karena menonton bola. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam
*Tulisan ini sudah diterbitkan di Bincangsyariah.com
2 Comments