BincangMuslimah.Com – Dalam hadis diceritakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah perempuan. Apakah benar demikian? Atau hanya sekedar pengingat saja agar perempuan sekarang tidak meniru apa-apa yang menyebabkannya terjerumus dalam siksa nereka. Dalam hadis disebutkan sebagai berikut:
قَالَ: يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أّهْلِ النَّارِ فَقُلنَ: وَبِمَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: تُكْثِرْنَ اللِّعَنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ
“Rasulullah saw bersabda: ‘Wahai para perempuan sekalian bersedekahlah! Karena sesungguhnya aku diperlihatkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah kalian (kaum perempuan).’ Kemudian para perempuan itu bertanya: ‘Mengapa ya Rasulullah?’ Rasul pun menjawab: Kalian sering melaknat dan berbuat kufur kepada suami.”
Dari hadis tersebut sebenarnya Rasulullah ingin menunjukkan dua cara agar perempuan tidak terjerumus ke dalam siksa neraka :
Pertama dengan menjaga lisan agar tidak mudah melaknat. Lisan adalah anugerah indah yang perlu dijaga.
Di saat perempuan bisa menjaga lisannya, maka selamatlah ia dari keburukan lisannya. Sebab itu berhati-hatilah dalam melontarkan setiap kata-kata. Tidak asal melaknat atau mencela kepada sesama.
Nabi Muhammad mencontohkan perilaku seorang Nabi yang penuh kasih sayang. Kita sebagai para pencari cintanya, seyogyanya bisa meniru apa yang telah beliau contohkan. Beliau bersabda:
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
Sesunguhnya aku tidak diutus sebagai tukang melaknat, sesungguhnya aku diutus hanya sebagai rahmat
Kedua, tidak berbuat kufur kepada suami. Yang dimaksud kufur di sini bukanlah perempuan yang keluar dari agama Islam. Melainkan mengingkari nikmat yang telah diberikan suami dan meninggalkan kebaikan yang telah dilakukannya.
Dalam artian khusus, Rasulullah mengajarkan setiap perempuan untuk mensyukuri apa yang ia dapat dari sosok suami tercintanya, sedikit atau banyak sekalipun. Bukan mencercanya ketika ia memberikan apa yang tidak diinginkan.
Begitu pun dengan segala kebaikannya, harus dihargai dengan sebaik mungkin. Bukankah taat kepada suami adalah sebuah keniscayaan bagi perempuan? Sebagaimana disabdakan Rasulullah
لَوْ أَمَرْتُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ المَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Jika saya (diperbolehkan) memerintah seseorang untuk bersujud kepada orang lain, maka saya akan memerintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.”
Demikianlah kiat yang bisa kaum perempuan praktekkan agar terhindar dari siksa neraka seperti yang Rasulullah sebutkan dalam hadisnya.
*Artikel ini pernah dimuat oleh BincangSyariah.Com