Ikuti Kami

Muslimah Talk

Inner Child yang Terluka Berdampak Besar bagi Perempuan Dewasa

inner child yang terluka
freepik.com

BincangMuslimah.Com – Belakangan ini, istilah yang berkaitan dengan kesehatan mental dan psikis ramai diperbincangkan. Di antaranya seperti childfree, diartikan sebagai suatu kondisi di mana pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak. Banyak faktor yang menyebabkan pasangan memilih untuk mengambil konsep childfree. Namun, banyak pakar psikologi yang menyebut jika hal ini dipengaruhi oleh mental atau psikis seseorang.

Jauh sebelum ungkapan childfree ramai di khalayak, ada istilah inner child. Meski berbeda arti, antara inner child dengan childfree dipercaya punya keterkaitan. Inner child sendiri memiliki arti adanya kesadaran sosok anak kecil yang berada di alam bawah sadar pada setiap orang. Sosok inilah yang membentuk seseorang saat dewasa.

Tidak jarang, inner child memberikan dorongan atas keputusan dan pilihan yang diambil. Namun sedikit yang menyadari jika inner child dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman masa kecil. Jika anak berada dalam lingkungan yang baik, kasih sayang cukup dan hidup dengan dukungan keluarga, maka saat dewasa kesehatan mentalnya pun terjaga.

Sebaliknya, saat melalui masa kanak-kanak dengan ketakutan, rasa cemas dan trauma, maka anak berisiko melalui masa dewasa dengan rasa tidak aman. Ada traumatik yang terus dibawa hingga dewasa. Dan jika tidak segera diatasi, dapat menganggu kesehatan mental seseorang. Hal ini tentu memengaruhi psikis dan kualitas hidup.

Setiap orang bisa saja mempunyai inner child yang ‘terluka’ oleh masa lalu yang tidak mengenakkan. Namun, perempuan lebih rentan mendapatkan efek yang tidak menyenangkan dari inner child yang terluka ini. Dilansir dari Parapuan seorang psikolog anak, Anastasi Satriyo menyebut jika perempuan rentan mengalami dampak yang serius dari inner child yang bermasalah.

Baca Juga:  Menurunnya Semangat Women Supporting Women

Salah satu yang ditimbulkan dari inner child adalah perempuan merasa dirinya tidak berharga (low of self worth). Hal ini cenderung membuat perempuan terjebak dalam hubungan yang tidak baik alias toxic. Tidak hanya hubungan dengan seseorang tapi juga relasi lingkungan.

Selain itu, saat munculnya perasaan tidak berheraga, perempuan kerap melibatkan diri dalam situasi yang berbahaya. Bahkan pada kasus yang sangat mengkhawatirkan perempuan yang mempunyai inner child ‘terluka’ berani menyakiti dirinya sendiri.

Selain itu perempuan yang memiliki masalah dengan inner child sukar mendapatkan kebahagiaan. Hal ini dikarenakan dirinya baru merasa berharga jika mendapatkan pengakuan dari orang lain. Tidak jarang, mereka ini sulit untuk mengendalikan emosi secara stabil. Karena semasa kecil, dirinya tidak mendapatkan rasa aman, didengarkan dan empati.

Awalnya perempuan yang mempunyai tanda di atas pasti bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di dalam diri mereka. Rasanya menyusahkan saat kondisi emosi yang tidak stabil. Lalu berujung pada kesehatan mental yang terganggu hingga acap kali alami stres hingga depresi. Aktifitas hidup terganggu, hubungan sosial yang mengalami perburukan serta kualitas hidup pun menurun.

Bahkan, kalau tidak diperbaiki, kemungkinan akan melakukan prilaku serupa yang didapatkan saat masih kecil. Lantas apa yang harus dilakukan perempuan yang memiliki inner child?

Kenali Diri dan Terus Ajak Berbicara Hal-Hal Baik

Kita terikat dengan inner child. Tidak ada yang bisa memisahkan sosok anak kecil yang berada di bawah alam sadar dengan diri kita saat ini. Namun saat emosi terganggu akibat inner child yang terluka, apa yang harus dilakukan?  Anastia pun mengatakan jika mengenal diri sendiri beserta luka dari masa lalu dapat membangun rasa cinta pada diri sendiri.

Baca Juga:  Ummu Hisyam binti Haritsah, Pemelihara Surat Qaf dari Lisan Rasulullah

Pernah berbicara sendiri? Nyatanya hal ini bukanlah sesuatu yang aneh. Bahkan bisa membantu diri untuk lebih tenang. Sering mengobrol sendiri mendorong kita untuk memahami perasaan dan emosional yang sering tidak dikenali. Terutama saat membicarakan sesuatu yang baik.

Selain itu jika inner child berhubungan dengan masalah parenting orangtua di masa lalu, maka cobalah untuk memahami. Kultur kita masih memegang teguh pada prinsip ‘orangtua tidak pernah salah dalam pola pengasuhan anak’. Dahulu mungkin isu kesehatan mental dan parenting jarang diperbincangkan. Sehingga orangtua belum begitu paham bagaimana memahami diri sebagai insan.

Jangan berputus asa untuk menerima apa yang sudah terjadi. Pada dasarnya masa lalu memang sesuatu yang penting dalam membangun karakter saat ini. Tetap semangat dan tidak perlu khawatir. Hal ini pula lah yang dikatakan Allah dalam QS Al-Imran ayat 139.

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Jangan lupakan juga kalau orangtua telah memberikan versi terbaik dari diri mereka kepada anak-anaknya. Banyak kekurangan yang dimiliki, namun orangtua telah berupaya keras memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Upaya untuk menerima akan semual hal yang telah terjadi dapat memulihkan inner child yang terluka.

Berikan nama pada setiap perasaan atau emosi yang muncul. Sehingga kita dapat mengenali diri sendiri. Namun perlu diingat jika pemulihan inner child yang terluka butuh proses dan waktu. Maka, tidak perlu terburu-buru, bersabar dan nikmati prosesnya. Allah pun berbicara dalam Q.S Ar-Ra’ad: 24

سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

Baca Juga:  Tafsir Hadis: Benarkah Perempuan Kurang dalam Hal Akal dan Spiritual?

Artinya: “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.”

Ayat ini mengungkapkan luka yang dialami di dalam hati tidak akan berlangsung lama. Ingatlah Allah dalam setiap usaha yang lakukan. Dengan mengingat Allah, maka hati menjadi tenang dan kuat. Penderitaan tidak akan berlangsung selamanya. Selalu ada cahaya pengharapan di dalam luka tersebut.

Rekomendasi

perempuan pada masa jahiliyah perempuan pada masa jahiliyah

Benarkah Perempuan Kurang Akal?

Imam Nahe'i : Pentingnya Menghadirkan Pengalaman Perempuan dalam Penafsiran Al-Qur'an Imam Nahe'i : Pentingnya Menghadirkan Pengalaman Perempuan dalam Penafsiran Al-Qur'an

Imam Nahe’i : Pentingnya Menghadirkan Pengalaman Perempuan dalam Penafsiran Al-Qur’an

perempuan rentan terpapar ekstrimisme perempuan rentan terpapar ekstrimisme

Taliban: Tak ada Tempat Bagi Perempuan di Afghanistan

juna hate speech perempuan juna hate speech perempuan

Chef Juna: Perempuan Memiliki Hak atas Tubuhnya dan Hate Speech yang Menimpa Perempuan

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Memaknai Maulid Nabi Muhammad Sebagai Perayaan Memuliakan Perempuan Memaknai Maulid Nabi Muhammad Sebagai Perayaan Memuliakan Perempuan

Memaknai Maulid Nabi Muhammad Sebagai Perayaan Memuliakan Perempuan

Kajian

Mengenali Dampak Kekerasan dan Upaya Membersamai Korban Mengenali Dampak Kekerasan dan Upaya Membersamai Korban

Mengenali Dampak Kekerasan dan Upaya Membersamai Korban

Muslimah Talk

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama? Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

Kajian

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

Berita

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Berita

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Berita

Trending

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Muslimah Talk

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

Connect