BincangMuslimah.Com – Inggris bukanlah negara muslim yang menerapkan hukum islam. Jarang terlihat perempuan berhijab di sana. Inggris tidak mempunyai larangan terhadap hijab tapi tetap timbul rasa diskriminasi. Akan kesulitan pula jika pengadilan di sana tidak bisa melayani klien muslim yang ingin menyelesaikan permasalahan dengan hukum Islam.
Raffia Arshad (40) hadir membawa perubahan. Dilansir dari situs resmi stmarysflc.uk, ia ditunjuk sebagai Deputy District Judge (wakil hakim distrik) wilayah di Midland, Inggris pada Mei 2020. Perempuan kelahiran West Yorkshire, Inggris ini telah menyetak sejarah sebagai hakim wanita pertama Inggris yang berhijab. Raffia telah berkarir selama 17 tahun setelah keputusannya bergabung dengan St. Mary’s Family Law Chambers pada 2004.
Raffia telah menulis teks terkemuka dalam hukum keluarga Islam “Islamic Family Law” yang diterbitkan oleh Ecclesiastical Law Jurnal. Teks tersebut juga dijadikan rujukan oleh hakim lain di dunia. Raffia menulisnya untuk memenuhi kebutuhan klien yang ingin mengikuti hukum muslim (syariat). Syariat yang digunakannya mengacu pada Hanafi melalui perspektif Sunni. Masalah-masalah dipertimbangkan oleh dewan syariat termasuk pernikahan dan perceraian. Raffia menuliskan tentang talaq (perceraian) yang diucapkan di bawah pengaruh alkohol, tentang pernikahan paksa, perawatan anak-anak dalam kasus perceraian dan adopsi. Islamic Family Law juga menjelaskan tumpang tindih dengan hukum Inggris serta memberikan penjelasan komprehensif tentang solusi untuk klien muslim. Raffia sangat ahli dalam menangani kasus yang berkaitan dengan hukum keluarga Islam.
Raffia patut bangga dengan hasil kerja keras serta perjuangan melawan diskriminasi yang sering menghampirinya. Ia berhasil mematahkan stereotip keluarganya yang meragukan keinginannya menjadi hakim dan mempertahankan hijabnya.
Dikutip dari channel You Tube, The Hijabis, diskriminasi dari keluarganya muncul saat Raffia akan melakukan wawancara beasiswa untuk sekolah hukum di Inns of Court School of Law pada tahun 2001. Keluarganya menyarankan agar Ia menanggalkan hijab. Dengan alasan khawatir ia tidak berhasil mendapatkan beasiswa karena berhijab. Perintah tersebut ditolaknya mentah-mentah. Bagi Raffia berhijab itu sangat penting. Supaya setiap orang dapat menerimanya. Jika Raffia menjadi orang yang berbeda untuk mengejar profesinya, itu bukan hal yang ia inginkan. Akhirnya, ia pun berhasil dalam wawancara dan mendapatkan beasiswa yang besar. Ini adalah langkah pertama yang paling bersejarah dalam kariernya.
Cita-citanya untuk bekerja di dunia hukum telah muncul sejak Raffia berusia 11 tahun. Seiring berjalannya waktu ia ragu dan terus bertanya-tanya adakah orang sepertinya (muslim) yang merupakan minoritas bisa sukses di dunia hukum. Sekarang ia pun dapat menjawab pertanyaannya sendiri. Raffia tidak hanya seorang pengacara yang sukses, prestasinya sebagai deputi hakim sangat membanggakan.
Dilansir dari situs resmi stmarysflc.uk, tempat Raffia bekerja sampai saat ini, ia lulus dalam bidang hukum akuntansi dan keuangan dari Universitas Oxfortd Brooken pada tahun 2001. Memperoleh gelar LLM dalam Hukum International dan Hukum Bisnis Eropa dari Universitas Leeds pada tahun 2003. Lancar berbahasa Urdu dan Punjabi, ia juga memiliki pengetahuan dasar bahasa arab. Raffia telah menyelesaikan Diploma Hukum Islam dan Diploma Pascasarjana dan Pelatihan Pengembangan Pribadi di Universitas Cambridge. Raffia juga telah berbicara secara Internasional tentang Hukum Keluarga Islam ke Jerman dan Amerika.
Meski Raffia telah menorehkan prestasi yang luar biasa dalam kariernya, tetap saja ada yang tidak percaya dan meremehkan bahwa dia seorang hakim. Kebanyakan mereka mengira bahwa Raffia adalah klien biasa. Ternyata pandangan masyarakat bahwa para pengacara atau hakim professional tidak berhijab masih berlaku.
Raffia berharap dengan penunjukannya sebagai hakim perempuan di Inggris dapat menginspirasi lebih banyak perempuan di dunia untuk dapat mewujudkan cita-cita dan melanjutkan kariernya. Terlihat dari banyaknya email yang masuk padanya, ia tertarik dengan email dari seorang perempuan yang berpikir dengan memakai hijab tidak bisa jadi pengacara. Setelah perempuan itu melihat Raffia ia semakin semangat untuk mengejar impiannya. Raffia berpesan pada para perempuan, tidak perlu takut dengan berbagai upaya diskriminasi yang kerap terjadi pada kaum minoritas. Karena ia yakin akan lebih banyak muslimah berhijab dalam setiap profesi.[]