Ikuti Kami

Muslimah Talk

Chef Juna: Perempuan Memiliki Hak atas Tubuhnya dan Hate Speech yang Menimpa Perempuan

juna hate speech perempuan
https://www.youtube.com/watch?v=BGuFbCnd-Xc (Youtube Deddy Corbuzier)

BincangMuslimah.Com – Akhir-akhir ini sedang viral video podcast Deddy Corbuzier bersama Chef Juna. Tentang pernyataan Chef Juna memiliki anak, yang sangat menuai pujian khususnya para kaum hawa. Bahkan Chef Juna disanjung sebagai lelaki yang tidak membebankan perempuan. Pernyataan ini pun banyak didukung dan sempat viral pada media massa Twitter.

Dalam unggahan podcast Deddy Corbuzier, Chef Juna mengatakan bahwa “Jika istri saya menginginkan anak, kami punya anak. Jika istri saya tidak ingin anak, maka kita tidak harus punya anak”. Lantas tanggapan itu membuat Deddy kebingungan atas pernyataanya.  Chef Juna pun kembali menjawab “”Apakah kamu akan hamil sembilan bulan? Tidak, kan? Bagaimana Anda bisa menekan pasangan Anda untuk menderita seperti itu jika dia tidak menginginkannya”. Disini chef Juna mengartikan bahwa seorang laki-laki tak mampu mengurangi penderitaan seorang wanita yang tidak menginginkan kehamilan selama 9 Bulan.

Bagi Chef Juna Laki-laki tidak bisa menekan pasangan yang harus memilih menderita seperti itu jika ia tidak menginginkannya. Bukan artinya Chef Juna menentang Kehamilan pada wanita atau istri. Namun ia berangapan bahwa ketika pasangannya belum siap memiliki anak, Chef Juna tidak akan memaksakan pasangannya untuk memiliki anak. Karena ia tau hamil bukanlah perkara mudah. Akan ada sakit dan perlu banyak kesiapan itu. Jika belum siap, ya tak apa menunda kehamilan.

Pendapat Chef Juna pun mendapat banyak respon. Khususnya di twitter bahkan pemilik akun twitter @WandaRoxanne koordinator dari komunitas Puan Menulis, pada 23 Juli 2021 lalu menyematkan cuplikan video pernyataan chef Juna, dan mengatakan bahwa “Sebagai perempuan rasanya tersanjung dengan pemikiran Chef Juna ini, masih banyak masyarakat yang menganggap perempuan pasif menginginkan anak, perempuan harus memiliki anak dan perempuan gak sempurna tanpa anak”. Tweet ini kini telah menembus 67.7 rb like, 29,5 rb reetwet dan 863 komentar.

Baca Juga:  Alexandra Avierino: Sastrawan Pemberdaya Perempuan

Hal ini menunjukan kesetujuan netizen terhadap apa yang dikatakan oleh @WandaRoxanne. Lalu menurutnya “karena perempuan secara biologis mampu melahirkan, bukan berarti mereka mau dan siaip kapanpun memiliki anak tanpa diperhatikan kebutuhannya. Paling menyesakkan, udahlan perkawinan anak, hamil di usia anak, gak diperhatikan kebutuhannya”. Hal inipun banyak mendapat respon positif bahkan balasan tweetnya juga banyak yang bercerita tentang beban yang dialaminya.

Salah satunya akun atas nama @Edwin_basuki yang mengatakan “Saya 16 tahun menikah, waktu istri berketetapan Cuma ingin satu anak dan ngga mau pasang segala tetek bengek KB karena takut efek sampingnya, saya hormati keputusannya”. Hal inipun sejalan dengan tweet Wanda Perempuan wajib diperhatikan apakah mereka menginginkan anak atau tidak. Perempuan bukan mesin reproduksi, tegasnya.

Namun masih banyak kurang pemahaman dan pengertian akan hal ini, tweet @WandaRoxanne bukan hanya mendatangkan komen positif, tapi juga mendatangkan hate speech yang menyatakan bahwa Wanda sesat, dan pemikirannya bahaya. Bahkan hate speech ini sampai membuat akun yang bukan hanya mengomentari pendapat @WandaRoxanne, tapi juga malah menyudutkan persoalan lain seperti buku yang ditulisnya, bahkan mengatakan bahwa tulisannya menentang kehamilan.

Padahal tweet @WandaRoxanne sama sekali tidak mengatakan menentang kehamilan, yang perlu digarisbawahi adalah, ketika wanita menikah harus ditanya kesiapannya terhadap memiliki anak, apakah kebutuhannya sudah terpenuhi. Pasangan harus bisa mengerti wanitanya bahwa kehamilan bukan perkara mudah dan bukan waktu yang sebentar. Pasalnya tujuan menikah bukan hanya sebagai mesin reproduksi saja. Ha itulah yang disoroti. Bukan menentang memiliki kehamilan.

Hate speech seperti inilah bukti nyata bahwa masih banyak pemikiran pendek yang mengharuskan pasangan atau istrinya menikah, pernikahan belum sempurna bila belum punya anak, wanita harus memiliki keinginan besar memiliki anak. Pola pikir inilah yang harus diubah. Akan banyak step yang dilewati ketika hamil, tahapan itu bukan hanya di lewati oleh istri tapi suaminya. Apakah sudah mampu memenuhi kebutuhan istri hamil ? Apakah sudah siap menjadi seorang ayah? Bekal apa yang dipunya dalam menghadapi kehamilan?

Baca Juga:  Pekerja Rumah Tangga dan Payung Hukum yang Tak Kunjung Disahkan

Tak ada larangan dalam beropini, sekalipun kontra bukanlah hal yang dilarang. Tapi hate speech bahkan sampai membuat akun instagram yang menyudutkan @WandaRoxanne dirasa sudah kelewatan batas. Bukan lagi mengkritik pernyataanya tapi mulai menyudutkan kepercayaanya, bukunya, bahkan mengganggu privasi. Tak ada salahnya mengkritik. Namun akan salah ketika mengkritik tanpa data dan hanya asal bicara. Itu sudah termasuk ujaran kebencian.

Sekali lagi, bukan melarang kehamilan dalam pernikahan, tapi lebih mengerti kesiapan pasangan dalam memiliki anak. Pernyataan chef Juna dirasa sangat menghargai wanita yang mengalami kehamilan, ia menghormati keputusan dan kesiapan pasangannya. Bukan hanya kesiapan materi tapi kesiapan mental, psikis dan kesehatannya apakah sudah mampu untuk memiliki anak.

Hate speech sangatlah tidak diperbolehkan, ini bisa menjadi ajang provkasi bahkan fitnah. Berkritiklah sesuai etika dan tetap saling menghargai tanpa menyudutkan bahkan menghina hal yang menyangkut persoalan pribadi, bahkan sampai menganggu privasinya. Cerdaslah dalam berpendapat, berpendapat sesuai fakta bukan hanya berdasarkan kebencian semata.

Rekomendasi

Tradisi Humkoit/Koin: Melahirkan dalam Pengasingan

Aksi Sosial Ibu Masyarakat Aksi Sosial Ibu Masyarakat

Betapa Hebatnya Aksi Sosial Ibu-ibu di Masyarakat

Review Novel “Telembuk”, Potret Buram Perempuan Miskin

Hukum dan Hikmah Membersihkan Rambut Kemaluan Bagi Perempuan

Ditulis oleh

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect