Ikuti Kami

Kajian

Pentingnya Menghilangkan Stigma Negatif terhadap Janda

menghilangkan Stigma Negatif Janda
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Menjadi janda seringkali dipandang negatif. Tidak jarang dalam sekelompok masyarakat, janda mendapat cibiran bagi sekitarnya. Mereka berprasangka buruk bahwa menjadi janda akan mudah melirik suami orang, beberapa tindakannya dianggap sebagai kekhawatiran bagi para istri, atau stigma-stigma negatif lainnya. Maka dari itu, menghilangkan stigma negatif terhadap janda harus dilakukan dan dikampanyekan.

Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan karena banyak hal-hal yang tidak bisa dihindari dalam hidup manusia, termasuk diceraikan suami apalagi ditinggal mati. Menyandang status janda bukan hal yang mudah, terlebih jika ia harus menanggung beban nafkah, menghidupi dirinya dan anak-anak sendirian. Tidak jarang, janda yang dulunya hanya seorang ibu rumah tangga atau full mom harus berinisiatif mencari nafkah pasca ditinggal suami.

Dalam hal ini padahal telah jelas Islam telah mengajarkan manusia untuk menyayangi sesama, menghormati dengan menjaga lisan dan tidak berkata-kata buruk. Melalui Rasulullah, Allah sampaikan pesan-pesan kebaikan yang tertuang dalam Alquran dan Hadits. Sudah sejak lama Rasulullah mengajarkan bahwa  seharusnya janda menjadi salah satu kelompok yang perlu diperhatikan dan diprioritaskan kebutuhannya. Hal tersebut sudah tertera dalm hadis Rasulullah Saw.:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي الْغَيْثِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ وَكَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ (رواه مسلم)

Artinya: Menceritakan ke pada kami Abdullah ibn Maslamah ibn Qa’nab menceritakan kepada kami Malik dari Tsaur bin Zaid dari Abu al-Ghaits dari Abu Hurairah dari Nabi Saw. Bersabda: Seseorang yang menghidupi janda dan anak yatim diumpakan seperti orang yang berjuang di jalan Allah dan seperti orang yang mendirikan malam (tetapi) tidak lelah dan orang yang berpuasa (tetapi) tidak batal  (HR.Muslim)

Dalam al-Minhaj yang merupakan Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi hadis ini masuk pada bab “Al-Ihsan Ila al-Armilah wa al-Miskin wa al-Yatim” . Beliau mendefinisikan kata al-armilah sebagai perempuan yang tidak punya suami baik ditinggal wafat ataupun diceraikan. Sedangkan Ibnu Bathol dalam Syarah Bukhori mengatakan, siapapun yang tidak sanggup melakukan jihad (dalam artian perang) maka amalkan hadis ini agar kelak bisa berkumpul dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah.

Baca Juga:  Tafsir Surat Annisa Ayat 22-24: Siapa Saja Mahram yang Tidak Boleh Dinikahi?

Meski banyak sekali yang menggunakan hadis ini sebagai dalil keutamaan menikahi janda, untuk mencukupi kebutuhan janda tidak juga harus dengan menikahinya. Praktik poligami dan menikahi janda yang dilakukan oleh para lelaki justru memperkuat dan mempersulit upaya untuk menghilangkan stigma negatif terhadap janda. Dalam sekelompok masyarakat misalnya, pemimpin daerah misal RT, RW atau pemimpin yang lebih luas menyisihkan anggaran dananya untuk memenuhi kebutuhan janda yang kesulitan menafkahi dirinya dan anak-anaknya.

Selain mencukupi kebutuhan janda dengan memberi materi, sebagai manusia kita juga harus menjaga perasaan mereka. Seringkali kita melontarkan kata-kata yang meskipun itu hanya bercanda tapi ternyata itu adalah kalimat yang melukai hatinya. Padahal Islam telah mengajarkan manusia untuk menjaga lisannya yaitu dalam hadis:

عن عبدالله بن عمرو بن العاص – رضي الله عنهما – عن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: المسلم من سلِم المسلمون من لسانه ويده، والمهاجر من هجَر ما نهى الله عنه (متفق عليه)

Artinya: Dari Abdullah bin Amru bin Ash Ra dari Nabi Saw. Bersabda: seorang muslim ialah yang saudara muslimnya selamat dari lisan dan tangannya (HR. Bukhari Muslim)

Dalam Umdatun al-Qari karya Syekh Badruddin al-Aini, Qadhi Iyadh menjelaskan tentang hadis ini yang mengatakan bahwa seorang muslim yang menjalankan Islam yang sempurna adalah ketika ia tak menyakiti saudara muslimnya baik dengan perkataan dan perbuatan. Bahkan hadis ini tak hanya dipraktikkan kepada sesama muslim, tapi juga non-muslim. Wallahu a’lam.

Rekomendasi

fisik perempuan fisik perempuan

Perempuan dan Fisiknya (2)

Sekolah Perempuan, Sebuah Harap dari Kampung Sawah Sekolah Perempuan, Sebuah Harap dari Kampung Sawah

Sekolah Perempuan, Sebuah Harap dari Kampung Sawah

rumah tangga ibu pekerja rumah tangga ibu pekerja

Perempuan Harus Menjadi Pembelajar

Beauty Previllege terobsesi kecantikan Beauty Previllege terobsesi kecantikan

Labeling pada Perempuan yang Sudah Seharusnya Dihapuskan

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri? Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri?

Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri?

Keluarga

Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran? Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran?

Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran?

Keluarga

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Muslimah Talk

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Khazanah

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Muslimah Daily

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kajian

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri? Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Kajian

Trending

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Connect