BincangMuslimah.Com – Pada dasarnya, cinta memiliki arti yang luas. Setiap orang punya definisi cinta masing-masing. Namun ketika memberikan perhatian pada orang lain secara berlebihan, hal itu amat tidak dianjurkan. Islam mengajarkan sesuatu yang berlebihan merupakan suatu yang tidak baik.
Dan juga, mencintai sampai menyakiti hati dan fisik adalah sesuatu yang dilarang. Apa lagi jika sampai berbuat tindak kejahatan dan menyakiti orang lain demi sang pujangga hati. Hal seperti itu tentu baik dihindari. Karena selain dapat merugikan orang lain, lambat laun dapat menghancurkan diri sendiri.
Contohnya saja, baru-baru ini ada kasus yang sempat viral terjadi. Seorang ibu di Kabupaten Bantul melaporkan anaknya sendiri ke kantor polisi. Bukan tanpa sebab, sang anak ternyata telah menjual seluruh isi perabotan rumah hingga mempreteli genteng. Alasannya pun membuat pembaca mengelus dada.
Hasil penjualan seluruh perabotan dan genteng rumah tersebut diperuntukkan untuk berfoya-foya Bersama dengan kekasih. Masyarakat melihat perilaku tersebut dengan istilah bucin atau singkatan dari ‘budak cinta.’
Hal seperti itu tentu sangat dilarang dalam Islam. Sudah merugikan orang lain hingga melakukan tindakan tidak terpuji pada orangtua. Ujung-ujungnya, diri pun bisa saja mendekam di penjara.
Kasus ini mungkin satu dari berbagai masalah yang ditimbulkan dari mencintai orang lain secara berlebihan. Belum lagi perempuan yang kerap menjadi korban seperti kekerasan dan sebagainya.
Namun dalam Islam, ada cara untuk menghindari masalah-masalah di atas yaitu mencintai diri sendiri. Perilaku mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois atau etnosentri.
Mencintai diri sendiri adalah sebuah tindakan yang mempercayai diri, yakin akan kemampuan sendiri. Selain itu, cinta akan diri sendiri, selalu muncul akan perasaan bangga terhadap pencapaian yang dilakukan sendiri.
Menjaga untuk cinta pada diri sendiri butuh proses dan tahapan yang cukup Panjang. Namun bukan berarti tidak mungkin.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencintai diri sendiri adalah tidak memberikan penekanan yang berlebih pada hati. Selalu merasa cukup dan bersyukur pada kemampuan yang dimiliki.
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman ayat 13).
Ayat di atas juga sekaligus memberikan arahan untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Merasa mempunyai kehidupan kurang baik dibandingkan orang-orang di sekitar harus segera dihapuskan.
Di sisi lain, penyebab tidak dapat mencintai diri sendiri adalah adanya rasa takut tidak ada orang yang membersamai. Selalu merasa sendiri dan kesepian. Padahal Allah selalu menegaskan bahwa setiap hamba tidak boleh takut sendiri dan sepi. Karena ada diri-Nya di setiap hela nafas dan hari-hari kita.
اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْم
“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS At-Taubah ayat 40).
Oleh karenanya penting untuk memulai mencintai diri sendiri. Karena selain melindungi diri dari berbagai masalah, Islam pun turut mendorong setiap umat untuk yakin dengan kemampuan diri. Selalu bersyukur serta bertawakal pada Allah SWT.