Ikuti Kami

Muslimah Talk

Mengintip Pro dan Kontra Layanan Aborsi pada Korban Pemerkosaan, Perlukah?

Surah an-Najm Ayat 45-46: Penentuan Jenis Kelamin pada Bayi

BincangMuslimah.Com – Baru-baru ini pemerintah mengizinkan korban pemerkosaan melakukan aborsi dengan mengikuti syarat sesuai perundang-undangan. Pemberian izin tersebut tercantum di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024, tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Aturan ini nyatanya menuai pro dan kontra. 

Pro Kontra Aborsi Korban Pemerkosaan

Mereka yang pro berpandangan jika regulasi ini sedikit banyaknya dapat membantu korban. Salah satunya membantu korban untuk tidak terlalu terpuruk dari trauma yang mendalam. Kita tidak dapat menutup sebelah mata, jika kehamilan yang tidak diinginkan akibat pemerkosaan dapat menimbulkan trauma yang berkepanjangan. 

Padahal, perempuan yang membesarkan anak dengan trauma dan kesehatan mental yang buruk tentu dapat berdampak tidak baik pada anak. Kehadiran regulasi ini juga menegaskan bahwa korban memiliki hak atas otonomi tubuh sekaligus kesehatan mental. Selama ini korban pemerkosaan, selain sulit mendapatkan keadilan, pelik pula mendapatkan hak atas otonomi tubuh mereka. 

Misalnya saja, masih ada tindakan menikahkan korban dan pelaku pemerkosaan dengan alibi ‘menyelamatkan masa depan’. Entah di mana logikanya, padahal pelaku merupakan penjahat yang seharusnya diadili oleh aparat. Tindakan semacam ini membuat hak korban seakan diberangus, jika menolak korban malah disebut mendatangkan aib hingga berakhir disalahkan. 

Di sisi lain, mereka yang kontra punya pandangan mengakar kenapa menolak aturan tersebut. Alasan prasangka moral dan kekhawatiran menjamurnya tindakan aborsi di tengah generasi muda jadi salah satu alasan penolakan. 

Ada pandangan jika Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 akan mendorong generasi muda berhubungan seksual sebelum pernikahan. Dan jika terjadi kehamilan, pasangan ini akan dengan gampang mengakses layanan aborsi tersebut. 

Sayangnya, mereka yang menolak regulasi ini tampaknya belum menemukan solusi yang cukup efektif. Jika mengintip komentar masyarakat di media sosial terkait hal ini, ada yang menyarankan perlunya edukasi seksual pada pelajar. Saran ini sesungguhnya bagus, tapi yakinkah bisa meredam kekerasan seksual yang terus terjadi di tengah masyarakat kita? Belum ada yang bisa menjawab secara pasti. 

Baca Juga:  Kasus Kim Seon Ho dan Aturan Aborsi di Indonesia

Belum lagi konsep edukasi seksual masih sangat kontroversi di tengah masyarakat kita. Keberadaannya masih diperdebatkan dan belum ada kurikulum resmi. Ini tentu menjadi soal dan pekerjaan rumah lainnya. Solusi lain yang dilontarkan masyarakat di media sosial, ‘korban jangan melakukan tindakan aborsi. Solusinya, menikah dengan pelaku lalu membesarkan anak bersama.’

Saran seperti ini, rasanya tidak pantas disebut sebagai solusi. Pemaksaan pernikahan pelaku malah membuat trauma korban menjadi berkali-lipat. Bayangkan, korban harus bertemu dengan penjahat yang merenggut masa depan dan meninggalkan luka fisik sekaligus batin setiap harinya. Belum lagi korban bakal berhubungan seksual di dalam pernikahan yang dipaksakan tersebut. Bukankah situasi ini malah jadi kekerasan seksual berulang?

Tidak Bisa Sembarang Akses, Aborsi untuk Korban Pemerkosaan Punya Syarat Ketat yang Wajib Dipenuhi

Untuk kelompok kontra yang berprasangka layanan aborsi untuk korban pemerkosaan gampang diakses, sepertinya perlu membaca secara rinci Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024. Di dalam aturan tersebut, terdapat berbagai syarat kuat dan wajib dipenuhi. 

Mari mulai dari Pasal 116 dalam PP Kesehatan. Pasal ini menyatakan dengan jelas setiap orang dilarang melakukan aborsi, kecuali atas indikasi kedaruratan medis atau, terhadap korban tindak pidana perkosaan, atau kekerasan seksual lainnya yang menyebabkan kehamilan sesuai dengan ketentuan dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 

Pasal 116 di atas harus diperkuat dan dibuktikan dengan beberapa ketentuan yang terdapat di dalam Pasal 118 PP Kesehatan, di antaranya:

Pertama, surat keterangan dokter atas usia kehamilan. Sesuai dengan kejadian tindak pidana atau tindak pidana kekerasan seksual lain yang menyebabkan kehamilan; dan keterangan penyidik mengenai adanya dugaan perkosaan dan/atau kekerasan seksual lain yang menyebabkan kehamilan.

Kedua, harus ada keterangan penyidik mengenai adanya dugaan perkosaan atau kekerasan seksual lain yang menyebabkan kehamilan. 

Baca Juga:  Dolly Salim: Perempuan yang Tercatat dalam Sejarah Sumpah Pemuda

Selain itu mengacu pada Pasal 120 PP No. 28/2024, aborsi dilakukan oleh dokter yang kompeten dan memiliki wewenang. Tindakan aborsi ini pun tidak bisa dilakukan di sembarang tempat. Tindakan hanya diperbolehkan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut (PKTL) yang telah memenuhi Sumber Daya Kesehatan sesuai yang ditetapkan oleh menteri. 

Layanan aborsi untuk korban pemerkosaan ini juga hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis, dibantu oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kompetisi dan wewenang. Pasien juga nantinya akan mendapatkan pendampingan dan konseling. Sedangkan korban yang ingin membatalkan tindakan aborsi juga tetap mendapatkan layanan pendampingan dan konseling yang diberikan selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. 

Dari berbagai syarat di atas, disimpulkan bahwa aborsi untuk korban pemerkosaan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa bukti yang harus dipenuhi. Selain itu, tenaga medis dan fasilitas layanan kesehatan yang melakukan tindakan ini haruslah yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

Pemerintah sendiri juga telah membuat aturan terkait sanksi bagi siapapun yang melakukan aborsi ilegal. Mereka yang terkait bisa menerima hukuman penjara hingga denda. Seperti regulasi Pasal 427 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan. Di dalam UU ini disebutkan bahwa perempuan yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan kriteria dapat dikenai pidana penjara maksimal 4 tahun.

Rekomendasi

Sunat Perempuan Dihapus Pemerintah Sunat Perempuan Dihapus Pemerintah

Tok! Pemerintah Resmi Hapus Praktik Sunat Perempuan

praktik aborsi darurat medis praktik aborsi darurat medis

Hukum Praktik Aborsi Karena Alasan Darurat Medis

layanan aborsi korban pemerkosaan Pemaksaan Aborsi dalam Islam layanan aborsi korban pemerkosaan Pemaksaan Aborsi dalam Islam

Pemaksaan Aborsi dalam Pandangan Islam

suami doa keselamatan janin suami doa keselamatan janin

Kasus Kim Seon Ho dan Aturan Aborsi di Indonesia

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

syarat bayi anak susuan syarat bayi anak susuan

Balasan Bagi Ibu yang Enggan Menyusui Anaknya

Kajian

Female Breadwinner : Fenomena Perempuan Menjadi Pencari Nafkah Utama Female Breadwinner : Fenomena Perempuan Menjadi Pencari Nafkah Utama

Female Breadwinner : Fenomena Perempuan Menjadi Pencari Nafkah Utama

Muslimah Talk

Izin Poligami ASN Jakarta: Ketika Negara Memperkuat Diskriminasi terhadap Perempuan Izin Poligami ASN Jakarta: Ketika Negara Memperkuat Diskriminasi terhadap Perempuan

Izin Poligami ASN Jakarta: Ketika Negara Memperkuat Diskriminasi terhadap Perempuan

Diari

Syariat Di balik Rasulullah Pernah dibuat "Lupa" Syariat Di balik Rasulullah Pernah dibuat "Lupa"

Syariat Di balik Rasulullah Pernah dibuat “Lupa”

Kajian

Perempuan Memakai Anting-anting, Sunnah Siapakah Awalnya?

Muslimah Daily

Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah

Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah

Diari

Ayat tentang keluarga sakinah Anak Bisa Menjadi Fitnah bagi Orangtua Ayat tentang keluarga sakinah Anak Bisa Menjadi Fitnah bagi Orangtua

Konsep Sakinah Mawaddah Wa Rohmah menurut Dr. Nur Rofiah

Kajian

Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab

Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab

Kajian

Trending

Perempuan Memakai Anting-anting, Sunnah Siapakah Awalnya?

Muslimah Daily

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Mengenal Hamnah Binti Jahsy, Perawat Perempuan di Masa Rasul

Muslimah Talk

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Sufi Perempuan Indonesia dalam Teks-teks Kuno  

Muslimah Talk

Connect