Ikuti Kami

Kajian

Tafsir Ayat-Ayat Puasa Dalam Al-Quran

Tafsir Ayat-Ayat Puasa Dalam Al-Quran

BincangMuslimah.Com – Ramadan merupakan momen yang sangat tepat untuk mengkaji tafsir ayat tentang puasa dalam al-Quran karena bulan ini memiliki kedekatan yang sangat erat dengan ibadah puasa itu sendiri.

Selama Ramadan, umat Islam menjalankan ibadah puasa dengan penuh konsentrasi, dan ini merupakan waktu yang ideal untuk merenungkan dan memahami makna serta hikmah di balik kewajiban tersebut.

Selain itu, bulan Ramadan juga memberi kesempatan lebih untuk memperbanyak membaca dan mendalami al-Quran, yang pada gilirannya membantu memperkuat pemahaman agama secara keseluruhan.

 

Puasa dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 183

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Ayat tentang puasa dimulai dengan seruan “Hai orang-orang beriman”, yang menurut Abdullah bin Mas’ud, ketika memulai suatu ayat dengan seruan kepada orang beriman, itu menandakan bahwa ayat tersebut mengandung perintah yang penting atau larangan yang serius.

Kata كتب dalam ayat ini berbentuk majhul, yang berarti tidak menyebutkan subjeknya. Menurut Quraish Shihab, ketidakhadiran subjek dalam perintah puasa bertujuan untuk menekankan pentingnya perintah tersebut dan manfaat besar bagi orang yang melaksanakannya.

Hal ini juga tercermin dalam bagian ayat yang berbunyi “sebagaimana telah diwajibkan atas umat-umat terdahulu”. Kalimat ini adalah bentuk tasybih (penyerupaan), yang merujuk pada kewajiban puasa, bukan pada cara pelaksanaannya.

Ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya kewajiban untuk umat pada masa turunnya ayat, tetapi sudah menjadi kewajiban bagi umat-umat sebelumnya dengan cara yang berbeda-beda.

Pada awalnya, pelaksanaan puasa tiga hari setiap bulan dalam Islam. Namun kemudian menggantikan ketentuan tersebut dengan puasa di bulan Ramadhan. Muadz dan Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa syariat puasa ini telah ada sejak zaman Nabi Nuh, hingga akhirnya menggantinya dengan puasa Ramadan oleh Allah.

Baca Juga:  Melihat Perbedaan Gender dan Feminisme Secara Lebih Dekat

 

Puasa dan Keringanannya dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 184 

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ  فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

 

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

 

Penjelasan Ayat

 Kata مَّعْدُوْدٰتٍۗ  mengandung arti bilangan atau hitungan. Menggambarkan bahwa ayat ini bertujuan untuk meyakinkan orang-orang beriman bahwa jumlah hari puasa yang wajib hanya sedikit. Secara psikologis, kalimat ini bertujuan untuk mengajak orang-orang mukmin agar tidak merasa terbebani dengan kewajiban puasa. Ajakan ini lebih berfokus pada membangkitkan kesadaran daripada pemaksaan.

Secara umum, ayat ini mengidentifikasi beberapa kelompok yang mendapat kelonggaran (rukhsah) dalam menjalankan ibadah puasa. Mereka adalah orang-orang yang sakit, orang yang sedang dalam perjalanan (musafir), dan mereka yang merasa kesulitan atau berat untuk berpuasa. Maksud dengan kelompok yang merasa berat untuk berpuasa adalah mereka yang sebenarnya mampu berpuasa, namun menghadapi kesulitan tertentu, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua yang sudah sangat renta.

Asbab an-Nuzul ayat puasa ini berkaitan dengan peristiwa turunnya ayat ketika seorang maula (budak yang dimerdekakan) bernama Qais bin as-Sa’ib yang memaksakan diri untuk berpuasa meskipun usianya sudah sangat tua dan lemah. Dengan turunnya ayat ini, orang seperti Qais yang tidak dapat berpuasa karena usia atau kondisi fisik yang mengganggu. Ia mendapat keringanan untuk berbuka dan menggantinya dengan memberi fidyah, yaitu memberi makan kepada orang miskin selama tidak berpuasa.

Baca Juga:  Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Meskipun ada golongan yang mendapat rukhsah dalam berpuasa, mereka tetap mendapat kesempatan untuk menggantinya pada hari-hari lain. Bagi mereka yang tidak dapat berpuasa secara permanen, penggantian puasa yaitu dengan cara memberikan fidyah. Fidyah adalah memberi makan satu orang miskin sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan.

 

Puasa dan waktu pelaksanaannya dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.

 

Penjelasan Ayat

 Ayat ini secara jelas menjelaskan rentang waktu pelaksanaan ibadah puasa. Kalimat yang berbunyi “شَهْرُ رَمَضَا” (bulan Ramadan) menjawab secara tegas durasi ibadah puasa, yaitu selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan.

Penggunaan kata puasa dalam ayat ini adalah فلىصمه, yang merupakan bentuk fi’il mudhari (pekerjaan) dari kata صم, yang berarti “maka berpuasalah”. Puasa ini, jika melihat dari segi istilah, yakni sebagai puasa khusus atau puasa rohani. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan puasa setelah melihat bulan, dan harus melaksanakan puasa dengan penuh ketulusan. Selain itu, ayat ini juga menganjurkan untuk memperbanyak bacaan al-Quran, sebagai cara untuk lebih mendekatkan diri kepada al-Quran.

Baca Juga:  Hukum Praktik Jual Beli Mystery Box

Pada bagian akhir ayat, menyebutkan “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” Kalimat ini merupakan perintah untuk menyempurnakan puasa selama sebulan penuh. Selain itu, bagian akhir ayat ini menunjukkan tujuan utama dari pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan. Yakni untuk menjadikan seseorang lebih bertakwa dan melahirkan karakter seorang Muslim yang bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.

Referensi:

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian. Jilid 1. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

 

 

Rekomendasi

Mahasiswa Magister Studi Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Komentari

Komentari

Terbaru

Hindari Bahaya Mikroplastik, Ayo Mengurangi Penggunaan Plastik! Hindari Bahaya Mikroplastik, Ayo Mengurangi Penggunaan Plastik!

Hindari Bahaya Mikroplastik: Ayo Mengurangi Penggunaan Plastik!

Muslimah Talk

Bolehkah Makan Sahur Setelah Imsak? Bolehkah Makan Sahur Setelah Imsak?

Bolehkah Makan Sahur Setelah Imsak?

Tanya Ustazah

Nazik Al-Malaika, Penyair Perempuan Berpengaruh dalam Perkembangan Sastra Arab Nazik Al-Malaika, Penyair Perempuan Berpengaruh dalam Perkembangan Sastra Arab

Nazik Al-Malaika, Penyair Perempuan Berpengaruh dalam Perkembangan Sastra Arab

Muslimah Talk

Sahkah Puasa Tanpa Sahur? Memahami Hukum dan Keutamaan Sahur Sahkah Puasa Tanpa Sahur? Memahami Hukum dan Keutamaan Sahur

Sahkah Puasa Tanpa Sahur? Memahami Hukum dan Keutamaan Sahur

Ibadah

Doa Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Dibaca Selama Bulan Ramadan Doa Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Dibaca Selama Bulan Ramadan

Doa Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Dibaca Selama Bulan Ramadan

Ibadah

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

Ibu Hamil; Harus Berpuasa Atau Tidak? Ibu Hamil; Harus Berpuasa Atau Tidak?

Ibu Hamil; Harus Berpuasa Atau Tidak?

Ibadah

Tips Khatam al-Quran di Bulan Ramadan bagi Perempuan Tips Khatam al-Quran di Bulan Ramadan bagi Perempuan

Tips Khatam al-Quran di Bulan Ramadan bagi Perempuan

Ibadah

Trending

Parenting Islami : Dongeng Bisa Jadi Sarana Penyelamat Masa Depan Anak Parenting Islami : Dongeng Bisa Jadi Sarana Penyelamat Masa Depan Anak

Parenting Islami : Hadis-hadis Keutamaan Mendidik Anak

Kajian

Hadis-hadis yang Menerangkan Tentang Akibat Penyimpangan Seksual

Kajian

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Pentingnya Musyawarah Bagi Suami Istri sebelum Mengambil Keputusan

Diari

Shalat isya sepertiga malam Shalat isya sepertiga malam

Wirid Setelah Shalat Tahajud: Lengkap Latin dan Artinya

Ibadah

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Patriarkis: Sebuah Upaya Pembiasan Tafsir

Kajian

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

Connect