BincangMuslimah.Com – Dalam pernikahan, Nabi memberi nasihat agar relasi antara suami dan istri diharuskan menerima kekurangan pasangan. Hal itu bertujuan untuk mewujudkan sakinah, mawaddah, wa rahmah. Karena sejatinya, manusia tidak sempurna.
Menerima kekurangan pasangan diperlukan hati yang lapang dan luas. Sifat memaafkan perlu dihadirkan di hati masing-masing. Adapun konflik yang terjadi di antara pasangan menjadi salah satu cara untuk memecahkan masalah, bukan untuk merendahkan atau menyulut perpecahan.
Bahkan Rasulullah juga pernah bersabda, dalam pernikahan, masing-masing suami dan istri untuk tidak membenci pasangan hanya karena menemukan kekurangan. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk mengingat-ingat sifat yang disukai. Sebagaimana sabdanya riwayat Imam Muslim yang dicatat dalam kitab Shahih-nya melalui penuturan sahabat Abu Hurairah,
عن أبي هريرة -رضي الله عنه- مرفوعاً: «لاَ يَفْرَك مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَة إِنْ كَرِه مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَر»، أو قال: «غَيرُه».
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- secara marfū’, “Janganlah seorang Mukmin (suami) itu membenci seorang Mukminah (istri). Sebab, jika ia tidak senang satu perangai wanita itu, tentunya ia menyukai sifat-sifat baik lainnya.” Atau beliau bersabda, “selainnya.”
Hadis ini berisi nasihat Nabi kepada setiap pasangan agar menerima kekurangan baik dari pihak laki-laki maupun perempuan. Pada tahun-tahun pertama pernikahan, hubungan memang terasa sangat indah. Semua nampak sempurna. Tapi beberapa tahun berselang, jika cinta tidak dijaga dan dipelihara dengan melakukan kerja-kerja cinta, maka hubungan akan terasa membosankan.
Kekurangan dari masing-masing pasangan akan nampak, di situlah fungsi dari memelihara cinta. Kekurangan yang makin nampak seharusnya tidak menjadi sesuatu yang menyebabkan seseorang membenci pasangan.
Begitu juga penjelasan KH. Faqihuddin Abdul Kodir mengenai hadis ini. Makna dari nasihat Nabi ini bertujuan agar pasangan terus memelihara cinta. Karena pikiran buruk dan sikap membenci pasangan akibat melihat kekurangan hanya akan menyiksa hatinya sendiri. Adapun yang dimaksud dengan menerima kekurangan adalah menerima kekurangan dari pasangan yang tidak bersifat fundamental. Jika sifat buruknya fundamental seperti keimanan dan perlakuan kekerasan, maka Islam memberi pilihan untuk berpisah.
Jika masing-masing menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kekurangan, hubungan pernikahan dipastikan akan langgeng. Dan memfokuskan pada sifat-sifat baik pasangan akan membuat seseorang tetap mencintai pasangannya. Begitulah kiranya maksud dari nasihat Nabi.
1 Comment