Ikuti Kami

Muslimah Talk

Mengkhawatirkan, Pernikahan Anak Masih Jadi Bahan Candaan

Pernikahan Anak Bahan Candaan

BincangMuslimah.Com – Pernikahan pada usia dini atau anak masih saja terjadi di tanah air. Informasi ini pun tersebar di berbagai kanal media sosial. Di antaranya seperti pernikahan anak yang terjadi di Sulawesi Selatan beberapa waktu yang lalu. 

Pengantin masih berusia 15 tahun dan 16 tahun. Atau jika disetarakan masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Dikutip dari Detik.com, dari pihak pemerintahan kelurahan sebenarnya telah menolak pasangan yang masih anak-anak itu. 

Anak-anak ini bahkan sempat diberikan sosialisasi terkait pernikahan di bawah umur. Namun tampaknya pernikahan tersebut masih terus terselenggara. Karena beredar video dan foto keduanya memakai baju pengantin khas Bugis. 

Sayangnya, melihat kejadian ini, respons dari masyarakat tentang pernikahan anak malah menjadikannya sebagai bahan candaan. Beberapa unggahan terkait video tersebut dibarengi dengan keterangan gambar seperti ‘jomblo menangis melihat ini.’ 

Beberapa komentar dari pengguna media sosial pun ada yang cukup disayangkan. Misalnya seperti sedih keduluan terus, atau kok saya kalah, dan masih banyak lagi. Beberapa bahkan memaklumi pernikahan anak ini. Sebagian bahkan membandingkan nasib mereka yang belum menikah.

Tapi tidak sedikit pula warga internet yang merasa miris dengan kejadian ini. Mereka sangat menyayangkan kenapa hal ini bisa terjadi. Kenapa bisa dari pemerintah bisa meloloskan ini dan sebagainya. 

Namun orang-orang yang tidak setuju ini justru mendapatkan sangkalan dari warga internet lainnya. Menurut mereka, pernikahan anak tidak masalah dan lebih baik dari pada berpacaran. Pernikahan ini bisa menghindarkan diri dari perzinaan, begitu kata sebagian mereka. 

Padahal sudah banyak pemaparan jika pernikahan di bawah umur dapat memberikan dampak yang tidak baik pada anak. Selain beberapa hak-hak mereka tercerabut, belum siapnya fisik dan mental mereka dapat menjadi masalah. 

Baca Juga:  Kisah Penyintas Pernikahan Anak, Tanda Indonesia Darurat Pernikahan di Bawah Umur

Sungguh sangat disayangkan jika masyarakat masih merespons kasus pernikahan anak sebagai buah canda. Walau kita tidak bisa mengendalikan kalimat dan pikiran yang diungkapkan oleh orang lain, namun situasi ini membuat hati sedikit miris. 

Pasalnya, cara pandang masyarakat kita terkait pernikahan anak masih belum sama. Memberikan tanggapan pada kasus pernikahan anak dengan lelucon mengindikasikan masyarakat kita belum kritis dan peduli pada pemenuhan hak anak.

Tidak bosan-bosannya penulis mengatakan jika pernikahan di bawah umur tanpa persiapan fisik dan mental bakal membawa dampak tidak baik. Tidak hanya membawa kerugian pada diri sendiri. Namun juga keluarga dan negara. 

Misalnya, anak kecil yang menikah kerap kali putus sekolah. Mereka tidak mendapatkan pendidikan yang harusnya didapatkan. Padahal mendapat pendidikan yang layak merupakan hak dari anak-anak.

Belum lagi angka stunting anak dan permasalahan gizi. Pasangan yang belum matang secara mental tentu tidak paham bagaimana pola asuh untuk anak-anak secara baik. Begitu pula dengan kecukupan gizi anak-anak. 

Selain itu ada juga risiko angka kematian ibu. Perempuan yang belum cukup umur memiliki organ reproduksi yang belum matang. Sehingga resiko pendarahan atau gangguan lainnya saat melahirkan anak bisa saja terjadi. 

Di sisi lain membiarkan anak menikah memunculkan pekerja anak. Putus sekolah dan menikah membuat mereka membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan. 

Di sisi lain pendidikan yang tidak mapan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga kadang kala mendapat pekerjaan, namun upah yang didapat rendah. Hal ini memicu terjadinya kemiskinan. 

Tidak sedikit pula munculnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dalam pernikahan anak dan masih banyak lagi. Masalah pernikahan anak masih menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi Indonesia. 

Baca Juga:  Pernikahan Aisyah dengan Rasulullah; Bukti Islam Legalkan Child Marriage? 

Melansir dari kanal web Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, pada 2019 terdapat 22 provinsi yang memiliki tingkat pernikahan anak di atas rata-rata nasional yaitu sekitar 10.82 persen. 

Lantas bagaimana Islam memandang fenomena ini? Dalam Islam sendiri pernikahan bukanlah sesuatu yang main-main. Pernikahan memang menjadi salah satu cara menghindari manusia berbuat dosa oleh hasrat seksual. Namun ada syarat yang perlu dipenuhi.

“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan dalam ba’ah, kawinlah. Karenanya sesungguhnya perkawinan lebih mampu menjaga pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu melaksanakannya hendaklah berpuasa karena sesungguhnya puasa menjadi tameng (gejolak hasrat seksual.” (HR. Bukhari)

Kata ba’ah di dalam hadis di atas memiliki beberapa pendapat dari beberapa ulama. Namun menurut Imam As-Suyuthi dalam Syarah as-Suyuthi li as-Sunan an-Nasa’i, ada dua artian dalam kata ‘mampu’ tersebut. Mampu bisa diartikan dengan kesiapan organ reproduksi dari calon pengantin.

Kematangan dari organ reproduksi bisa mendukung dari aspek biologis (bersetubuh). Lalu mampu dalam artian selanjutnya adalah secara fisik luar dan mental. Mampu menanggung beban pernikahan. Di antaranya menafkahi, memberikan kasih sayang pada anak, dan sebagainya.

Oleh karena itu dapat disimpulkan jika pernikahan anak tidak pantas menjadi bahan candaan. Karena ada banyak masalah yang ditimbulkan dari pernikahan di bawah umur. Sudah saatnya masyarakat kita mengubah cara pandang dan mulai mendukung anak-anak Indonesia untuk mendapatkan hak-hak mereka. 

 

Rekomendasi

Pernikahan Dini, Lebih Banyak Manfaat atau Mudhorat? Pernikahan Dini, Lebih Banyak Manfaat atau Mudhorat?

Pernikahan Dini, Lebih Banyak Manfaat atau Mudhorat?

Islam menyunahkan Nikah muda Pernikahan di Bawah Umur Islam menyunahkan Nikah muda Pernikahan di Bawah Umur

Mengapa Agama Menjadi Legitimasi Pernikahan Anak?  

Benarkah Alasan Pernikahan Dini Untuk Menghindari Zina? Benarkah Alasan Pernikahan Dini Untuk Menghindari Zina?

Benarkah Alasan Pernikahan Dini Untuk Menghindari Zina?

Wawancara Dr. Nur Rofiah: Islam dan Pemanusiaan Penuh Perempuan ala Nur Rofiah Wawancara Dr. Nur Rofiah: Islam dan Pemanusiaan Penuh Perempuan ala Nur Rofiah

Wawancara Dr. Nur Rofiah: Bahaya Pernikahan Dini dari Kacamata Agama, Sosial, hingga Kesehatan.

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect