Ikuti Kami

Muslimah Talk

Mahatma Gandhi dan Perjuangan Hak-hak Perempuan di India

Mahatma Gandhi
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Mohandas Karamchand Gandhi atau masyhur dikenal dengan nama Mahatma Gandhi, lahir pada tanggal 2 Oktober 1869 di provinsi Porbandar, India Barat Laut. Ia lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang kalangan elite. Ayahnya merupakan seorang menteri utama negara bagian, sedangkan ibunya ialah sosok perempuan yang sangat taat beragama. 

Ibu Gandhi menanamkan etika dan norma-norma agama Hindu yang kuat seperti pada aspek vegetarianisme, toleransi agama, serta kesederhanaan gaya hidup dan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan.

Berakar dari kesadaran bahwa para perempuan mempunyai kemampuan untuk ikut membangun negara dan bangsa, Gandhi pernah menyerukan yakni upaya pertama yang harus ditempuh perempuan ialah memaksimalkan untuk membangkitkan kesadaran pemikiran perempuan. Dengan menyadari kondisi perempuan saat itu, harkat dan martabat perempuan India dapat dinaikkan.

Gerakan Satyagraha

Gerakan satyagraha merupakan salah gerakan perlawanan rakyat sipil yang digagas oleh Gandhi. Gerakan ini juga mendukung keterlibatan aktif kaum perempuan India pada setiap proses perubahan sosial yang terjadi pada masanya. Dengan semangat cinta dan penyucian diri dipraktikan golongan perempuan menjadi bagian penting seorang Satyagrahi (penyebutan para pengikut ajaran Satyagraha).

Mengutip Tirto.id, Satyagraha dalam bahasa Sanskrit berarti “memegang teguh kebenaran”. John Dear dalam buku Intisari Ajaran Mahatma Gandhi: Spiritual, Sosio-Politik, dan Cinta Universal (2007, hlm. 8) menjelaskan bahwa Satyagraha adalah gerakan moral dan sosial tanpa kekerasan fisik sama sekali. Memiliki konsep yang berlandas pada filosofi ahimsa yang bermakna anti kekerasan dalam tradisi pemikiran India.

AlloFresh x Bincang Muslimah

Relasi antara gagasan satyagraha, Gandhi dengan semangat perubahan golongan perempuan India yakni dengan tidak merespon berbagai bentuk kejahatan di tengah-tengah masyarakat. Beragam bentuk diskriminasi harus diterima kaum perempuan India. Seperti problematika pernikahan dini dan dan larangan menikah lagi bagi perempuan yang berstatus janda.

Dengan adanya bermacam-macam persoalan yang diterima perempuan tersebut, Gandhi kemudian menegaskan bahwa kaum perempuan sebagaimana yang dilukiskan dalam bahasa Inggris, “istri umat manusia”. Gandhi menilai bahwa setiap perempuan modern mempunyai makna yang spesial. Tetapi tidak semua perempuan yang berpendidikan dalam bahasa inggris secara otomatis dapat dimasukkan golongan perempuan modern. Ia menambahkan, Gandhi meyakini banyak di antara golongan perempuan yang sama sekali tidak tersentuh oleh semangat perempuan modern.

Penegasan yang disampaikan Gandhi sebelumnya menjadi satu pandangan sosiologis. Kaum perempuan India dalam praktik kehidupannya tidak perlu gaya hidup perempuan modern. Dengan meniru gaya hidup perempuan modern, justru akan mempersulit kehidupan perempuan India. Kaum perempuan harus belajar perihal bagaimana seni melindungi dirinya sendiri dari perilaku kurang ajar kaum laki-laki. dalam buku “Kaum Perempuan dan Ketidakadilan Sosial”, oleh Mahatma Gandhi.

Gerakan Ahimsa Dan Partisipasi Politik Perempuan India

Ahimsa atau pantang kekerasan menjadi sebuah strategi untuk melakukan perubahan sosial yang sudah berkali-kali terbukti efektif serta dianggap berbahaya oleh lawan. Gandhi berusaha menghapuskan praktik kekerasan di muka bumi. Oleh karena itu, ahimsa hadir sebagai alternatif menyingkirkan kekerasan.

Kamaruddin Salim dalam “Mahatma Gandhi dan Gerakan Perempuan Di India”, Ahimsa ialah roh pergerakan kaum perempuan bila dilihat kala panitia kerja konferensi seluruh perempuan India melakukan pertemuan di Abbottabad. Pertemuan perdana ini tidak memandang perbedaan kasta maupun agama. Kaum perempuan muslim, Sikh, dan Hindu turut membaur satu sama lain secara bebas. Panitia merumuskan beberapa resolusi, antara lain:

  1. Menyerukan seluruh perempuan di dunia bahwa peperangan merupakan jalan yang salah, tidak dapat menyelesaikan perselisihan maupun penderitaan. Serta tidak pula dapat membebaskan untuk menuju perdamaian dunia.
  2. Pantang adanya kekerasan menjadi jalan yang efektif untuk menjamin perdamaian dunia. Mendorong semangat tradisi kaum perempuan secara kolektif  membebaskan penderitaan dan menjaga kehormatan kaum perempuan di seluruh dunia. Serta mengemban amananh cita-cita perdamaian dunia.
  3. Pengakuan utama status kemerdekaan India. Sebagaimana pencapaian tujuan dan kemerdekaan segala bangsa dan demokrasi dunia.

Tiga resolusi politik di atas lahir dari pertemuan perempuan ialah buah dari fokus perjuangan Gandhi untuk menciptakan tatanan masyarakatnya yang menjunjung nilai-nilai keadilan. Sebagai pejuang anti kekerasan, Gandhi berpegang teguh serta mengajarkan ajaran cinta kasih atau yang sering dikenal dengan ahimsa dan ajaran satyagraha.

Kalian bisa kolaborasi buat bantu BincangMuslimah.com terus menyajikan artikel-artikel yang bermanfaat dengan berbelanja minimal 150.000 di Allofresh. Dapatkan rangkaian cashback dengan download aplikasinya disini dan masukan kode AFBS12 saat berbelanja

Rekomendasi

Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan

Kebijakan Rasulullah yang Ramah Perempuan

Ditulis oleh

Mahasiswi Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah dan Pegiat Sastra Arab dan Gender Islam.

1 Komentar

1 Comment

    Komentari

    Terbaru

    gerakan shalat muslimah pembagian waktu shalat maghrib gerakan shalat muslimah pembagian waktu shalat maghrib

    Gerakan Shalat yang Benar Bagi Muslimah

    Ibadah

    Shalawat Musawah Shalawat Musawah

    Shalawat Musawah, Ajarkan Kesetaraan dan Keadilan

    Khazanah

    Femisida di Meksiko Femisida di Meksiko

    Machismo, Femisida di Meksiko yang Mengatasnamakan Budaya

    Muslimah Talk

    Faktor-Faktor Psikologis Baby Blues Faktor-Faktor Psikologis Baby Blues

    Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Baby Blues

    Muslimah Daily

    Postpartum Depression Postpartum Depression

    Ibu Alami Postpartum Depression, Ini yang Bisa Dilakukan Suami

    Keluarga

    Perempuan Pembawa Sial Perempuan Pembawa Sial

    Kajian Hadis: Benarkah Perempuan Pembawa Sial?

    Kajian

    Perempuan Kekerasan Seksual Perempuan Kekerasan Seksual

    Kisah Perempuan Adukan Kekerasan Seksual ke Nabi dan Khalifah

    Muslimah Talk

    Serial Merajut Dendan Serial Merajut Dendan

    Serial Merajut Dendam: Pentingnya Mengenalkan Kesetaraan Sejak Kecil

    Muslimah Talk

    Trending

    Najis Ainiyah Hukmiyah Najis Ainiyah Hukmiyah

    Najis Ainiyah dan Hukmiyah; Perbedaan Serta Cara Mensucikannya

    Ibadah

    Mengkafani jenazah perempuan Mengkafani jenazah perempuan

    Tata Cara Mengkafani Jenazah Perempuan

    Ibadah

    Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

    Hukum Masturbasi dalam Islam dan Cara Mengatasinya

    Kajian

    Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

    Belajar Cinta Sejati dari Sayyidah Khadijah

    Muslimah Talk

    Ajaran Alquran tentang Toleransi Ajaran Alquran tentang Toleransi

    Ajaran Alquran tentang Toleransi dalam Surat Yunus

    Kajian

    gerakan shalat muslimah pembagian waktu shalat maghrib gerakan shalat muslimah pembagian waktu shalat maghrib

    Gerakan Shalat yang Benar Bagi Muslimah

    Ibadah

    Darah Kuning Darah Kuning

    Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

    Kajian

    Sujud Berbahaya Ibu Hamil Sujud Berbahaya Ibu Hamil

    Benarkah Sujud Lama Berbahaya bagi Ibu Hamil?

    Ibadah

    Connect