Ikuti Kami

Muslimah Talk

Shadia Marhaban: Suara Perempuan Eks Kombatan dari Aceh

BincangMuslimah.Com – Shadia Marhaban merupakan salah satu perempuan yang menyerukan perdamaian dan membela hak-hak perempuan serta menyuarakannya di tengah-tengah masyarakat patriarkhi.

Shadia Marhaban hidup di tengah konflik Aceh yang masih kita kenal dengan perjanjian Helsinki. Terlibat langsung dalam perjanjian Helsinki membuat ia selalu merasa dalam jurang kehancuran dengan berbagai stigma dan pertanyaan yang selalu memojokkan dirinya.

Pada tahun 2005, Shadia merupakan satu-satunya perempuan yang mengikuti perjanjian damai di Helsinki yang mengakhiri perang di Aceh. Meski tidak mewakili gerakan perempuan Aceh, Shadia memastikan bahwa korban-korban perang harus diberikan keadilan.

Peran Shadia dalam perjuangan rakyat Aceh didokumentasikan dalam film dokumenter “The Black Road”. Ia juga berperan aktif sebagai mediator dan konsultan usaha perdamaian di Afganistan, Thailand Selatan, Filipina, Timor-Leste, Nepal dan Papua. Selain itu, Shadia juga mengasuh sekolah pertama untuk anak-anak dengan autisma dan down syndrome di Aceh.

Pasca perjanjian Helsinki akhir 2006, ia mendirikan Liga Inong Aceh (LINA), organisasi perempuan eks kombatan yang memiliki program-program untuk memperkuat kapasitasnya. Menarik sekali pemikiran yang dimiliki oleh perempuan satu ini. Shadia memiliki cara tersendiri untuk memulihkan keadaan serta mengayomi para perempuan. Bantuan jangka pendek berupa uang yang diberikan kepada para perempuan rasanya tidak cukup untuk membuat mereka hidup dengan skala panjang.

Sehingga pelatihan untuk belajar teknologi, belajar menjahit, membaca dan menulis serta mengasah kemampuan diri dengan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh para perempuan bisa menjadi salah satu jembatan perempuan untuk mandiri.

Pada tahun 2010, Shadia berfikir untuk mengkampanyekan perdamaian dengan ekspansi yang lebih luas. Akhirnya, ia memutuskan pergi ke negara-negara yang sedang dirundung konflik seperti Philipina (Mindanao), Thailand (Patani), Nepal dan Myanmar. Keinginan kuat untuk membuka ruang baru di luar propinsi Aceh, bahkan di Indonesia mendorongnya untuk melakukan misi pemanusiaan kembali kelompok kombatan di negara-negara tetangga.

Baca Juga:  Alaa Salah, Perempuan Simbol Revolusi Sudan yang Diharapkan Meraih Nobel Perdamaian

Sebagaimana yang disinggung oleh penulis diatas, perempuan memiliki cara yang berbeda dalam menarasaikan perdamaian di tengah-tengah masyarakat. Cara welas asih kelembutan yang dimilikinya menjadi power yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Akhirnya, ia pergi ke Patani, daerah konflik pertama yang kunjungi.

Kombatan di Patani bisa menerima Shadia karena status dia sebagai eks Kombatan. Shadia melakukan training-training untuk eks Kombatan agar mereka memiliki berbagai pilihan untuk mencapai damai bermartabat itu. Shadia kemudian juga merambah Mindanao dengan mendekati MILF untuk melakukan training-training. Shadia juga dihadirkan pada pertemuan sembilan armed group di Myanmar baru-baru ini untuk bicara tentang potensi perdamaian. Dalam presentasinya Shadia membeberkan tentang perdamaian adalah jawaban buat konflik Myanmar.

Yang menarik adalah Shadia selalu beranggapan bahwa eks kombatan juga manusia. Mereka juga mengimpikan kedamaian untuk bisa hidup tenang dan tentran seperti negara lain. Dialog-dialog yang ia lakukan untuk membuka ruang perdamaian antar konflik yang terjadi sehingga bisa memunculkan solusi dan bisa berdamai kembali. Memperoleh penilakan dan ancaman adalah hal biasa dalam melakukan misi yang besar apalagi menyangkut orang banyak. Akan tetapi dengan usaha dan totalitas demi kemaslahatan orang banyak akan selalu menemukan jalan keluar untuk ditaklukan.

*Disarikan dari buku “Mutiara Terpendam Kisah Heroik Perempuan Pelopor Perdamaian” yang ditulis oleh Dian Indraswari dan Ruby Kholifah yang diterbitkan oleh UNDP

Rekomendasi

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Sutayta al-Mahamli Sutayta al-Mahamli

Sutayta al-Mahamli: Ahli Matematika Muslimah dari Irak

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Gajah Mada yang berasal dari Sampang, Madura. Saat ini tergabung dalam Komunitas Puan Menulis

Komentari

Komentari

Terbaru

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain dan Pesan Menjaga Bumi dalam Islam

Muslimah Daily

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa Nabi Muhammad ketika Bangun Tengah Malam untuk Shalat

Ibadah

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan

Berkolaborasi dengan KUPI, CariUstadz Tingkatkan Dakwah Perspektif Perempuan 

Berita

yukabid perempuan nabi musa yukabid perempuan nabi musa

Yukabid, Sosok Perempuan di balik Kisah Nabi Musa

Khazanah

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Trending

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Connect