Ikuti Kami

Muslimah Daily

Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan

Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan
Freepik.com

BincangMuslimah.Com – Setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang-orang sekitarnya. Namun apa jadinya jika ada beberapa orang yang merasakan bahwa tanggung jawab hanya berpusat pada mereka. Dalam kehidupan, seringkali kita mendapat tanggung jawab yang berat. Seperti menjadi tempat bersandar bagi banyak orang di sekelilingnya.

Sebagai contoh, entah itu sebagai kepala keluarga, anak sulung dalam keluarga, atau pemimpin dalam sebuah kelompok. Menjadi teman yang selalu menjadi penguat saat orang lain rapuh. Seorang anak yang menjadi tulang punggung keluarga atau mungkin kita sering menyebutnya sebagai generasi sandwich. Di tengah banyaknya orang yang bersandar pada bantuanya, adakalanya seseorang lupa bahwa ia juga manusia biasa yang bisa lelah, sedih dan membutuhkan sandaran.

 

Banyak Tuntutan dan Banyak yang Bergantung

Di tekan dari segala sisi, seringkali hilang arti, aku hidup untuk siapa….”

Pada tahun 2024 kita seringkali mendengar lagu yang dilantunkan oleh Igdikaf yang berjudul Berakhir di Aku. Lirik lagu ini cukup membuat generasi Sandwich atau siapapun itu yang selalu menjadi tempat sandaran dan tempat bergantung banyak orang merasa terenyuh dan membuat sedikit teremenung. Seperti menjabarkan apa yang sebenarnya dirasakan. Kita seringkali banyak dimintai pertolongan, banyak tuntutan dan menjadi tempat bergantung oleh orang-orang sekitarnya.

Memang hal tersebut bisa dikatakan sebuah praktik kebaikan. Tapi juga kadang tidak baik untuk kondisi kita jika melakukannya secara terus menerus dan tanpa memikirkan kondisi psikologis kita. Apakah kita sanggup? Apakah kita sedang baik-baik saja? Jika tidak, maka kita akan menjadi korban dari sikap kita sendiri. Sebab seringkali kita sangat sulit untuk berkata ”tidak” pada orang yang membutuhkan bantuan, terlebih kepada orang-orang terdekat kita. Dimana kita selalu merasa bertanggung jawab atas mereka.

Baca Juga:  Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Nyatanya generasi sandwich bukan hanya menjadi bagian tengah dalam penyelesaian tapi juga menjadi penengan. Hal tersebut menjadikan kita selalu memikirkan orang lain, sehingga hak pribadi selalu terabaikan namun mengutamakan hak orang lain. Pada akhirnya, kita selalu dipaksa untuk selalu mengerti orang lain, sehingga selalu merasa bahwa tidak ada yang peduli terhadap kita dan kita selalu merasa harus kuat sendirian.

 

Antara People Pleaser dan tidak Berani Bermimpi

Ku sudah tidak nyaman lagi, Bermimpi pun tahu diri, Apa sebaiknya pergi?….”

Mungkin kita sering mendengar kata people pleaser, yakni seseorang yang memiliki dorongan kuat untuk menyenangkan orang lain. Seringkali dengan mengorbankan kebutuhan dan keinginan diri sendiri. Hal tersebut sejalan dengan beberapa kalimat yang muncul dari media sosial dengan menuliskan “Bahkan, untuk menyenangkan diri sendiri saja, aku harus berpikir puluhan kali. Rasanya hidup hanya berputar-putar pada tanggung jawab, kewajiban dan memaklumi yang ga pernah ada habisnya”.

Di sini kita bisa sedikit melihat bahwa seseorang yang people pleaser atau selalu tidak enakan pernah merasakan tidak berani bermimpi karena beberapa kondoisi. Perilaku ini didorong oleh keinginan untuk menghindari konflik, serta ketakutan akan diabaikan jika menolak permintaan mereka, terlebih kita sering merasa tidak nyaman ketika orang lain kecewa.

Sebab, manusia adalah makhluk sosial yang saling berkaitan dan tidak dapat dipungkiri akan saling bergantung satu sama lain, baik dalam hal besar maupun hal kecil sekalipun. Menyambung dari hal tersebut, dalam bukunya Etika dan Asketika Ilmu, Achmad Charris Zubair (2015:21) menyatakan bahwa manusia menghadapi tiga persoalan yang bersifat universal. Persoalan itu menyangkut tata hubungan antara dirinya sebagai makhluk otonom dan realitas lain yang menunjukan bahwa manusia juga merupakan makhluk yang bersifat dependen (bergantung atau tidak berdiri sendiri).

Baca Juga:  Etika Seksual Suami Istri dalam Islam

 

Berusaha Mengontrol Diri Dengan Tetap Menjalin Hubungan Baik

Persoalan lain menyangkut kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk dengan kebutuhan jasmani yang nyaris tak berbeda dengan makhluk lain, seperti makan-minum, dan menghindari diri dari rasa sakit. Namun manusia juga memiliki sebuah kesadaran tentang kebutuhan yang mengatasinya, mentransendensikan kebutuhan jamaniah, yakni rasa aman, kasih sayang, dan perhatian, yang semuanya mengisyaratkan adanya kebutuhan ruhaniah.

Setiap manusia memiliki kebutuhan ruhaniah, sekuat dan sehebat apapun kita selalu membutuhkan rasa aman, kasih sayang, perhatian serta pengertian juga dari orang terdekat. Bahwa kita juga manusia biasa, kita tidak bisa selalu ada dan tidak selamanya kita bisa menjadi tempat bersandar. Namun, kita kembali mendapat pengingat bahwa selain menghadapi persoalan menyangkut kepentingan diri. Seperti rahasia pribadi, kepemilikan pribadi, kepentingan pribadi, dan kebutuhan akan kesendirian. Manusia tidak dapat hidup secara “soliter atau menyendiri” melaikan harus “solider atau setia kawan”, kita tidak mungkin menjalani hidup dengan sendiri tanpa kehadiran orang lain.

Pada akhirnya, kita harus selalu berusaha mengontrol diri kita agar tidak selamanya menjadi people pleaser sebagai pemenuhan hak pribadi, namun juga harus tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang sekitar karena hidup tidak sendirian dan akan membutuhkan orang lain.

 

Jika Semua Bersandar Padaku, maka Aku Bersandar Pada Tuhan

Jika semua bersandar padaku, lalu aku bersandar kemana?….”

Bahkan dalam keadaan terpuruk pun, terkadang orang-orang selalu menganggap kita kuat dan baik-baik saja. Terlepas dari banyaknya rasa lelah dan mengeluh, terlebih kita selalu merasa tidak enakan kepada orang lain. Selalu husnudzon, bahwa Allah menciptakan kita terlihat kuat di mata orang lain. Sehingga orang lain mengira bahwa kita tidak pernah lelah. Kita juga harus selalu memiliki prasangka baik terhadap segala hal yang terjadi. Artinya di tengah tanggung jawab besar dan kepercayaan dari orang lain.

Baca Juga:  Menunaikan Hak Tetangga Sebagian dari Iman, Bagaimana Jika Tetangga Non Muslim?

Selain itu, kita harus menjaga kepercayaan terhadap diri kita bahwa kita mampu melewatinya bukan hanya karena orang lain percaya. Melainkan karena kita memang mampu melewati itu selama kita bersandar  dan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan, hikmah, dan ketenangan.

 

Pertolongan Tuhan Lebih Besar daripada Kemampuan Manusia

Sebagai manusia, kita pasti sangat menyadari bahwa kekuatan manusia itu terbatas. Sebesar apapun peran kita, ada kekuatan yang lebih tinggi sebagai sandaran sejati. Dengan bersandar pada Tuhan, kita tidak mudah goyah meski menghadapi banyak tekakan. Karena kita percaya ada kehendak dan pertolongan yang lebih besar dari kemampuan manusia.

Hidup ini tidak terlepas dari hak dan kewajiban. Baik menjadi pemimpin, tulang punggung atau menjadi tumpuan banyak orang kita harus selalu siap dan bangun pertahanan. Sebab, tidak semuanya akan selalu menjadi kewajiban kita, ada beberapa bagian yang ternyata memang seharusnya menjadi hak kita. Terlepas dari itu, kita sebagai manusia juga pasti berusaha untuk bisa bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena menjadi orang yang selalu menjadi tempat bersandar juga merupakan sebuah amanah. Meski terkadang kita merasa itu sebagai beban karena kadang merasa tidak akan mampu.

Tapi amanah hanya bisa terlaksana dengan ikhlas jika kita menggantungkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, bersandar pada Tuhan akan memberi rasa damai, karena kita tahu hasil akhir bukan sepenuhnya di tangan kita, meskipun kadang terasa sakit tapi rencana Tuhan lebih indah dari sebaik-baiknya prasangka kita. Jika kita tidak memiliki sandaran untuk kita mintai bantuan, makan kita bersandar pada Tuhan.

Rekomendasi

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh

AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya? Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan

Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan

Ditulis oleh

seorang perempuan yang mengajar di salah satu sekolah swasta di Kabupaten Garut, saya juga aktif memperjuangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan melalui peran sebagai Sekretaris Cabang Koalisi Perempuan Indonesia (Cabang Garut). Diluar kegiatan mengajar dan organisasi, saya juga gemar menulis dan menuangkan gagasan-gagasan tentang perempuan, masyarakat, dan kehidupan sehari-hari.

5 Komentar

5 Comments

Komentari

Terbaru

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

Muslimah Talk

AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh

AICIS+ 2025: Eka Srimulyani Paparkan Gerakan Eko-Feminisme Islam di Aceh

Berita

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya? Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Keluarga

Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan

Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan

Keluarga

Empat Waktu Dilarang Berhubungan Badan Menurut Al-Quran Empat Waktu Dilarang Berhubungan Badan Menurut Al-Quran

Empat Waktu Dilarang Berhubungan Badan Menurut Al-Quran

Keluarga

Pengaruh Sumpah Pemuda dalam Kebangkitan Perempuan

Muslimah Daily

Santri Berdaya: Tak Hanya Ngaji, ini Kiprah Santri di Dunia Profesi! Santri Berdaya: Tak Hanya Ngaji, ini Kiprah Santri di Dunia Profesi!

Santri Berdaya: Tak Hanya Ngaji, ini Kiprah Santri di Dunia Profesi!

Khazanah

Peran Perempuan di Balik Sumpah Pemuda sampai Lahirnya Kongres Perempuan

Kajian

Trending

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Peran Perempuan di Balik Sumpah Pemuda sampai Lahirnya Kongres Perempuan

Kajian

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Suami Istri Bercerai Anak Suami Istri Bercerai Anak

Suami Istri Bercerai, Anak Harus Memilih Siapa?

Keluarga

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Pengaruh Sumpah Pemuda dalam Kebangkitan Perempuan

Muslimah Daily

Connect