BincangMusimah.Com – Agnes Monica pernah membuat lagu berjudul Muda (Le O Le O). Liriknya mengandung pesan tentang sebuah mimpi, ambisi, keinginan dalam hidup yang tumbuh dalam diri seseorang sejak kecil hingga ia tumbuh dewasa. Mimpi atau ambisi itu digenggam erat tanpa mempedulikan pendapat orang lain, disertai tetap fokus dan berusaha sebaik mungkin. Melalui semangat dan fokus tersebut, seseorang bisa sukses dalam mencapai cita-citanya.
Semangat dalam lirik lagu Agnez Mo terjadi dalam dunia nyata, tepatnya dalam kehidupan seorang designer fashion muda bernama Dian Wahyu Utami atau biasa dikenal dengan Dian Pelangi. Ia lahir di Kota Palembang, tepatnya pada tanggal 14 Januari 1991. Ia memulai pendidikan di TK Ikal Dolog dan melanjutkan ke MI 2 di Kota Palembang. Ia lalu melanjutkan pendidikan di SMP Insan Kamil dan Pondok Pesantren Al-Ihya Bogor.
Tekadnya menjadi fashion designer ternama sudah bulat sejak ia lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Dian lalu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan mengambil jurusan tata-busana. Lima belas tahun kemudian, namanya menjelma menjadi brand terkenal, hingga diakui level internasional.
Rancangan busana muslim yang pernah didesainnya menjadi trend banyak kalangan. Rancangan-rancangan busananya membuat ia bisa melanjutkan sekolah di École supérieure des arts et techniques de la mode (ESMOD) dan lulus pada tahun 2008 dengan mendapatkan nilai yang tinggi.
Tepat pada tahun 2009, Dian memilih untuk bergabung dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan menjadi anggota termuda pada saat itu. Selain itu, di pertengahan tahun 2009, Dian berhasil mengikuti fashion show di Australia. Pada tahun-tahun berikutnya, nama Dian Pelangi pun semakin menanjak dan dikenal banyak orang.
Dian membangun bisnis bersama oleh kedua orangtuanya yakni Djamaloedin Sindon dan Hernani Mansyur. Djamaloedin bercerita bahwa bisnisnya dengan brand Dian Pelangi telah berdiri selama 27 tahun. Perusahaan tersebut dibangun saat Dian lahir, lalu diteruskan oleh putrinya tersebut.
Ada beberapa tips kesuksesan yang telah diterapkannya selama 27 tahun saat membangun bisnis keluarga. Paling utama baginya adalah menjaga kepercayaan orang lain yang merupakan hal penting dalam dunia bisnis. Kepercayaan yang dibangun tak hanya di dalam tim usaha tapi juga dilakukan saat bertransaksi dengan para klien.
Pada masa-masa itu, usaha Dian Pelangi adalah pemain satu-satunya yang berani memberikan garansi kepada pembeli apabila kainnya luntur bisa ditukar. Usaha ini memiliki berbagai ramuan dengan tingkatan berbeda-beda untuk membuat kainnya agar tidak luntur. Selain itu, melaksanakan inovasi adalah kunci utama agar usaha bisa sustainable dalam menghadapi perkembangan zaman dan persaingan bisnis yang semakin ketat.
Pada tahun 2010, Dian merancang desain busana dan karyanya dilirik oleh Kementrian Pariwisata. Karya tersebut kemudian dipamerkan dalam ajang internasional yang digelar di Harrods, London. Karena karyanya yang sangat hebat ini, ia diwawancarai oleh media berita yang paling terkenal dan terbesar di Dunia yaitu CNN. Berkat wawancara ini, namanya semakin dikenal banyak orang dan tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga dalam level internasional.
Karir Dian semakin berkembang saat membuat buku berjudul Hijab Street Style. Isi buku tersebut adalah foto street style para perempuan muslimah yang dipotret di berbagai belahan dunia yang pernah ia kunjungi. Buku ini menjadi best seller hingga ke mancanegara. Pada tahun 2011, Dian diundang ke Paris tepatnya di Le Bourget dalam rangka mengikuti kontes yang bernama The International Fair of Muslim World.
Pada tahun 2014, karya desain Dian berhasil di pamerkan dalam New York Fashion Week di Amerika Serikat yang berlangsung di The Crowne Plaza Times Square Manhattan. Selain sukses dalam dunia fashion, ia juga ahli dalam berbisnis. Saat itu, ia mengembangkan bisnisnya dan berhasil masuk dalam tujuh besar pengusaha muda yang paling sukses di Indonesia.
Semasa muda, Dian membentuk ambisinya menjadi designer fashion dunia. Ia mewujudkannya dengan tetap fokus dan bekerja keras. Ambisi dalam balutan mimpi yang dipeliharanya berubah menjadi mimpi. Tidak instan, tapi butuh perjuangan yang tidak mudah. Ambisinya berubah menjadi pelangi.[]