Ikuti Kami

Muslimah Talk

Melihat Hukuman Tambahan bagi Pedofilia di Indonesia

alasan mendukung permen PPKS
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Kembalinya SJ ke dunia hiburan setelah keluar dari penjara atas kasus kekerasan seksual terhadap 2 remaja. Dari mulai dijemput menggunakan Ferari diarak dan dikalungi bunga seperti pemenang olimpiade. Tak hanya itu, SJ juga langsung mengisi 2 acara di stasiun tv. Dan topik ini menjadi trending di media sosial. Meski masyarakat banyak yang mengkritisi hal ini, tapi banyak pula yang mendukung dan memuji sang pedofilia ini, tanpa memikirkan bagaimana keadaan psikis korban.

Glorifikasi terhadap pelaku jika terus dilakukan maka akan menjadi “pemakluman” oleh masyarakat atas perilaku kejahatan seksual terhadap anak. Dan menganggap hal ini adalah peristiwa biasa. Padahal menurut Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dikutip dari tayangan Mata Najwa Rabu 8 september 2021, kejahatan seksual terhadap anak adalah kejahatan yang luar biasa dan tidak berlaku toleransi dalam bentuk apapun pada pelaku.

Tak hanya itu KPAI juga mengungkapkan bahwa sikap pemakluman tersebut akan memancing masyarakat untuk melakukan hal serupa. Indonesia dalam keadaan darurat kekerasan seksual terhadap anak. Menurut data Komnas Nasional Perlindungan Anak sepanjang tahun 2020 ada 2.737 kasus kekerasan terhadap anak. Sementara itu sebanyak 1.424 adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak, yang terdiri dari kasus sodomi, pencabulan, pemerkosaan, dan inses.

Hingga pada 2016, Presiden Jokowi mengeluarkan Perppu No. 1 Tahun 2016 yang kemudian dijadikan UU No. 17 Tahun 2016. Peraturan ini terkenal dengan Perppu kebiri. Kembali ke kasus SJ, KPAI juga menganggap seharusnya Saipul Jamil diberikan hukuman tambahan berupa kebiri kimia. Yang memang peraturannya sudah sah berlaku di Indonesia. Lewat Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak.

Baca Juga:  Mengusir Korban Pemerkosaan yang Hamil adalah Tindakan Keliru

Peraturan Pemerintah ini berpedoman pada Pasal 81 ayat (7) UU No. 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Menurut UU ini, tindakan kebiri kimia ini adalah sebuah hukuman tambahan yang diberikan kepada pelaku kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain. Yang bertujuan untuk menekan hasrat seksual berlebih, dan disertai rehabilitasi.

Tindakan kebiri kimia diberikan atas putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan dilakukan oleh orang yang kompeten di bidangnya sesuai dengan perintah jaksa. Hukuman tambahan kebiri kimia ini diberikan untuk jangka waktu maksimal 2 tahun, setelah hukuman pokoknya selesai dijalani. Jadi pelaku menjalani dulu masa tahanannya baru dikenakan hukuman tambahan ini.

Dilansir dari detik.com, Indonesia sudah menerapkan vonis hukuman kebiri kimia kepada Aris pelaku kekerasan seksual pada 9 anak. Aris divonis 12 tahun penjara, yang artinya pelaksanaan kebiri kimia baru akan dilakukan setelah Aris menjalani hukuman pokoknya. Setelah hukuman kebiri kimia ini diberikan, pelaku juga akan mendapatkan rehabilitasi sebagai upaya untuk memulihkan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual kepada pelaku sehingga mampu menjalankan kehidupan secara wajar.

Selain kebiri kimia, hukuman tambahan bagi pedofilia (pelaku kekerasan seksual terhadap anak), adalah pemasangan alat pendeteksi elektronik dan rehabilitasi. Sama halnya dengan kebiri kimia, pelaksaan pemasangan alat pendeteksi elektronik juga dilakukan setelah pelaku menjalani hukuman pokoknya. Pemasangan dan pelepasan alat ini dilakukan sesuai perintah jaksa dan dihadiri oleh Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Sosial.

Dalam hal pemasangan dan pelepasan alat pendeteksi elektronik pada pelaku harus diberikan informasi kepada korban atau keluarga korban. Terkait berapa lama pemasangan alat pendeteksi elektronik ini akan diatur lebih lanjut dalam peraturan menteri.

Baca Juga:  Hannan Lahham: Mufassir Perempuan Ayat Kekerasan

Hukuman tambahan bagi pedofilia lainnya adalah dengan mengumumkan identitas pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Sama dengan hukuman tambahan lainnya, mekanisme pengumuman ini juga dilakukan setelah pelaku selesai menjalani masa hukuman pokoknya. Dalam hal ini yang berhak melakukan pengumuman adalah jaksa dengan pemberitahuan dari Kementerian Hukum dan HAM.

Lalu bagaimana pengumuman identitas pelaku ini dilakukan? Ada beberapa media yang digunakan petugas dalam mempublikasikan pelaku, di papan pengumuman, laman resmi kejaksaan, dan media cetak, elektronik, dan/atau media sosial. Pengumuman ini dilakukan selama 1 bulan. Apa saja yang diumumkan terkait identitas pelaku? Setidaknya mencakup nama, foto, NIK, tempat, tanggal lahir, jenis kelamin, dan alamat.

Pada dasarnya pemberian hukuman tambahan bagi pedofilia ini adalah wujud upaya serius pemerintah dalam memerangi kekerasan seksual pada anak. Tujuan tentu untuk memberikan efek jera terhadap pelaku, tapi tetap tidak mengesampingkan HAM dari pelaku. Namun, pemulihan korban adalah yang utama. Peraturan ini harus segera diimbangi dengan peraturan yang lebih teknis lagi, agar pemberian hukuman tambahan ini bisa berjalan maksimal.

Sistem hukum yang baik juga harus didukung dengan kesadaran masyarakat bahwa kekerasan seksual adalah kejahatan yang serius dan tidak perlu adanya pemakluman apalagi sampai menyalahkan korban. Ketika korban berbicara dan melapor, itu memerlukan keberanian yang luar biasa. Namun, masyarakat masih memberikan stigma kepada korban membuat korban memilih bungkam, apalagi ancaman kriminalisasi dengan menggunakan UU ITE.

Rekomendasi

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Keterampilan sosial dimiliki anak Keterampilan sosial dimiliki anak

4 Keterampilan Sosial yang Harus Dimiliki Oleh Anak

pakaian terbuka perempuan dilecehkan pakaian terbuka perempuan dilecehkan

Habib Ali al-Jufri: Pakaian Terbuka Bukan Menjadi Sebab Perempuan Dilecehkan

Ditulis oleh

Alumni Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera (Indonesia Jentera School of Law).

Komentari

Komentari

Terbaru

Raden Dewi Sartika Penggagas Sekolah Perempuan di Tanah Sunda

Khazanah

Islam kebebasan syeikh mutawalli Islam kebebasan syeikh mutawalli

Antara Islam dan Kebebasan Menurut Syeikh Mutawalli al-Sya’rawi

Kajian

korban kdrt dapat perlindungan korban kdrt dapat perlindungan

Di Zaman Rasulullah, Korban KDRT yang Melapor Langsung Dapat Perlindungan

Kajian

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

rasulullah melarang ali poligami rasulullah melarang ali poligami

Kala Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib untuk Poligami

Khazanah

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Connect