Ikuti Kami

Muslimah Talk

Nasib Perempuan yang Hidup di Palestina

Perempuan Hidup di Palestina
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Bagaimana rasanya mendapati pengalaman menstruasi yang begitu sakit luar biasa? Pengalaman sakit saat haid, ditambah dengan moody yang berlebihan dan waktu tidak produktif dalam beberapa hari lantaran rasa sakit tersebut. Pada kondisi tersebut, perempuan butuh ketenangan dan kedamaian untuk meredakan rasa sakitnya. Akan tetapi, bagaimana jika tiba-tiba bom meledak sewaktu-waktu tanpa henti? Bagaimana nasib perempuan Palestina yang harus menahan sakit haid dan tugasnya sebagai ibu?

Konflik Israel-Palestina terus berlangsung, nyawa manusia semakin hari kian banyak yang dikorbankan. Beberapa di antaranya yang dilansir dari berbagai media, ada perempuan hamil yang meninggal akibat ledakan, ada pula perempuan yang menyusui, perempuan yang sedang mengalami pengalaman keperempuanannya di tempat yang tidak aman. Sementara itu, ada pula perempuan yang ditarik jilbabnya oleh tentara Israel, diseret, dan tidak diperlakukan selayaknya manusia.

Perempuan yang sedang mengalami mensturasi, hamil, menyusui dan pengalaman perempuan lainnya tidak mendapati ketenangan dan kedamaian hidup. Setiap waktu mereka bergelut dengan ketakutan, kecaman hingga berbagai rasa takut lainnya.

Suatu waktu, saya pernah membayangkan menjadi perempuan yang hidup di Palestina. Kemudian saya berada di fase berfikir “ternyata Allah memang memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan umatnya. Sebab perempuan seperti saya tidak mungkin diberikan ujian seberat perempuan yang hidup di Palestina,” suara batin saya dalam hati.

Saya selalu berfikir bahwa perempuan yang hidup di kondisi perang (Red:Palestina) adalah perempuan tangguh dan kuat. Sebab tidak mudah  menjalani kehidupan ditengah ketakutan dan ancaman lainnya. Lain daripada itu, pengalaman perempuan seperti haid, hamil, menyusui adalah kondisi dimana butuh perlindungan, ketenangan, dan kedamaian. Namun, nasib perempuan Palestina berbeda. Mereka menjalani dengan berbagai liku keadaan dengan tangguh dan begitu luar biasa.

Baca Juga:   Islam, Agama yang Melindungi Hak-hak Perempuan

Saya tidak mengkerdilkan mental yang saya punya dengan berbagai asumsi ketidakberdayaan ketika menghadapi ancaman seperti perempuan Palestina. Tapi, paling tidak apa yang saya tulis ini adalah bagian dari sikap empati sebegai perempuan yang hidup di daerah yang aman dan damai tanpa bom yang waktu-waktu meledak.

Perlawanan perempuan Palestina

Saya bisa melihat melalui kanal youtube, televisi hingga berbagai pemberitaan tentang keterlibatan perempuan Palestina dalam menghadapi serangan Israel yang tidak kunjung selesai bertahun-tahun lamanya. Bahkan diantara perjuangan yang dilakukan, kontribusi atas perlawanan menghadapi Israel dengan berbagai cara terus dilakukan meski melalui siksaan yang amat berat.

Salah satu aktivis perempuan yang namanya disebut-sebut adalah Maryam Afifi. Ia adalah salah satu dari sekian banyak aktifis perempuan yang menyuarakan hak-haknya secara berani. Di depan tentara Israel, ia tidak segan memberontak, bersuara dengan sikap keperempuanan yang dimilikinya. Bella Hadid, seorang model internasional yang turut terjun dalam aksi  bela Palestina turut mendapat kecaman dari negara Israel.

Perempuan seperti kita

Saya katakan “perempuan seperti kita” adalah perempuan yang hidup di daerah yang aman tanpa peperangan. Menyikapi konflik Israel-Palestina tidak butuh dengan logika apapun. Cukup membayangkan menjadi perempuan yang hidup di Palestina saya sudah membuka mata batin untuk merasakan kerasnya hidup para perempuan di Palestina. Pengalaman perempuan memang hanya bisa dirasakan oleh perempuan. Sakitnya melahirkan, sakitnya menstruasi, moodynya orang menstruasi, hingga pengalaman menyusui.

Setidaknya, konflik ini cukup menjadi tantangan berat terhadap kehidupan perempuan. Jenis kelamin sebagai perempuan bisa menjadi salah satu faktor berat dalam menjalani kehidupan di daerah yang sedang terjadi peperangan. Sebab pengalaman perempuan yang begitu menguras tenaga, menjadi hal yang mengacaukan mental meski dalam kondisi tempat yang nyaman, apalagi jika kondisinya lingkungan yang tidak aman seperti Palestina.

Baca Juga:  Perempuan Penyandang Disabilitas Mental menjadi Pengacara Hebat di Drama Extraordinary Attorney Woo

Menyikapi konflik Israel-Palestina hendaknya sebagai perempuan seperti kita adalah terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh para aktifis perempuan Palestina ataupun perempuan yang terus memberi dukungan terhadap Palestina, siapapun dia. Saya bisa melihat dengan bangga sebagai perempuan ketika menintin pernyataan tegad oleh Menlu RI Retno marsudi di Majelis Umum PBB terkait Palestina beberapa waktu ini.

Apa yang disampaikan oleh Retno Marsudi, menjadi salah satu perempuan yang mewakili suara kemanusiaan ketika melihat anak kecil dengan luka ledakan bersama ibunya, perempuan hamil yang meninggal bersama anak dalam kandungannya, anak kecil yang harus hidup sendiri ditinggal oleh ibunya, dll.

Cara sederhana lainnya adalah dengan tidak menutup diri untuk terus mencari berbagai informasi dan pengetahuan akan kasus ini. Supaya bisa memberi dukungan kepada sesama perempuan. Women support women dalam bentuk apapun dan ekspresi seperti apapun adalah hal yang bisa dilakukan untuk saudara perempuan kita di Palestina.

Rekomendasi

Keistimewaan dan Kenikmatan Mati Syahid Keistimewaan dan Kenikmatan Mati Syahid

Keistimewaan dan Kenikmatan Mati Syahid

Pelanggaran HAM Anak-anak Palestina Pelanggaran HAM Anak-anak Palestina

Kejam! Israel Lakukan Pelanggaran HAM terhadap Anak-anak Palestina

Empat Alasan Mengapa Umat Islam Harus Mendukung Kemerdekaan Palestina? Empat Alasan Mengapa Umat Islam Harus Mendukung Kemerdekaan Palestina?

4 Alasan Mengapa Umat Islam Harus Mendukung Kemerdekaan Palestina

Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel

Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Gajah Mada yang berasal dari Sampang, Madura. Saat ini tergabung dalam Komunitas Puan Menulis

Komentari

Komentari

Terbaru

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Khazanah

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

sikap rasulullah masyarakat adat sikap rasulullah masyarakat adat

Meneladani Sikap Rasulullah terhadap Masyarakat Adat

Khazanah

puasa wajib segera diganti puasa wajib segera diganti

Meninggalkan Puasa Wajib dengan Sengaja, Haruskah Segera Diganti?

Kajian

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain dan Pesan Menjaga Bumi dalam Islam

Muslimah Daily

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa Nabi Muhammad ketika Bangun Tengah Malam untuk Shalat

Ibadah

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Connect