Ikuti Kami

Muslimah Talk

Sufi Perempuan Indonesia dalam Teks-teks Kuno  

BincangMuslimah.Com – Oman Fathurahman, filolog yang sehari-hari aktif di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatulah menyatakan bahwa n​askah-naskah kuno tidak hanya perlu dijaga fisiknya.

Selain kondisi fisiknya, naskah kuno juga harus dijaga isi atau muatan di dalamnya. Dalam hal ini, tidak ada cara lain untuk menjaga konten dalam naskah kuno kecuali dengan mengkajinya.

Saat menjadi pengajar di kuliah Kajian Filsafat dan Feminisme (Kaffe) yang diselenggarakan Jurnal Perempuan, Oman membahas tema tentang sufi perempuan Indonesia dalam teks-teks kuno.

Hasil penelitian dari naskah silsilah Sattariyah yang terdapat dalam 976 manuskrip, ia menemukan nama sufi perempuan dalam silsilah tersebut. Tarekat Satariyah adalah salah satu tarekat tertua yang ada di nusantara.

Sebelum abad ke-12, para sufi tidak mengorganisasi diri di dalam tarekat, hanya tasawuf saja. Barulah pada abad ke-17 Tarekat Sattariyah masuk ke Indonesia melalui Syekh Abdurrauf Singkel.

Pencatutan nama perempuan sufi dalam tarekat menjadi penting. Hal tersebut membuktikan bahwa ada proses yang harus dilalui seseorang untuk masuk dalam daftar silsilah tarekat. Pertama, ada proses baiat dan yang kedua, ada proses otorisasi. Dalam penelitiannya, Oman menemukan tercantum lima nama perempuan sufi Indonesia.

MS 16767 koleksi the British Library mencatat Hamidah binti Sulaiman dalam silsilah tarekat Sattariyah murid Tengku Abdul Wahab Tanoh Abee, Aceh Besar, pulau Sumatra. Di Cirebon, naskah Jawa 211_BMB029 koleksi drh. Bambang Irianto menyebut Ratu Raja Fatimah sebagai murid Sattariyah Kyai Arjain, Penghulu di Kraton Cirebon. Naskah 211_KCR028 juga mencatat nama Nyimas Ayu Alimah sebagai sufi perempuan murid Kyai Bagus Kasyfiah, Wanantara Cirebon, tapi belum ada data penjelasan lebih lanjut.

Baca Juga:  Pemaksaan Aborsi dalam Pandangan Islam

Naskah Jav.83 koleksi the British Library juga mencatat Raden Ayu Kilen, istri Hamengkubuwana II sebagai sufi perempuan murid Sattariyah di Jawa. Oman sempat kesulitan untuk mengidentifikasi Raden Ayu Kilen sebab di Yogyakarta dan Surakarta, nama tersebut cukup banyak digunakan.

Naskah koleksi the British Library lainnya yakni Jav.69 bahkan menyebutkan bahwa Ratu Kadospaten/Kadipaten adalah murid sufi bagi empat mursyid sekaligus. Ratu Kadospaten adalah perempuan penting Jawa, istri Raja Muslim Jawa terbesar setelah Sultan Agung, Pangeran Mangkubumi/Hamengkubuwana I.

Ratu Kadospaten adalah sufi perempuan yang berjasa memengaruhi spiritualitas Pangeran Diponegoro, saat menjadi pengasuhnya sampai wafatnya pada 1803. Selain lima nama perempuan dalam penelitian Oman, berdasarkan penelitian Ricklefs, ada juga perempuan bernama Ratu Pakubuwana (d. 1732), seorang sufi perempuan saleh paling berpengaruh pada masa cucunya, Sultan Pakubuwana III.

Oman menjelaskan bahwa Ratu Pakubuwana juga mungkin satu-satunya sufi perempuan Indonesia yang diketahui menulis dan menyalin karya-karya sufistis Jawa, sama seperti sufi lainnya. Ketiga karyanya adalah Carita Iskandar, Serat Yusuf, dan Kitab Usulbiyah. Ketiganya lahir karena pengetahuan Ratu Pakubuwana yang luas tentang Sufisme Jawa.

Selain itu, dalam sejarah peradaban Islam Indonesia, ada banyak pemimpin perempuan. Sayangnya, konstruksi budaya dan sejarah telah menyembunyikan peran-peran perempuan. Kesultanan Aceh misalnya, pernah dipimpin oleh empat orang Sultanah dalam rentang waktu sekitar 60 tahun.

Kekuasaan Sultanah Safiatuddin pada pertengahan abad ke-17 adalah masa saat tradisi intelektual Islam mengalami kejayaan. Nama Sultanah Safiatuddin tidak hanya diabadikan di ukiran tugu dan prasasti, tapi juga dalam teks-teks yang ditulis pada abad ke-17. Ia diabadikan sebagai seorang pemimpin yang menjadi patron untuk ilmuwan bagi ulama-ulama istana pada saat itu.

Baca Juga:  Aishah al-Ba’uniyyah, Guru Sufi Asal Mesir yang Pandai Menulis

Aceh dikenal sebagai gudang manuskrip terbesar di Asia Tenggara sejak abad ke-16. Di Aceh, ada sekitar 2.000 manuskrip. Dalam sejarah Islam Nusantara juga ada penulis perempuan, tapi sayangnya sering tidak dimunculkan.

Misalnya di Banjarmasin. Ada satu teks tasawuf yang berdasarkan penelitian filologi dan historis bukan ditulis oleh Syekh Arsyad Al Banjari, tapi ditulis oleh seorang perempuan. Lantaran perempuan dipandang tidak mungkin menulis, maka penulis teks tersebut kemudian diganti.

Berbekal pengetahuan dan metode yang semakin canggih, bukan tidak mungkin jika kita menemukan lebih banyak lagi literatur tentang sufi perempuan di Indonesia. Hal ini mesti didukung dengan pengakuan eksistensi perempuan dan penghapusan diskriminasi yang selama ini terjadi selama berabad-abad lamanya terhadap perempuan.[]

Rekomendasi

tiga peneliti sufi perempuan tiga peneliti sufi perempuan

Kisah Tiga Peneliti tentang Sufi Perempuan  

Tradisi Tasawuf para Perempuan Sufi Abad Pertengahan  

ummu haram periwayat perempuan ummu haram periwayat perempuan

Mengenal Aisyah al-Ba’uniyah, Seorang Sufi Perempuan yang Produktif

beberapa perempuan disebut alquran beberapa perempuan disebut alquran

Perempuan dan Tuhannya  

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

konsep keluarga konsep keluarga

Tips Mendidik Anak dengan Bahagia

Keluarga

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Hukum Menggunakan Mahar Sebagai Modal Usaha

Keluarga

Apakah Meninggalkan Shalat Jumat 3 kali Dihukumi Kafir?

Ibadah

Apa yang Harus Dilakukan Apabila Merasa Keluar Angin Saat Shalat?

Kajian

Pandangan Michael Hart Terhadap Nabi Muhammad

buku

doa baru masuk islam doa baru masuk islam

Pemahaman Fase Menopause Bagi Perempuan Berusia 40an dan Cara Mengatasinya

Diari

Apakah Alasan Islam Memperbolehkan Perceraian?

Keluarga

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Rimpu, Tradisi dan Ekspresi Perempuan Islam di Bima

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Ibu Sempurna dalam Pandangan Masyarakat

Diari

Connect