Ikuti Kami

Keluarga

Sekretaris Menteri PPPA : Perempuan dan Anak Rentan Terjerat dalam Human Trafficking

perempuan korban kekerasan zakat

BincangMuslimah.Com – Dunia telah memperingati tanggal 30 Juli 2020 sebagai hari peringatan untuk mengakhiri perdagangan manusia atau dikenal dengan World Day Against Trafficking in Persons. Apakah itu?

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Perdagangan orang adalah tindakan pengrekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau menyebabkan orang tereksploitasi.

Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan bahwa perempuan dan anak rentan terjerat dalam perdagangan manusia (trafficking). Tujuannya termasuk kerja paksa dan seks. Melalui simfoni PPPA pada Januari hingga Juni 2020, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak memaparkan bahwasanya terdapat 60 kasus eksploitasi seksual pada perempuan dewasa dan 60 anak korban perdagangan orang.

“Data tersebut selaras dengan data kasus kejahatan perdagangan orang untuk tujuan eksploitasi seksual oleh Badan Reserse Kriminal Polri yang menyebutkan 297 kasus perdagangan orang untuk eksploitasi seksual melalui media internet,” pungkas Pribudiarta dalam diskusi daring menyambut Peringatan Hari Dunia Antiperdagangan Orang yang diikuti di Jakarta, Rabu (29/7).

Tindak pidana perdagangan manusia akan menyebabkan dampak yang sangat merugikan bagi korban. Karena mengalami penderitaan fisik, psikis, infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia.

Perdagangan manusia (trafficking) merupakan salah satu perlakuan terburuk dalam pelanggaran harkat dan martabat manusia. Sekarang, praktik perdagangan perempuan dan anak telah mengalami pola dan bentuk penjaringan korban yang terstuktur. Sehingga, akhir-akhir ini perdagangan manusia sungguh memprihatinkan. Selain jumlah korban yang semakin besar, jaringan antar pelaku (trafficker) yang cukup rapi, modus operasinya pun semakin canggih.

Baca Juga:  Mengkritik Anak di Depan Umum Adalah Bentuk Kekerasan

Irwanto, dkk dalam Sofian, dkk dalam penelitian berjudul Menggagas Model Penanganan Perdagangan anak, mencatat sedikitnya terdapat 5 jenis perdagangan anak yang dijumpai di Indonesia, yaitu: (1) perdagangan anak untuk tujuan pelacuran, (2) perdagangan anak untuk dijadikan pembantu rumah tangga, (3) perdagangan anak untuk dijadikan pengemis, (4) perdagangan anak untuk diperkerjakan pada tempat-tempat berbahaya atau tempat kerja yang berbahaya di tepi laut, (5) perdagangan anak untuk dijadikan pengedar narkoba.

Kemudian, Sofian mengatakan bahwa kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, mengidentifikasi sedikitnya 11 bentuk perdagangan anak dan perempuan, yaitu: (1) pekerja seksual komersial, (2) buruh migran, (3) buruh murah, (4) pekerja domestik (PRT), (5) pengemis, (6) pengedar narkoba, (7) pekerja di tempat hiburan, (konsumsi pengidap paedofilia atau orang dewasa terutama laki-laki yang mempunytai selera seksual terhadap anak kecil), (9) pengantin pesanan, (10) adopsi, dan (11) pemindahan organ tubuh.

Abu Hanifah dalam papernya Perdagangan Perempuan dan anak: Kajian Faktor Penyebab dan Alternatif Pencegahannya, memaparkan upaya pencegahan perdagangan perempuan dan anak melalui pemberdayaan sosial keluarga dengan cara meningkatkan ketahanan sosial keluarga yaitu: (a) Pelaksanaan peran sesuai dengan kedudukan; (b) Pemenuhan kebutuhan dasar; (c) Terjalinnya hubungan akrab antara keluarga dengan lingkungannya dan (d) Terwujudnya keluarga yang harmonis.

Perlu digarisbawahi bahwa faktor utama penyebab terjadinya kasus tindak pidana perdagangan perempuan dan anak adalah kemiskinan, pendidikan yang rendah, kawin usia dini, ketidaksetaraan dalam agama, bahkan tidak sedikit orang tua yang terlibat dalam trafficking.

Hal ini menunjukkan lemahnya ketahanan sosial keluarga. Diharapkan pihak yang terkait pemberdayaan peran keluarga dapat meningkatkan peran dan fungsi keluarga dengan memperhatikan keseimbangan bantuan yang bersifat ekonomis produktif dengan pelayanan sosial-psikologis. Maka selain peran keluarga, dalam pencegahan human trafficking juga diperlukan campur tangan pemerintah serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk memberikan bantuan pendampingan bagi sosial, media dan psikologis.

Baca Juga:  Doa Nabi Ibrahim untuk Keturunannya

 

Rekomendasi

Ditulis oleh

Alumni MA Salafiyah Kajen yang menamatkan kuliah di Program Jurusan Fisika Univesitas Diponegoro. Saat ini sedang merintis perpustakaan dan hobi menulis. Pernah menyabet juara 1 lomba puisi nasional dan menjuarai beberapa Lomba Karya Tulis Ilmiah.

Komentari

Komentari

Terbaru

Anak Meninggal Sebelum Hari Ketujuh, Masihkah Diakikahi?

Ibadah

Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Muslimah Daily

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Ibadah

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect